11

2.4K 198 9
                                    

🥑

Seorang pria sedang berjalan dengan pandangan menunduk di antara lorong yang sedikit ramai.

Beberapa orang yang melihatnya disana menyapanya dengan antusias karena pria tersebut sudah jarang mengunjungi tempat yang kini sedang di jelajahinya.

Sea melambaikan tangannya pelan saat namanya dipanggil oleh rekan kerja Jimmy. Namun matanya tak lepas dari buku yang ada di tangannya saat ini.

"Pemandangan macam apa ini?" Suara familiar dari seorang lelaki membuat Sea mengangkat kepalanya segera.

Off sedang menghadang jalan Sea yang dapat diduga akan masuk tanpa permisi ke dalam ruangannya.

"Dua minggu tak terlihat, ternyata kau sakit parah begini?" Off merampas buku yang dibawa Sea sedari tadi. Tentu saja yang di ledek mendengus sebal sembari berusaha mengambil kembali lekturnya.

"Kembalikan phi. Ada hidupku yang dipertaruhkan disana." Kata Sea yang masih berusaha meraih benda yang kini sedang di angkat Off di udara.

"Apakah ini sifat aslimu? Kutu buku?"

"Ck. Tidak. Aku sedang taruhan dengan Hia Jim."

"hah? Bagaimana?" Merasa kasihan dengan Sea yang berulang kali melompat untuk menggapai lekturnya, Off segera mengembalikan benda itu kepada pria dihadapannya.

"Iya. Aku harus masuk 10 besar agar bisa terus main kemari."

Walau masih tak paham dengan apa yang dikatakan Sea, dengan segera Off merangkul pundak pria itu dan menggiringnya menuju kantin, "baiklah, ayo Phi traktir agar kau lebih semangat belajar."

Off tak membual dengan ucapannya. Ia sungguh-sungguh memenuhi meja mereka dengan asupan gizi lengkap untuk Sea.

Mulai dari snack, dessert, sandwich, hingga makanan berat.

"Phi Off kira aku ini babi atau apa?" Sea memandang Off dengan heran ketika lelaki itu masih membawa satu kantung plastik penuh yang berisi makanan ringan.

"Kau butuh banyak nutrisi untuk berjuang, bukan?" Entah Off berniat menyemangati atau sekedar meledek Sea, pria itu hanya dapat berterima kasih walau alisnya ikut bertaut.

Tanpa perlu dipaksa, Sea dapat memberitahu Off tentang perjanjian macam apa yang dibuat dirinya dan Jimmy.

Namun ekspresi sungguh-sungguh dan serius dari Sea membuat Off yang tadinya terbahak menjadi sedikit melunakkan tawanya.

"Kenapa kau terlihat kurus?"

Sea mengambil sandwich serta sosis jumbo untuk dilahapnya bersamaan, "apa iya? Yah...tapi aku kalau sudah serius memang akan lupa dengan
hal lain. Bahkan kalau Book tak memukul dan menendangku, aku takkan makan dan mandi seharian."

Off menatap takjub pria belia yang kembali membuka bukunya sembari mengunyah sandwich disana. Krim keju yang menempel pada sudut bibir Sea membuat Off terkekeh pelan, "apa Jimmy tahu usahamu ini?" Katanya sembari membersihkan krim keju di sudut bibir Sea dengan tangannya.

Tentu saja Sea menggeleng mantap, "apa kau
pikir Hia Jimmy akan perduli dengan proses
yang kulalui? Ia hanya membutuhkan hasil. Dan
aku akan membuktikan padanya jika aku ini tak
pantas diremeh-"

Kalimat Sea berhenti ketika dirinya melihat dua sosok yang familiar di ingatannya sedang berjalan memasuki kantin.

Pun Off mengikuti pandangan Sea yang berhenti mengunyah sandwichnya disana.

Jimmy sedang berjalan dengan Puimek dan nampaknya percakapan mereka begitu serius. Sang pujaan hati bahkan sedang merangkul pundak wanita yang wajahnya terlihat lesu itu.

My Hiia (Jimmysea)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang