23

2.6K 230 18
                                    

🥑

"PONSELKU HILANG!!!" Teriak Sea pada kursinya yang sudah terjatuh ke belakang.

Semua mata tertuju padanya karena Sea sedang heboh dan kebingungan sendiri pada jam istirahat mereka.

"Yang betul??" Kata Book yang mulai ikut panik dengan gelagat Sea memuntahkan isi tasnya di atas meja.

"Ponselku hilang, Book!!!"

"Iya aku tidak tuli. Tenanglah! Mari kita cari baik-baik."

"Tidak ada. Tidak ada disini!!" Katanya setelah selesai menggeledah tas dan loker mejanya.

"Apa kau meninggalkannya di kantin?"

"Apa yang kau katakan?? Kita baru saja akan berangkat ke kantin sehabis ini, kan???!" Book mengerjapkan matanya sembari berpikir.

"Tadi aku masih menggenggamnya!"

"Apa kita perlu lapor wali kelas??"

"Ti-tidak! Kita cari dulu." Sea kembali sibuk pada tempatnya. Kini ia terlihat menggeledah dirinya sendiri.

Beberapa kawannya yang memperhatikan mereka turut membantu dalam mencari benda yang menjadi sumber keributan.

"Apa ada yang sedang menjahilimu dan menyembunyikannya?"

"Satu-satunya orang yang berani melakukannya padaku hanya kau, Book!"

"YAA! Apa yang kau katakan?? Aku tidak sejahil itu!" Sea segera berbalik dan mendesis ke arah Book, " Dalam ponsel itu banyak sekali.."

"Video dewasa?"

"Kepalamu!" Sea mencubit lengan Book dengan keras hingga sang kawan mengaduh kesakitan, "ada banyak harta karunku."

"Hah?!"

"Foto dan video Hia Jimmy. Yang hanya aku pemiliknya."

Book memaki pelan, "apakah itu lebih penting daripada harga ponselmu?"

"TENTU SAJA! Dan yang paling menyeramkan adalah... aku tak pernah me lock ponselku, Book. Bagaimana jika ada yang menemukannya dan seenaknya melihat galeriku dan menduplikat foto-foto eksklusif itu????"

"MASA BODOH!!" Desis Book yang mulai kesal. Ternyata kawannya ini masih terobsesi dengan sang kakak. Book pikir Sea sudah tidak perduli. Namun ternyata tidak. Yah, apaboleh buat. Book tak bisa mengatur perasaan Sea untuk menyukai lelaki yang lebih berkualitas, seperti Mark misalnya.

Selama jam pelajaran berlangsung, Sea terlihat sangat gelisah ditempatnya. Kakinya sudah seperti penjahit professional yang bergerak tanpa henti.

Bahkan pria itu sudah melaporkan masalah ini pada wali kelasnya. Berita kehilangan ponsel itu pun di siarkan pada seantero sekolah karena Sea mendramatisir keadaan.

Ia mengaku pada sang wali kelas jika ada aplikasi ecommerce yang sudah di top up satu juta baht olehnya dan tak terkunci. Jadilah ia merepotkan seantero sekolah untuk mengecek dan saling mencurigai satu sama lain.

Tapi tentu saja menemukan benda mahal yang hilang entah dimana takkan semudah jika ia ditemukan oleh orang jujur dan baik. Nasib buruk, jika ponsel Sea ditemukan oleh orang yang merasa beruntung dan meng-hakmilikkan apa yang telah ditemukannya.

Sampai bel pulang sekolah pun Sea belum mendapat kabar baik seputar ponselnya yang hilang.

Pihak sekolah berkata akan mengabarinya jika seseorang membuat laporan telah menemukannya. Tapi jika tidak, tentu Sea tak boleh banyak berharap pada dunia yang dipenuhi oleh orang-orang tak jujur ini.

My Hiia (Jimmysea)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang