38

3.4K 263 37
                                    

🌊

Sea bersandar pada kursi yang nyaman sembari menghela nafas beratnya. Dalam beberapa jam lagi ia akan terbang kembali ke Prancis.

Dan sejak semalam Sea sama sekali tak melihat Jimmy hingga siang ini. Tentu saja Sea akan memaklumi hal itu.

Jika Sea adalah Jimmy, ia akan melakukan hal yang sama. Manusia mana yang takkan marah saat usahanya tidak dihargai. Apalagi Sea pria yang dibela-belakan ini sangat egois dan tak tahu diri.

Yah, jika ingin mengambil sedikit pembelaan, Sea bisa saja berkata jikalau ini adalah hukum tabur tuai atas perilaku Jimmy pada dirinya di masa lalu.

Tapi biarlah berjalan begini adanya. Lebih
baik Jimmy membencinya. Lebih baik Jimmy memberikan punggung dinginnya untuk pria seperti Sea daripada kehangatan yang tak pantas ia dapatkan. Lebih baik seperti ini.

"Apakah pria itu?"

"Iya benar. Aku melihat wajahnya di grup sebelah. Ternyata tak secantik rumor yang orang-orang katakan."

"Apakah tuan Jimmy sudah kehilangan akal sehatnya? Ia lebih memilih pria acak-acakan itu daripada nona Puimek yang anggun?"

Telinga Sea seperti berkedut saat mendengar segerombol wanita berpenampilan fancy tengah bergunjing tak jauh dari tempatnya.

"Lihatlah totebag itu sangat mencerminkan dirinya. Katanya ia masih muda. Sudah pasti pria itu mengincar harta keluarga tuan Jimmy."

"Lihat juga sneaker murahnya. Sangat tidak pantas jika disandingkan dengan tuan Jimmy. Meski hanya pengusaha kecil, namun nampaknya aku lebih pantas daripada dirinya." Tawa mereka terdengar mengganggu di telinga Sea. Apa mereka tak sekalian berteriak saja dengan toa? Suara kerasnya sangat jelas terdengar disana.

"Kudengar ibunya janda. Kau tahu kan tak ada janda yang benar. Pasti ibunya juga wanita penggoda seperti dirinya."

Sea mulai menatap gerombolan wanita berpenampilan fancy itu dengan tajam. Apa mereka pikir Sea tak bisa bahasa Thailand?!

"Ini salah Tuan Naphat dan Nyonya Baifern juga
karena terlalu baik hingga membiarkan anaknya memungut sampah dari jalanan. Kedua orang
tua tuan Jimmy seperti tak memiliki martabat karena anaknya menikahi rakyat jelata."

Wah, ini sudah kelewatan.

BRAGGG

Sea membanting totebagnya dengan keras hingga suara yang dihasilkan begitu nyaring. Semua orang yang ada di lobby hotel itu menghentikan aktivitasnya dan menatap pria cantik yang kini sudah meraih vas bunga dan menuangkan isinya dengan sembarangan.

"Tentu saja keluarga paman Naphat lebih memilih rakyat jelata sepertiku." Katanya sembari tersenyum manis dan menepuk-nepuk vas bunga berukuran medium itu pada telapaknya bak sebuah penggaris nan ringan.

"Buat apa menikahi kasta yang sama namun mulut dan hati mereka seperti SAMPAH?? Bukankah lebih baik memungut sampah yang sebenarnya, iyakan SAMPAH?" Sea berjalan mendekati sekumpulan wanita yang kini sudah terkejut dan mundur beberapa langkah.

"Kau berani pada kami???! Kau bukan apa-apa dibandingkan kami!"

"Aku memang bukan apa-apa. Tapi aku akan menghancurkan PENGUSAHA KECIL seperti kalian saat aku sudah menikahi Jimmy." Seringainya terlihat menakutkan saat ini, "Makilah aku sepuas kalian! Tapi jangan bawa-bawa yang lain!" Sea berteriak keras sambil mengangkat vas bunganya hingga sekumpulan wanita itu berteriak ketakutan.

"Tu-tuan, maaf tolong jangan buat keri-"

"Biarkan aku menyelesaikan ini." Kata Sea sembari menepis tangan salah seorang security yang berusaha menenangkannya.

My Hiia (Jimmysea)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang