43

3.6K 264 28
                                    

🥑

PLAK

Sebuah tamparan mendarat mantap di pipi Sea.

Bukanlah orang lain yang melakukan tindakan itu melainkan dirinya sendiri yang menarik kembali kesadarannya saat ini.

Bagaimana tidak? Saat tangan Jimmy mulai masuk ke dalam kemejanya dan bermain disana, saat itu juga Sea mulai tersadar jika apa yang sedang terjadi adalah sebuah kesalahan.

"Kau tidak apa-apa?" Kata Jimmy yang terkejut melihat perubahan sikap Sea sembari mengelus pipi sang istri yang telah memerah karena tamparannya sendiri itu.

Manik Sea memperhatikan kekacauan yang ia perbuat.

Bibir ranum Jimmy serta dua kancing kemeja lelaki itu yang sudah tak terkait karena ulah tangannya.

Sea kau sudah gila.

"Sekarang apa? Apa kau kan memakiku lagi? Kata Jimmy yang sudah bersiap menerima pertengkaran part kesekian dengan Sea yang masih membeku ditempatnya.

Sea terlihat linglung dan menggeleng pelan. Sea pun segera turun dari pangkuan Jimmy dan merapikan penampilannya yang sedikit berantakan, "Maafkan aku." Katanya kemudian.

"Kenapa kau meminta maaf?"

"...Karena sudah menciummu. Padahal aku sendiri yang melarangmu untuk tak melakukannya."

"...."

"Sekali lagi maafkan aku." Kata Sea sembari membungkuk enggan.

"Kau sedang tidak mabuk."

"Memang tidak. Ini.. ini.. ini.. Aduh!" Sea menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Apa kau akan percaya jika aku mengatakan ini adalah keinginan anakmu?"

Pandangan Jimmy tak berubah disana, hal itu membuat Sea semakin salah tingkah dan merasa seperti orang gila yang ucapannya tak masuk akal, "Kau tak percaya?."

"Aku tak mengatakan apapun."

"Pandanganmu seakan menghakimiku jika hal barusan adalah murni keinginanku."

"Memangnya bukan?"

"Lihat! Lihat! Kau tak percaya padaku."

"Sekarang kita kesampingkan dulu persoalan ini. Jawab pertanyaanku dulu, apa yang terjadi antara dirimu dan Joong?"

Sea mengernyitkan dahinya saat mendengar kalimat itu, "Apa kau serius?"

"Jawab saja."

"Kau cemburu?"

"Kau istriku. Tidak enak jika dilihat orang."

"Oh, jika aku bukan istrimu apa kau takkan menanyakan hal ini?"

"Jangan jawab pertanyaanku dengan pertanyaan lagi. Kebiasaan." Kini pandangan Jimmy terasa sangat mengintimidasinya.

Pada satu sisi, ada perasaan besar yang membuat Sea sangat ingin memeluk Jimmy, di sisi lain ia juga ingin memberikan tinju mentah pada pemilik paras rupawan itu.

"Kalau kubilang tidak ada apa-apa juga sepertinya kau takkan percaya setiap ucapanku."

"Jadi apa maksud dari 'terima kasih atas kerja kerasmu. Sampai bertemu besok'?"

"Ya tentu saja aku berterima kasih karena dia sudah bekerja sangat baik sebagai asistenmu.
Naikkan gajinya sebagai hadiah ulang tahun."

Pandangan tajam Jimmy semakin membuat Sea kegerahan di tempatnya.

"Apa kau sering kemari?"

"Memangnya tidak boleh?"

"Jadi benar kau sering kemari."

My Hiia (Jimmysea)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang