8

2.5K 214 12
                                    

🥑

Mark menghentikan motornya tepat di depan lobby yang langsung menunjukkan pintu masuk Bumrungrad international hospital.

Pun Sea segera turun dari sana lengkap dengan koper Hitamnya.

"Terimakasi banyak, tuan Mark."

Mark menggeleng, "kapanpun kau membutuhkanku, hubungi saja aku."

Sea tersenyum mendengar kalimat Mark, padahal mereka tidak terlalu dekat tapi lelaki itu sangat baik padanya.

"Ngomong-ngomong. Kenapa kau kemari? Kau tidak sakit kan?"

Sea menggeleng, "aku ingin menemui seseorang, hehe."

Mark mengangguk mengerti dan pandangannya masih tertuju pada Sea dan kopernya, "kau... akan kemana sehabis ini?"

Sea terlihat sedikit berpikir sebelum tersenyum jahil ke arah Mark, "apa kau mengkhawatirkanku?" Dan berhasil membuat Mark salah tingkah.

"Tentu saja. Kau.. dengan koper itu dan, mata bengkakmu benar-benar membuatku khawatir."

"Hehe, terimakasih atas empatimu. Tapi sungguh aku akan baik-baik saja. Kita bertemu lagi besok di sekolah, okay?"

"Berjanjilah tak melakukan hal bodoh, ya?"

Sea tertawa dan menampilkan rentetan gigi rapinya disana, "tenang saja, aku masih waras."

Mark menghela nafas panjang dan memperhatikan Sea untuk terakhir kalinya sebelum memakai kembali helmnya.

"Sampai ketemu besok di sekolah, Sea."

"Siap bos." kata Sea sembari hormat kepada lelaki itu bak seorang prajurit. Pun Sea menyaksikan sosok Mark yang menjauh meninggalkannya.

"Kenapa calon istri Jimmy tega berselingkuh dengan lelaki muda yang tampan begitu."

Sea menoleh pada suara di belakangnya. Off sedang mengunyah pocky sticknya sembari melipat kedua tangan di depan dada.

"Sejak kapan Phi Off disana?" Sea menarik kopernya ke belakang. Berharap Off tak menyadari jika Sea membawa benda yang terlihat mustahil untuk disembunyikan oleh tubuhnya.

"Sejak... 'apa kau mengkhawatirkanku'?" Off menirukan mimik senyum jahil Sea yang di putar ulang, "wah, kukira cintamu murni untuk Jimmy."

"Memang. Makanya aku kemari untuk mengisi kekuatanku." Kata Sea yang masih berusaha menutupi kopernya.

"Tapi kau terlihat menikmati saat menggodanya."

"Memang juga. Dia sangat lucu saat salah tingkah. Hei, kenapa kau jadi menginterogasiku? Bahkan Hia Jimmy takkan perduli jika melihatku berpelukan dengan Mark."

"Oh, namanya Mark." Off menelan pocky terakhirnya dan mendekati Sea, membuat Sea semakin berusaha menutupi koper yang ia sembunyikan dibalik tubuhnya, "kau minggat ya?"

Sea berdecak sebal, "tidak. Aku membebaskan diri." Katanya tanpa berusaha menutupi koper itu lagi karena Off sudah menyadari keberadaan benda itu. Pun Sea menyeret koper itu dan mendekat ke arah resepsionis.

"Sawadee khap, Phi." Sapa Sea ramah kepada pria di balik meja resepsionis yang menunjukkan nama pada papan dadanya, Gun Atthaphan "wah aku tak tahu jika ada pria semanis Phi disini."

"Ya, walau manis dia sangat galak."

Pria bernama Gun itu menatap Sea tanpa banyak bicara, "apa yang kau inginkan, Nong Sea?"

"Wah kenapa kau bisa tahu namaku?"

"Tentu saja. Kau membuat onar beberapa hari lalu dengan penampilan nyentrikmu yang berkacamata dan mengatakan bahwa dirimu adalah calon istri Jimmy. Semua yang masuk pada hari itu membicarakanmu." Jelas Off.

My Hiia (Jimmysea)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang