17

2.6K 248 12
                                    

🥑

"Tolong berhenti disini." Kata Sea yang kakinya masih sedikit gemetar.

Tentu saja Jimmy hanya menoleh ke arah pria itu sekejap dan kembali meneruskan menyetir dengan baik, "apa yang terjadi denganmu?"

"Tidak ada."

“Siapa lelaki tadi dan kenapa kau terlihat begitu ketakutan?"

"...."

"Apa yang lelaki itu laku-"

"Tidak ada!" Intonasi Sea meninggi. Pun kini pria itu telah menutup telinganya seakan tak ingin mendengar apapun lagi.

Samar terdengar suara Jimmy yang menghela nafas dengan berat. Lelaki itu segera melipirkan mobilnya pada sudut jalan, "hei.."

"Tolong jangan pedulikan aku seperti biasanya. Jangan bertanya karena aku takkan menjawab." Sea masih dalam posisi menutup kedua telinganya. Bahkan air mata telah meluncur bebas melewati pipi Sea.

"Kalau begitu jangan menangis di hadapanku."

"Kau pikir aku mau menangis, hah??" Mendengar kalimat Jimmy, Sea memaki pelan dan segera menghapus air matanya sembarangan.

Padahal sungguh ia tak sudi meneteskan air mata untuk Sam si sakit jiwa. Apalagi di hadapan Jimmy, "Tolong turunkan aku di halte selanjutnya."

"Aku akan mengantarmu pulang."

"Tidak. Mungkin ia akan mencariku disana. Aku tidak mau!" Sea memunggungi Jimmy agar lelaki itu tak melihat bagaimana berantakannya wajah Sea saat ini.

Jimmy menatap Sea yang kini terlihat begitu rapuh. Otaknya dipenuhi tentang berbagai pikiran akan hal-hal apa saja yang terjadi kepada Sea.

Nampaknya terlalu banyak hal yang disembunyikan dan disimpan Sea seorang diri.

Dan Jimmy sedikit menyesal dengan apa yang dilakukan olehnya kepada pria itu beberapa waktu lalu.

Tanpa banyak bicara, Jimmy kembali menginjak pedal gas dan membawa Sea entah kemana.

Beberapa saat telah berlalu, dan keduanya masih betah diselimuti sunyi.

Di dalam sana hanya terdengar suara dari dashboard dan suara Sea yang beberapa kali sesenggukan saat berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Mobil Jimmy terlihat memasuki parking area pada sebuah apartmen asing yang terlihat mewah.

Manik Sea terus memperhatikan sekitar hingga ia berkata, "ini bukan halte bus."

"Aku tidak pernah berkata akan mengantarmu kesana."

"Ini dimana??"

Jimmy hanya diam sembari mematikan mesin mobilnya.

"Ini dimana??!"

"Apartmen kenalanku."

Sea mengerutkan dahinya disana, "Phi Off?"

Jimmy menggeleng pelan, "aku ada janji sebentar, jadi kau ikut saja denga-"

"Puimek?"

Jimmy terdiam beberapa saat. Bahkan kini lelaki itu tengah menepuk setir mobilnya beberapa kali seperti terlihat tak ingin menjawab.

Sea tertawa disana, "hebat. Setelah menolakku, sekarang kau ingin memamerkan hubunganmu yang berhasil ini, hah?"

"Apa yang kau katakan?"

"Apa yang kau pikirkan?? Jangan karena kau pikir aku masih kecil maka kau kira aku tak memiliki perasaan sehingga kau berhak menyakitiku berkali-kali, begitu?!."

My Hiia (Jimmysea)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang