12. Pelik Situasi yang Tak Terlihat.

1K 136 22
                                    

Note : Cerita ini menggandung kekerasan, tindakan tidak terpuji, dan beberapa kata kasar, mohon bijak dalam membaca.

Don't Plagiat. Don't forget for vote and comment.

.

(Sorry for typo's)

.

Enjoy and Happy Reading.
_

“Iyaa, enih hari terakhir, besok udah pulang Ji.” Candra terkekeh sejenak mendengar balasan dari Aji di sebrang sana, tangannya memegang benda pipih yang menghubungkan komunikasi antara dirinya dengan si bungsu Aji.

“Besok mau makan apa Can?” suara Aji terdengar nyaring sebab ponsel itu kini Candra letakan pada meja, sedang dirinya memegang kertas berisikan lirik lagu beserta tangga-tangga nada disana.

“Eum, apa aja deh yang penting di masakin Aa'.” jawab Candra dengan kekehan halus yang mengemaskan.

“Aa' siapa? A' Na, atau A' Hanif?” Aji bertanya dibersamai dengan suara yang lumayan ribut disana.

“A' Nif aja deh, kangen banget aku Ji. Tapi kalo mau dimasakin sama Aa' dua-duanya, nggak bakal nolak juga.” ucapnya dengan tawa kecil, sejenak, sebelum dahinya mengernyit pertanda bingung, “Kenapa sih Ji? Kok kayak berisik gitu?”

“Nggak papa, ini nih mau ambil jajan.” jawab Aji setelah beberapa saat.

“Ya udah deh, aku mau lanjut kerjain tugas dulu ya, salam buat Mas, Abang, sama Aa' kembar juga.” Candra menonaktifkan fitur loud speaker dan meraih ponselnya, “Assalamualaikum, Ji.”

Wa'alaikumsalam Can, aku tunggu pulangnya ya.” Aji membalas salam Candra dan memilih menekan tombol merah, pertanda mengakhiri panggilan bersama kakak terakhirnya.

“Yes, tinggal rekaman, kirim, selesai, packing, tidur, bangun, makan, mandi, pulang!” Candra bergumam akan rangkaian rencananya.

“Bismillah pulang, udah kangen sama semua orang.”

•••

“Kapan pulang Can?” Aji bertanya pada kakak terakhirnya di seberang.

Kegiatannya Aji harus sedikit terganggu karena Hanif yang semula bersender nyaman di sofa langsung terduduk, bertanya tanpa suara padanya, “Candra pulang?” tanya Hanif yang Aji angguki, sebab dirinya juga mendengarkan perkataan Candra.

Tanyain mau makan apa besok.” Hanif kembali bertanya, masin tanpa suara, dan Aji segera bertanya pada Candra.

Dan saat Candra menjawab ingin masakan sang Aa', reflek saja ia bertanya tentang masakan Aa' siapa yang Candra inginkan.

Hanif sendiri sudah menempelkan telinganya pada pundak Aji, bagian tubuh sang adik yang terdekat dengan ponsel Aji, ia ingin mendengar jawaban adik pertamanya.

Aji pun menggelengkan kepala saat Hanif mengatakan agar tak membicarakan keadaannya pada Candra. Hanif juga meminta mengiyakan saja permintaan Candra.

Aji yang tak setuju tentu saja protes dengan berbisik-bisik, membuat suara grusak-grusuk terdengar sampai ponsel Candra, mengundang pertanyaan darinya.

Untung saja Aji cepat berkilah kala Candra bertanya mengapa ia terdengar sangat berisik disini.

Tak lama komunikasi itu di tutup, disertai pengharapan Aji yang mengatakan bahwa ia menunggu kepulangan Candra.

How He Died?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang