bab 5

572 115 19
                                    

Hallo semuanya, meskipun cerita ini gak rame, yuuk kita ramekan aja.

Terimakasih sama yang udah mampir di bab sebelumnya apalagi kasi tanda bintang dan ikut komen.

Kalian tetap penyemangat Nana.

Kalian tetap penyemangat Nana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karya byArnanaSuppawut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
Karya by
ArnanaSuppawut

Kana  cemas dan takut. Ia terus gelisah sejak pertemuannya dengan istri sah dari kekasihnya.

Disaat Kana semakin gelisah, sebuah pelukan mengejutkan dia.

Kana menoleh, ternyata kekasihnya yang datang.

"Apa kabar, sayang? Apa kau menungguku?" ucap Atta.

"P-Phiii, k-kau?" Kana refleks melepaskan pelukan Atta.

"Kana? Ada apa dengan rautmu?" tanya Atta. Kekasihnya seperti ketakutan dan risih. Padahal mereka tidak bertemu selama 3 bulan.

"P-Phiii, a-ku tadi, ak-u ..." Kana gugup.

"Ada apa, Na? Apa sesuatu terjadi?" tanya Atta.

Kana melihat Atta, dia harus mengatakannya. Jika benar tadi istrinya—Atta. Kana sangat berdosa masih berkencan dengan pria ini.

"Phi? Kenapa kau tiba-tiba datang?" tanya Kana terlebih dahulu. Dia melihat Atta dengan tampilan berbeda. Kekasihnya memakai stelan kemeja rapi. Meskipun kemeja biru itu tergulung di tangannya.

"Aku tadi kebetulan lewat. Aku datang karena sangat merindukanmu. Apa kau tidak merindukan aku juga? Kita sudah tiga bulan tidak bertemu."

"Phi, apa pekerjaan rahasiamu sebenarnya?" Kana bertanya tanpa menjawab pertanyaan kekasihnya.

"Kenapa kau bertanya tiba-tiba?" Atta melihat Kana semakin gelisah. Bahkan tangan yang ia genggam terasa basah.

"Phi, a-ku tadi ...."

Drttt ... Drttt ... Drttt

Ponsel nokia kecil milik Mew berdering.

"Maaf, aku harus mengangkatnya sebentar."

KilledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang