.
.
.
Cerita By
.
.
Selamat malam, selamat malam takbiran bagi yang merayakan. Mohon maaf lahir batin semuanya. Selamat menyambut lebaran ya.
.
Gulfie melihat deburan ombak yang menghempaskan batu karang. Pikirannya seolah membawanya ke masa lalu seperti yang Mew pikirkan. Tapi tak satu pun dari mereka yang menceritakan tentang masa lalu.
Mew masih berdiri di sana. Ia masih tak beranjak pergi meskipun Gulfie sejak tadi sangat tak bersahabat padanya. Ia tak mengerti, kenapa memantu Tartapathu begitu angkuh seperti ini.
Gulfie mengangkat botol anggurnya. Dia berniat untuk meminumnya satu kali teguk kemudian pergi kembali ke kamarnya. Mungkin saja Win atau Bible terbangun dan sedang mencarinya.
Botol minum yang sudah ia angkat ternyata kembali dihentikan Mew. Dia mengambilnya sehingga Gulfie menoleh keheranan.
"Maafkan aku, Nona."
"Kenapa kau selalu melarangku! Kau sama sekali tidak berhak, Tuan! Apakah kau merasa tinggi di sini karena status keluargamu berada di atasku?"
"Aku tidak menunjukkan kekuasaan di sini. Aku melakukannya karena kau tidak boleh minum. Kita sedikit jauh dari penginapan. Aku takut saat kau kembali, mungkin saja kau bisa tersandung karena mabuk."
Gulfie seketika tertawa. "Kau menghawatirkan aku tersandung? Yang benar saja, Tuan? Kembalikan!" Gulfie berniat mengambil, namun Mew menjauhkannya.
"Tetap saja. Kau tidak boleh minum. Setidaknya jangan di depanku."
Gulfie menghela nafasnya kasar. "Ya sudah. Kalau begitu bagaimana kau saja yang meminumnya untukku, Tuan!" tantang Kana. Ia tau Mew tak bisa minum.
"Maaf, Nona. Aku tidak bisa minum.".
KAMU SEDANG MEMBACA
Killed
RandomSebuah keluarga pebisnis elite dengan julukan keluarga Loni, memiliki penerus Pin kekuasaan generasi ke-18 yang bernama Mewtasit Jonghefluk. Kekuasaan yang menjadi ketamakan tersebut menjadikan seseorang yang seharusnya mendapat pelukan hangat malah...