Sebuah keluarga pebisnis elite dengan julukan keluarga Loni, memiliki penerus Pin kekuasaan generasi ke-18 yang bernama Mewtasit Jonghefluk. Kekuasaan yang menjadi ketamakan tersebut menjadikan seseorang yang seharusnya mendapat pelukan hangat malah...
Mew seperti orang hidup dengan perasaan yang mati. Setelah kehilangan Kana, dia seperti tak memiliki perasaan. Padahal, dulu dia cukup hangat.
Namun kini dia berubah menjadi pria yang pendiam bahkan semakin hari dia semakin terlihat kejam dengan jiwa yang rapuh tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seorang wanita dengan gaun ungu tersenyum puas melihat putranya mendapatkan keberhasilan untuk meluaskan kekuasaan. Rencananya ternyata berjalan dengan sempurna. Dengan mematikan perasaan putranya.
Mew baru saja tiba di mansion mewah sekitar pukul sembilan malam. Dirinya di sambut beberapa pelayan yang membungkuk hormat. Mereka mengucapkan selamat pada Tuannya setelah mendapatkan kekuasaan di salah satu tempat.
Mem Anhi juga ikut menyambut.
"Anakku, kemarilah," sambut Mem Ahni ketika Mew memberikan penghormatan.
Mew melangkah dengan gagah pada wanita yang ia panggil Mem. Pelukan ia dapatkan, namun tak terasa hangat sama sekali.
"Di mana Pawat?" tanya Mew, dia tak membalas pujian kemenangan yang ibunya berikan.
"Kau beristirahat saja, perjalananmu sangat panjang tadi," ucap Mem Anhi, namun Mew tetap menginginkan melihat putranya yang Garet lahirkan.
Dia berjalan masuk ke sebuah ruangan besar. Seorang bayi dengan selimut sutra tertidur pulas.