Sebuah keluarga pebisnis elite dengan julukan keluarga Loni, memiliki penerus Pin kekuasaan generasi ke-18 yang bernama Mewtasit Jonghefluk. Kekuasaan yang menjadi ketamakan tersebut menjadikan seseorang yang seharusnya mendapat pelukan hangat malah...
Mew sangat kehilangan semangat hidup setelah kekasih yang ia cintai meninggalkannya—satu tahun yang lalu—adalah akhir hubungannya yang sangat manis, ketika berada di desa Gulf. Kehidupan itu adalah kehidupan terbahagia yang pernah Mew jalani. Dia bahkan bertekad meninggalkan kekuasaannya untuk hidup damai bersama cintanya. Namun kebahagiaan itu harus direnggut darinya.
"Ini tidak baik, Nyonya," ucap Antonio melihat keadaan Tuannya yang semakin hari-semakin kehilangan gairah hidup.
"Kau benar! Mew benar-benar tak bisa diandalkan!" Mem Anhi terlihat sangat kesal.
"Apa yang harus kita lakukan? Jika Tuan Mew terus begini. Musuh akan menyerang kita dengan mudah."
"Kita harus menjadi kuat, Antoni."
"Bagaimana kita kuat kalau pewaris selanjutkan ti—"
"Aku sudah katakan! Kau tidak boleh mengucapkannya sembarangan!" Mem Anhi menutup mulut anak buah setianya.
"Maafkan aku, Nyonya." Antonio menyesal, hampir saja mengungkapkan seorang bayi penerus keturunan ke-19.
"Apa saranmu, Antonio. Aku yakin kau memiliki pikiran dengan keberanianmu itu."
"Aku pikir, bagaimana kalau Tuan Mew kembali menikah."
Plak!
Tamparan keras didapatkan Antonio.
"Beraninya kau menyuruhnya menikah! Apa kau lupa pengaturan pada keluarga Loni."
"Nyonya, bukannya kau sendiri yang mengatakan kalau setelah ini kita akan memikirkan keturunan sah keluarga Loni, Nyonya? Ini saat yang tepat."
Mem Anhi masih menatap tajam atas keberanian anak buah tersayangnya.
"Apa kau lupa, Antonio. Aku yang berkuasa di sini! Dengan menikahkan Mew bersama seseorang. Hanya akan membuat kita lemah! Keluarga berkuasa lainnya akan membentuk konspirasi jika kita mengumumkan menginginkan menantu untuk keluarga Loni!"