bab 24

347 69 10
                                    

selamat siang di cuaca cerah dan panas.

Selamat datang kembali pembaca Killed, hay semuanya.

Maaf ya, up-nya sedikit lama, semoga masih nungguin dan selamat membaca semuanya ....

.

.

.

Di kediaman keluarga Loni.

Mew tampak marah. Mem Anhi akan menyerahkan tanah milik keluarga Kana sebagai syarat kerja sama terhadap keluarga Tartapathu.

"Kau sama sekali tidak ada hak atas tanah itu, Mem!" Mew meninggikan suaranya.

"Apa kau sudah gila! Untuk apa kau mempertahankan tanah itu! Sebaiknya berikan saja kepada keluarga Tartapathu. Ini kesempatan yang sangat bagus, Mew!"

"Aku tidak peduli! Tidak akan pernah aku biarkan tanah itu menjadi milik siapa pun!" Mew pergi begitu saja meninggalkan ruang sidang.

Banyak pebisnis yang hadir untuk membicarakan tentang perjanjian urusan kerja sama. Mereka saling berbisik atas penolakan Ketua Loni barusan.

***

Gulfie menarik senyumnya saat utusan keluarga menyampaikan jika Mew mempertahankan tanah milik keluarganya.

"Tanah itu milik Bapak dan Ibukku, Mew! Kenapa kau seolah yang lebih berhak?"

"Kau tenang saja, sayang. Apapun yang terjadi, Phi pasti mendapatkan tanah itu kembali pada tanganmu."

"Apa mereka benar-benar menganggap aku sudah mati, Phi?" Gulfie menerka, kenapa tanah miliknya jatuh ke tangan Mew. "Aku akan mencari tahu! Aku akan kembali ke Thailand."

"Win ikut kalau begitu, Buna!" Seorang bocah lima tahun tiba-tiba menerobos masuk ke kamar orang tuanya. "Buna ingin pergi ke negara bahasa yang kita pakai ya?" Win penasaran. Dia tinggal di Jepang. Tapi seluruh penghuni rumah memakai bahasa Thailand.

"Win tidak boleh ke sana. Negara itu sangat berbahaya untukmu."

"Kenapa? Bukannya Win dilahirkan di sana. Karena itu Win bisa menggunakan bahasa Thailand."

Win pergi duduk di pangkuan Gulfie. "Bun, apa Buna mengandung Win saat tinggal di Thailand dulu?" Pertanyaan Win membuat Gulfie terkejut.

Apa Win sudah melupakan jika dia seorang pria.

"Win, apa kau lupa jika Buna-mu seorang pr-"

"Phi ...," tahan Gulfie ketika Bible menyela.

"Win, sekarang sudah malam. Besok kau juga akan ke sekolah. Jadi tidurlah." Gulfie menurunkan Win dari pangkuannya.

"Tidak mau! Win dengar tadi kalian akan pergi ke Thailand. Win juga ingin ke sana! Win tidak akan tidur atau sekolah jika kalian meninggalkan Win!"

Gulfie memandang Bible.

"Kenapa kau sangat ingin pergi ke sana. Thailand negara yang panas."

"Di sini juga panas pada saat musim panas."

"Kalau kau ikut, lalu bagaimana sekolahmu yang di sini?"

"Win pindah sekolah saja kalau begitu!"

"Win, kau sudah dua kali pindah sekolah. Masa pindah lagi. Lagian Buna dan Daddy di sana tidak akan lama."

"Kita tinggal di sana saja selamanya."

***

Mew berkendara kembali ke kediaman Kana. Dia berteriak marah atas tindakan Ibunya yang akan menyerahkan tanah Kana pada keluarga Tartapathu.

KilledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang