Story by
.
.
.
Gulfie terbangun dari tidurnya dengan mimpi buruk. Pada saat acara tadi, Gulfie meninggalkan acara, kepalanya sangat pusing dengan perut yang mual.
Bayangan betapa bahagianya Mew tadi membuatnya ingin sekali membunuh Mew saat itu juga.
Dia bangkit mengambil sesuatu di dalam laci. Kemudian keluar setelah menyambar sebotol anggur.
Gulfie berjalan sendirian di deru ombak malam. Sesekali dia meneguk anggur yang ia bawa. Kemudian ia duduk di batu karang. Gulf mengeluarkan satu buah batang rokok. Ini milik Bible. Gulfie sesekali mencurinya. Rokok milik suaminya lumayan membuatnya tenang. Ia hidupkan dengan pematuk api yang Gulfie bawa juga.
Gulfie hisap kemudian asapnya ia kumpulkan di dalam mulut untuk di terbangkan ke udara. Sangat nyaman setelah Gulfie melepaskannya. Kepulan asap putih berterbangan dengan angin laut di malam hari.
Ketika Gulfie semakin menikmati rokok dan sebotol anggur itu. Tangannya dihentikan seseorang. Gulfie sedikit terkejut dan langsung menoleh.
Jantungnya berdebar, seorang pria menyabotase rokok yang menyala dari dua jarinya.
"Wanita tidak baik merokok." Suaranya membuat jantung Gulfie semakin berdebar keras.
"Apa yang kau lakukan di sini, Tuan?" tanya Gulfie akhirnya.
"Mencari angin segar. Bolehkah aku bergabung?"
"Kau sudah mengambil rokokku. Beraninya kau meminta izin bergabung padaku?"
"Maafkan aku, tapi aku tak bisa melihat seorang merokok, apalagi wanita."
"Jika aku seorang pria, apa aku boleh merokok?" ucap Gulfie tersenyum kecut. Sepertinya ini pernah terjadi. Seseorang melarangnya merokok bahkan pada orang yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Killed
RandomSebuah keluarga pebisnis elite dengan julukan keluarga Loni, memiliki penerus Pin kekuasaan generasi ke-18 yang bernama Mewtasit Jonghefluk. Kekuasaan yang menjadi ketamakan tersebut menjadikan seseorang yang seharusnya mendapat pelukan hangat malah...