***
Sebentar lagi tahun akan berganti menjadi tahun 2024, Renjana masih saja berkeliaran tanpa rotasi arah di dunia ini. Begitu menyebalkan, mengapa harus seperti ini, lagi dan lagi harus merasakan tahun-tahun tanpa kehidupan yang jelas.
Ingin meminta bantuan pasti akan diusir kembali, mengapa Insan tuhan tidak ingin membantu nya sama sekali? Yah kalau dipikir secara logika, memang sih kalau Renjana jadi manusia yang bisa melihat hal-hal aneh dan dimintai tolong oleh para roh, Renjana pasti akan menolak juga.
"Huft, jadi teringat laki-laki yang bisa lihat aku di kampus Unpad. Kabar nya gimana ya? Ngomong-ngomong nama dia siapa?" Renjana bertanya pada diri nya sendiri, siapa Lelaki itu? Nama nya siapa?
"Muka nya familiar deh, kayak pernah ketemu gitu tapi dimana?" sambung Renjana lagi.
"Apa cuma perasaan ku aja ya?"
Renjana kembali menghembuskan nafas nya berat, apa dia mengunjungi Lelaki itu di rumah nya lagi saja? Apa akan baik-baik saja?
"Mikirin apa sih?" tanya Roh yang tiba-tiba muncul di samping Renjana yang asyik duduk di bangku taman.
Renjana menoleh, mengukir senyuman tipis untuk roh di samping nya. Roh itu teman Renjana di alam ini. Alam yang tidak bisa manusia kunjungi, roh di samping Renjana juga sama dengan nya.
Sama-sama mati mengenaskan dan beda nya roh di samping Renjana dia tidak tahu siapa pembunuh nya, seperti nya anonim yang membunuh nya, atau saja roh itu tidak tahu siapa pembunuh nya.
"Aku ketemu seseorang yang bisa melihat kita-kita, tapi aku merasa dia kayak orang yang kukenal pas masih hidup, tapi aku lupa siapa dia? Atau mungkin cuma familiar aja ya?" tutur Renjana memberi tahu isi pikiran nya tadi kepada teman se-alam nya.
Panggil saja roh itu, Disya. Pasal nya roh yang Renjana panggil sebagai Disya tidak tahu siapa identitas nya. Sungguh menyedih kan, lebih daripada Renjana.
"Mungkin bisa aja iya kan? Jana, ini kesempatan mu untuk meminta tolong ke manusia itu, kamu gak akan menyia-nyiakan kesempatan itu kan?" ujar Disya, roh itu seolah bersemangat ketika tahu bahwa ada manusia yang bisa melihat Renjana.
"Ya aku tau, cuma dia menolak ku seperti orang-orang yang sama" keluh Renjana, kepala nya menunduk dan memainkam jari jemari nya.
"Ayo berusaha aku pikir semua nya akan berhasil Jan"
Kalimat itu membuat Renjana menoleh, hati nya cukup terenyuh mendengar hal tersebut. Mengapa ya? Apa karena hanya Disya yang menemani nya selama tahun-tahun berganti?
"Kalau aku pergi, lalu kamu gimana Sya?" tanya Renjana, mata nya berkaca-kaca menatap Disya.
Disya tertegun mendengar nya, namun dua detik kemudian roh itu tersenyum lebar seolah mengatakan akan baik-baik saja, tidak apa-apa aku pasti juga akan kembali seperti mu. Mungkin itu yang bisa Renjana tangkap dari senyuman Disya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Abadi
Teen Fiction"Nama doang Abadi, tapi orang nya nggak Abadi" Kalimat itu keluar dari mulut lelaki jangkung di samping si surai coklat Renjana. Lelaki itu Tanggara Sabiru nama nya. Sabiru adalah saksi bahwa sosok amerta itu benar-benar lenyap di hadapan nya setel...