***
Beberapa jam sebelum nya, Sabiru menunggu kehadiran Satria untuk datang setelah mengantarkan Nadine pulang. Kebetulan juga Sabiru ingin memberi tahu kepada Satria bahwa pemberhentian nya mencari Jana sudah berakhir.
Kenop pintu terbuka, Satria datang lelaki itu bergegas mengambil bangku untuk duduk di hadapan Sabiru.
"Cerita mengenai apa?" Sabiru bertanya lebih dahulu, dia ingin memastikan bahwa cerita yang dibawa Satria tidak bertopik sensitif.
Satria menarik nafas panjang. "Gue rada gak nyaman setiap Jocellyn berada di sekitar gue, gue gak kritik cara kinerja dia di acara, menurut lo itu kenapa?" Satria bercerita keluhan nya saat di acara Ldk.
"Apa yang bikin lo gak nyaman?"
"Ini sedikit .." Satria berdeham singkat. "Sorry to say, kejiwaan dia harus dipertanyakan" lanjut nya.
Sabiru mengernyit heran, dia tidak terlalu mengerti apa yang Satria bicarakan. Ada apa dengan Jocellyn? Kejiwaan mengenai apa yang Satria katakan.
"Jelasin lebih detail" perintah Sabiru.
"Dia aneh, gue sempat melihat dia nguping pembicaraan lo sama bang Dias di malam itu. Jujur gue gak dengar pembicaraan lo sama bang Dias, tapi gue liat Jocellyn lagi ngintip dan kemungkinan besar dia nguping juga" Satria mengaku bahwa di malam itu dia melihat Jocellyn menguping pembicaraan Sabiru dan Diaskara.
Dan terlebih Satria bisa melihat senyuman aneh yang Jocellyn ukir saat sedang menguping pembicaraan Sabiru dan Diaskara. Satria tidak bermaksud menuduh yang tidak-tidak, hanya saja di pandangan nya Jocellyn itu mencurigakan.
Diam-diam Sabiru memang sudah menaruh curiga kepada Jocellyn sejak pertemuan pertama di meja resepsionis. Itu terjadi ketika Sabiru bisa tau bahwa Jocellyn menyimpan kebencian yang begitu jelas, dan .. kebencian itu tersirat untuk roh cantik Renjana.
Itu aneh, kasus ini baru Sabiru temukan dalam seumur hidup nya. Manusia yang bisa membenci roh yang bahkan manusia itu tidak bisa melihat nya, Sabiru berasumsi mungkin saja ketika Renjana masih hidup, Jocellyn pernah membenci Renjana.
Ada satu kebuktian yang memungkinkan bahwa Jocellyn dan Renjana memang mengenal satu sama lain. Pertama, Sabiru kini tahu bahwa Renjana adalah alumni SMAN 1 Bandung, sama dengan nya, itu terbukti ketika Sabiru melihat seragam Renjana sama dengan seragam yang dipakai siswi yang mengikuti kegiatan Ldk. Maka dari itu ketika pertemuan pertama nya dengan Renjana di gedung Fisip, Sabiru merasa familiar dengan seragam yang dipakai Renjana.
Kedua, Sabiru mendengar Renjana memanggil nama Jocellyn ketika di taman saat melihat bunga Chamomile.
Ketiga, Renjana pernah mengatakan pada nya bahwa dia mengenal Diaskara. Namun ada satu hal yang mengusik Sabiru, wajah Renjana hampir mirip dengan Jana, seniornya yang dia cari-cari selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Abadi
Teen Fiction"Nama doang Abadi, tapi orang nya nggak Abadi" Kalimat itu keluar dari mulut lelaki jangkung di samping si surai coklat Renjana. Lelaki itu Tanggara Sabiru nama nya. Sabiru adalah saksi bahwa sosok amerta itu benar-benar lenyap di hadapan nya setel...