***
Malam Ldk hari pertama telah selesai, tinggal menunggu kegiatan selanjutnya yang akan disusun kembali oleh para panitia. Kini mereka berkumpul kembali di ruangan wakasek.
"Nanti jam tiga pagi mereka dibangunin, buat jurit malam" ucap Jocellyn, sang koordinator memberi tahu kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan.
"Yahhhh gue kagak bisa tidur dong malam ini" seru Echa.
"Bisa kok, dua jam aja" jawab Jocellyn disertai kekehan ringan.
Sorai-sorai dalam ruangan mulai berbicara mengenai kegiatan jurit malam nanti, ada yang memberi saran untuk menjahili para murid-murid nanti.
Sabiru keluar dari ruangan, di ikuti oleh Diaskara dari belakang. Mereka izin untuk membicarakan hal pribadi kepada panitia lain nya sebentar.
Mereka berdua memilih spot yang sama tempat Sabiru memandangi langit biru dan menghirup udara segar, dan tempat Diaskara menyesap rokok tadi.
"Kenapa lo bisa tau tentang Anin? Lo siapa nya Anin?" serbuan pertanyaan dari Diaskara, lelaki itu mendahului Sabiru.
"Justru gue mau memastikan sesuatu tentang perempuan itu kak" ucap Sabiru pelan, lelaki itu sudah mulai berpikiran negatif, mengapa Diaskara memanggil perempuan itu sebagai "Anin"
"Apa?" tanya Diaskara mulai tidak sabar.
"Apa perempuan itu, kak Jana?" lontar Sabiru, tatapan Sabiru seolah memberi tahu bahwa semoga ini bukan hal yang buruk. Bukan, hal yang akan membuat Sabiru patah dalam sekejap.
Diaskara mengambil nafas panjang, lelaki itu mengangguk. Sabiru benar, Anin memang memiliki panggilan lain selain "Anindyaswari" panggilan itu "Jana"
Sejak saat itu mata Sabiru mulai membulat, lelaki itu lega, akhir nya ada orang yang bisa dia tanyakan mengenai kabar perempuan itu.
"Sekarang kabar kak Jana gimana, kak?" tanya Sabiru mulai semangat, lelaki itu seolah senang dan itu membuat Diaskara terganggu.
Diaskara menatap tidak percaya, kenapa? Kenapa ada orang yang sama sekali tidak tahu kematian Anindyaswari kekasih nya. Mengapa Sabiru mempertanyakan kabar perempuan itu.
"Sekarang gue tanya, Jana itu siapa?" Diaskara meneguhkan tekad nya untjk bertanya.
"Kalau gue ceritakan akan panjang kak, kalau lo gak keberatan lo mau dengar?" jelas Sabiru, Sabiru mengulas senyuman tipis.
Diaskara mengangguk pelan. "Ceritakan"
***
12 Agustus 2020, 3 tahun lalu.
Saat itu ujian kenaikan kelas telah berakhir, Sabiru yang masih duduk di bangku kelas 10 itu bergegas pergi dari ruangan kelas, berniat untuk menjemput sang Ibunda yang masih di tempat kerja nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Abadi
Teen Fiction"Nama doang Abadi, tapi orang nya nggak Abadi" Kalimat itu keluar dari mulut lelaki jangkung di samping si surai coklat Renjana. Lelaki itu Tanggara Sabiru nama nya. Sabiru adalah saksi bahwa sosok amerta itu benar-benar lenyap di hadapan nya setel...