***
Note : Chapter kali ini cukup panjang, jangan capek-capek ya baca nya huhu Thank uuu 👊🏻
Bagian pertama Flashback yaa :D
Baru saja bangun dari tidur, dan bahkan diri nya tidak tahu ini mimpi atau kenyataan bahwa rekan kedua orang tua nya memberi kabar kepada Diaskara bahwa Ayah dan Ibu nya tiada dalam kecelakaan pesawat menuju trip bussines.
Kaki nya gemetar seolah tidak ada tumpuan lagi, Diaskara jatuh, dia yakin bahwa dirinya masih bermimpi, tidak mungkin kan? Kemarin baru saja Ayah dan Ibu nya memberikan kecupan cinta di kening nya untuk meminta izin pergi trip bussines selama 3 bulan penuh di China.
Oh rasanya hancur, bagaimana ini? Bagaimana dengan kehidupan nya? Diaskara tidak bisa hidup tanpa mereka, di usia nya yang masih muda dan baru masuk kelas 1 SMA, masa-masa labil nya.
Dua hari berlalu, pemakaman kedua orang tua nya diadakan, kala itu cuaca sangat mendukung apa yang Diaskara rasakan, mendung dan sepertinya hujan akan turun. Dia menatap kedua figura Ayah dan Ibu nya, mata nya sembab dan berusaha untuk tidak menangis lagi.
"Turut berduka ya nak Rahar" Salah satu rekan kedua orang tua Diaskara membelai pucuk rambut Diaskara dengan lembut.
Beberapa yang hadir tentu nya memakai pakaian hitam untuk menghormati, dan sesekali memberikan semangat untuk Diaskara putra satu-satunya, kini status nya yatim piatu.
Benar saja, rintik-rintik hujan mulai turun Diaskara menyingsih pergi dari ruangan dan berjalan menerobos hujan entah kemana, dia tidak memiliki tujuan apapun, hati nya hancur, dia tidak bisa berpikir jernih, luka ini sangat menyakitkan.
Sampai dia lupa cara bernafas, dan terjatuh membentur tanah, Diaskara lupa cara nya bernafas dengan benar, paru-paru nya terasa sakit, serta air mata nya yang kini turun kembali. Air hujan mengguyur tubuh nya yang terjatuh, samar-samar Diaskara bisa melihat sosok perempuan dengan surai coklat indah nya berlari panik dengan payung berwana hitam menuju diri nya.
"Hei? Are you okay?!" teriak Perempuan surai coklat itu panik, si surai coklat itu membantu Diaskara untuk bangkit dan rela pakaian nya tersentuh oleh hujan.
Saat itu juga Diaskara sadar, lelaki itu kini menarik nafas panjang dan tubuh nya dirangkul oleh si surai coklat menuju tempat untuk berteduh, di tempat berteduh ada satu teman duduk.
Perempuan itu membantu Diaskara untuk duduk, dan menutup payung nya, si surai coklat menatap Diaskara khawatir. Kesan pertama yang Diaskara rasakan tentang perempuan di hadapan nya adalah mata berwarna hazel, serta surai coklat nya yang indah.
Diaskara terus menatap perempuan di hadapan nya, nafas nya mulai beraturan, rasa sedih dan hancur itu mulai mereda ketika melihat perempuan di hadapan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Abadi
Teen Fiction"Nama doang Abadi, tapi orang nya nggak Abadi" Kalimat itu keluar dari mulut lelaki jangkung di samping si surai coklat Renjana. Lelaki itu Tanggara Sabiru nama nya. Sabiru adalah saksi bahwa sosok amerta itu benar-benar lenyap di hadapan nya setel...