***
Usai memarkirkan mobilnya di garasi rumah nya, Jocellyn segera masuk kedalam rumah Liana dengan kunci replika nya. Perempuan surai bahu itu mereplikasi kunci rumah Liana, kunci asli nya sudah berada di tangan salah satu keluarga besar Liana.
Kenop pintu itu dia buka, Jocellyn mulai melangkah kaki nya menuju kamar Liana, si surai bahu itu seperti nya sudah tahu rute penyembunyian kotak putih tersebut. Jocellyn menyalakan saklar lampu untuk penerangan.
Dia mulai membuka satu persatu lemari yang berada di ruangan kamar Liana, sampai ketika dimana dia membuka lemari berwarna hitam itu, dia menemukan kotak putih yang berukuran sedang.
Jocellyn mengambil kotak berwarna putih itu dan mulai dia buka, betapa terkejutnya Jocellyn membuka isi kotak putih tersebut.
"Sialan, untung Dias bilang dulu ke gue soal ini" Jocellyn tersenyum lebar, dia tidak akan menyangka bahwa Liana sudah menyiapkan beberapa bukti-bukti pembunuhan Anin secara detail di kotak putih itu.
Sekilas tentang isi, ada beberapa surat pernyataan Liana mengenai kematian Anin di malam itu serta Liana pernah menjadi saksi bahwa Jocellyn juga pernah membunuh orang lain selain Anindyaswari.
Ada beberapa foto bukti screenshot chat antara Jocellyn dan Liana dalam bentuk sudah di print, isi nya mengenai rencana pembunuhan Anindyaswari di tanggal 14 September 2020. Semua berisikan pembahasan bagaimana nanti cara nya menjebak Anin serta menghilangkan barang bukti.
"Gue masih ingat, Jocellyn simpan barang bukti di loker kantor nya. Soal nya dia pernah bilang dia gak akan pernah mau buang barang bukti berupa pisau yang masih berlumuran darah Anin" Jocellyn mulai membaca salah satu kertas dengan tulisan Liana mengenai diri nya serta barang bukti yang dia gunakan untuk melenyapkan Anin.
"Kata Jocellyn, darah Anin itu sebagai titik kesempurnaan di hidup nya. Lenyap nya Anin membuat hidup Jocellyn semakin sempurna" lanjut Jocellyn membaca kertas tersebut.
"Ngaco banget" pekik Jocellyn frustasi dengan cepat dia merobek kertas itu dengan brutal dia mengacak-acak kertas itu sampai tidak berbentuk kembali. Dia ingin sekali berteriak, sangat-sangat ingin berteriak.
"Haah ... Lo benar-benar sialan, andai lo mati di tangan gue Lia!" seru Jocellyn seraya mengacak-acak rambut nya frustasi.
Si surai bahu itu tidak takut perihal dia ditangkap oleh kepolisian dan disidang, dia hanya tidak ingin jatuh sendirian, setelah berbagai hal keji dia lalui namun dia juga yang harus jatuh sendirian. Selama 3 tahun ini Jocellyn belum mendapatkan titik kesempurnaan takdir Anindyaswari sahabat nya.
"Lo memang nekat ya Lia, tapi lo harus ingat satu hal gue lebih pintar dari lo, semua orang akan selalu percaya sama gue" monolog Jocellyn, tatapan nya menatap beberapa isi kotak yang belum dia lihat lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Abadi
Teen Fiction"Nama doang Abadi, tapi orang nya nggak Abadi" Kalimat itu keluar dari mulut lelaki jangkung di samping si surai coklat Renjana. Lelaki itu Tanggara Sabiru nama nya. Sabiru adalah saksi bahwa sosok amerta itu benar-benar lenyap di hadapan nya setel...