Chapter 45, Interogasi dan kronologi.

17 8 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Note : Chapter kali ini cukup panjang, jangan capek-capek ya baca nya huhu Thank uuu 👊🏻

Tw : Blood, Premeditated murder, Harsh word, Anger issue, Betrayal, Sharp object.

Suasana malam kali ini cukup dingin, ditambah ruangan dengan nuansa gelap hanya di tambah cahaya dari lampu. Jocellyn duduk di ruangan itu dengan beberapa orang yang kelihatan nya seperti orang penting.

Di hadapan nya adalah seorang penyidik yang akan mempertanyakan kesaksian kepada Jocellyn.

"Anda putri Husein ya?" tanya Penyidik retoris, dia menatap Jocellyn cukup lekat.

Si surai bahu itu membalas tatapan penyidik. "Saya bukan bagian Husein"

"Yah mari lupakan, perkenalkan saya Erlan seseorang yang akan meminta keterangan mu" Penyidik itu mengenalkan diri sebagai Erlan.

"Dan saya penyidik yang sama yang menangani kasus Anindyaswari, 3 tahun lalu" tambah Erlan.

Jocellyn bersikap tenang, terlintas di pikiran nya memikirkan Diaskara, kabar lelaki itu bagaimana setelah rekaman itu tersebar? Jocellyn tidak membuka ponsel nya sama sekali dari pagi sampai diri nya berada di ruangan interogasi ini.

"Dari awal saya sudah tahu kalau anda pelaku nya, tapi kepala kepolisian memilih bungkam dan menutup kasus Anindyaswari sebagai kasus bunuh diri" suara Erlan meninggi, mungkin tercampur rasa kesal terhadap keadilan di negara tercinta ini.

"Baiklah, saya akan bertanya kepastian mengenai rekaman yang heboh di jagat maya. Saya ingin bertanya apa benar yang ada di rekaman itu anda?" Erlan melakukan tahap pertama dalam interogasi yaitu bertanya.

Jocellyn menganggukan kepala nya pelan, dia menatap penyidik di hadapan nya. "Benar itu saya di 3 tahun lalu"

"Dua orang, yang satu nya siapa?"

"Liana Famella" jawab Jocellyn.

Nama yang tidak asing itu Erlan mengenal nya, perempuan yang ditemukan bunuh diri menggunakan obat-obatan, dan pelapor adalah Jocellyn sendiri.

"Kematian Liana murni tidak ada kaitan nya dengan anda kan?" Erlan membuka buku kecil dan mulai mencatat.

"Tidak ada" jawab Jocellyn, si surai bahu tidak tahu apa kematian Liana berkaitan dengan diri nya atau tidak? Jujur saja Liana memutuskan untuk mengakhiri diri saja membuat Jocellyn bingung.

"Senjata apa yang anda gunakan untuk menghilangkan nyawa korban?"

Tiba-tiba suara pintu ruangan terketuk membuat Jocellyn dan Erlan sang penyidik menoleh, terlihat salah satu Polisi memasuki ruangan membawakan kotak dan menaruh nya di atas meja interogasi.

Renjana Abadi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang