***
Kenop pintu terbuka menyambut kesunyian untuk Lelaki itu, diri nya baru saja selesai dari rapat himpunan. Helaan nafas berat keluar dari mulut nya.
Diaskara melepas sepatu nya dan bergegas masuk kedalam ruang apartemen nya, ingin segera melepas penat seusai sibuk dengan kegiatan kampus.
Usai melepas sepatu nya, Diaskara berjalan menuju kamar nya berniat untuk merebahkan tubuh nya di kasur empuk. Hari ini berat seperti biasa nya, seiring waktu berjalan semua nya mulai terbiasa.
Saat berbaring di atas kasur dan nyaris terlelap untuk tertidur, bunyi ponsel berdering cukup keras membuat kantuk Diaskara hilang dan digantikan rasa terkejut.
"Ck, siapa sih?" decak Diaskara sebal, dia mengambil ponsel nya yang masih berdering di atas nakas.
Mengangkat telepon seluler tersebut. "Halo?"
"Dias, lo udah di rumah?" suara Perempuan terdengar di gendang telinga Diaskara.
Sejenak dia mengernyit heran, siapa yang menghubungi nya? Dengan pelan Diaskara melepas ponsel nya dari telinga nya untuk melihat tag kontak.
Jocellyn? Kenapa perempuan itu menghubungi nya tiba-tiba, jelas Diaskara tahu siapa nama perempuan yang menghubungi nya. Jocellyn Agatha, sahabat perempuan Anindyaswari.
Lelaki itu masih ingat dengan perempuan bersurai bahu itu.
"Ngapain lo telpon?" tanya Diaskara cukup ketus.
Terdengar kekehan kecil dari suara Jocellyn. "Gue cuma mau kasih tau soal acara sekolah, angkatan 20 diundang untuk menjadi panitia Ldk." ujar Jocellyn memberi tahu tujuan nya.
"Gue berpartisipasi untuk ikut, dan kebetulan tim panitia kurang 2 dari angkatan 20. Kebanyakan angkatan kita sulit dihubungi dan juga banyak yang menolak untuk bergabung, maka dari itu gue menghubungi lo" sambung Jocellyn lagi.
Mendengar itu Diaskara memanggut sejenak, benar juga sekolah nya itu memang sering mengundang alumni untuk mengikuti acara Ldk tiap tahun nya.
"Gue pertimbangin dulu Jo" jawab Diaskara singkat.
"Jo? That was a long time ago, what you called me in high school, gue jadi kebawa nostalgia" ucap Jocellyn disertai tawa kecil.
Ukiran senyuman tipis Diaskara ukir, entah lah itu lagi-lagi mengingat kan nya dengan Anindyaswari yang terkadang memanggil Jocellyn dengan panggilan "Jo" di hadapan nya.
"Anin yang bikin panggilan itu Jo. Even though it seems weird, it's cute" Diaskara mengakui nya, itu salah satu kenangan nya dengan Anindyaswari yang berkaitan dengan Jocellyn.
"I didn't expect, anyway gue akhirin ya Dias. Ada urusan nih, bye" ujar Jocellyn mengakhiri saluran telepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Abadi
Teen Fiction"Nama doang Abadi, tapi orang nya nggak Abadi" Kalimat itu keluar dari mulut lelaki jangkung di samping si surai coklat Renjana. Lelaki itu Tanggara Sabiru nama nya. Sabiru adalah saksi bahwa sosok amerta itu benar-benar lenyap di hadapan nya setel...