Chapter 31, Kotak putih.

26 9 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Baru saja membuka pintu rumah, di hadapan nya sudah ada Laily dengan raut wajah yang tegas, seolah ingin menyidang Sabiru.

"Kamu melakukan hal apa Dek?" tanya Laily, tatapan nya tidak ramah pada Sabiru.

"Gak penting lo tau" Sabiru melengos dari hadapan Laily, membuat sang Kakak amarah nya sudah diujung tanduk.

Tangan nya mencekal lengan Sabiru, kemudian tangan itu menampar pipi Sabiru cukup keras.

"Kamu tuh kurang ajar ya?! Kamu diajarin sopan santun, tapi gak ada sopan-sopan nya sama Kakak sendiri!" bentak Laily dengan meledak-ledak.

Sabiru membalas tatapan tajam pada Laily, memang akhir-akhir ini hubungan nya dengan Laily sering kali tidak sehat. Ada saja hal yang mereka ributkan.

"Masalah lo sama gue apasih? Memang nya penting gue kasih tau ke lo? Memang nya lo bakal kasih jalan keluar bagi gue?" Sabiru membentak balik, lelaki jangkung itu sedari awal memang mood nya sudah berantakan.

Kematian Liana dan Jocellyn yang seolah menantang nya itu membuat Sabiru menuju jalan buntu untuk kematian Renjana, semua nya sudah rumit!

"Enggak kan? Urusin aja hidup lo yang datar, gak usah sok nyetir kehidupan gue" Sabiru melanjutkan kalimat nya, lelaki itu menepis tangan Laily kasar dan masuk kedalam kamar.

Lelaki jangkung itu menutup pintu kamar dengan keras membua Laily tersentak kecil. Sang Kakak menghembuskan nafas nya berat, lagi dan lagi begini.

Laily tidak pernah tahu bahwa hubungan antara diri dengan Sabiru bisa serumit ini, apa mungkin dari insiden itu Sabiru tidak pernah memaafkan Laily?

Ya sekilas itu mengaitkan insiden kecelakaan Catra 3 tahun lalu, saat itu Laily pulang dari luar kota untuk mengambil beberapa barang di rumah.

Saat itu Laily memang dengar bunyi ponsel yang terus berdering terus-menerus, Laily piki itu dari mantan pacar nya yang beberapa hari Laily akhiri hubungan nya. Namun ternyata salah, itu panggilan dari Ibunda.

Sebelum Anindyaswari menyelamatkan Catra dari kecelakaan, Catra menghubungi Laily untuk meminta pertolongan, namun sayang nya tidak bisa dihubungi.

Mulai saat itu Sabiru menyimpan rasa kekesalan yang teramat tinggi pada Laily, andai saja Laily lebih cepat di hari itu mungkin saja Catra tidak akan mengalami cedera yang memakan waktu 1 tahun untuk terapi.

Padahal sudah 3 tahun berlalu, Sabiru masih saja menyalahkan Laily walau Catra sudah mengatakan bahwa Laily tidak sepenuhnya salah.

***

Sedangkan di kamar, Sabiru menarik selimut dan menutupi tubuh nya dia kehabisan energi nya dari perjalanan ke Bandung menuju Sumedang.

"Sabiru, jangan gitu sama Kakak sendiri" ucap Renjana di dekat Sabiru, Sabiru tidak menoleh sama sekali dia tidak peduli.

Renjana Abadi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang