***
Banyak beribu kata untuk mempertanyakan? Siapa nama perempuan cantik itu, kata orang-orang yang mengenal nya. Dia orang yang memiliki kepribadian yang sangat baik bahkan prestasi nya juga tidak main-main.
Tatapan nya terhenti ketika menatap forum milik sekolah nya di internet, Lelaki itu sedang stalking di forum SMA nya. Pasal nya ada banyak hal yang menyerbu pikiran nya, Sabiru hanya ingin tahu kabar perempuan itu, perempuan yang masih menjadi tanda tanya di hidup Sabiru. Perempuan yang selalu menjadi dambaan nya untuk pertama kali seumur hidup nya.
Dari perempuan itu, Sabiru mengerti bahwa kehidupan akan terus berjalan dan proses menyakitkan itu akan pergi seiring waktu itu berjalan, dan satu hal lagi perempuan itu seperti malaikat yang menolong nya ketika suatu bencana yang tidak Sabiru duga datang pada hidup nya.
Sabiru masih mengingat tutur kata yang dilontarkan perempuan itu. Perempuan itu memanggil diri nya sebagai -Jana-
Bahkan sampai sekarang Sabiru tidak tahu nama panjang perempuan itu, Sabiru mencari identitas Jana hanya dengan nama panggilan nya saja di forum sekolah.
Tangan nya terus mengetik di keyboard laptop milik nya, mencari nama Jana di angkatan 2020. Saat itu Sabiru bertemu dengan Jana saat Jana menginjak kelas 3 dan diri nya kelas 1.
"Jana? Manjana?" gumam Sabiru lirih ketika melihat hasil pencarian yang dia dapatkan.
"Anindyaswari?" gumam nya lagi, mata Sabiru begitu fokus, kini kursor Sabiru gerak untuk menekan identitas siswi yang berkaitan dengan nama Jana satu-persatu yang berada di daftar.
Ada satu daftar yang memiliki nama Jana namun ada yang aneh dari daftar itu, ada 3 orang yang memiliki nama yang berkaitan dengan Jana. Salah satu nya daftar yang terkesan aneh bagi Sabiru.
Daftar siswi yang nama nya tertera di layar sebagai Anindyaswari Renjana Abadi. Daftar milik siswi itu terkesan sepi dan kosong.
Bahkan profil nya saja tidak ada, itu membuat Sabiru bertanya-tanya? Mengapa daftar siswi ini tidak selengkap yang lain?
Kursor nya Sabiru gerak kan untuk melihat lebih lanjut, terlihat identitas Anindyaswari.
"Mengikuti Sbnp, pilihan 1 Universitas Padjadjaran prodi Ilmu Pemerintah. Pilihan 2 Universitas Padjadjaran prodi Teknik Sipil" ucap Sabiru membacakan kalimat tersebut yang tertera di layar.
Sabiru kembali men-scroll kebawah, mata nya terhenti ketika melihat status siswi Anindyaswari.
"Diterima di pilihan 1, status Siswi - Meninggal." Sabiru melanjutkan kalimat itu penuh lirih. Jantung nya mulai berdegup kencang seolah ada fakta yang tidak ingin dia tahu.
Setelah tahu hal seperti itu, Sabiru seolah mulai terjebak di dalam pikiran nya yang begitu dalam. Apakah Anindyaswari ini? Perempuan yang dia cari selama ini? Kakak kelas yang dia dambakan dan menjadi panutan nya? Apakah selama ini Sabiru melupakan sesuatu?
Ada satu kesalahan seperti nya, Sabiru benar-benar melupakan wajah perempuan itu, Jana.
"No way? kak Jana?" Sabiru seolah menyanggah hal ini, ini tidak sesuai dengan keinginan nya.
Sabiru menjadi mengingat obrolan nya dengan Satria beberapa bulan yang lalu, hari pertama ketika ospek menjadi maba.
"Anindyaswari, Zaskar, dan Esa. Itu aja yang gue ingat sisa nya gak tau, soal nya yang masuk Unpad itu cuma 3 orang."
"Tapi - eh gue ralat, cuma ada dua yang masuk"
"Iya dua, satu nya Anindyaswari itu udah meninggal"
Dua hal yang Sabiru ucapkan. "Gak mungkin"
Tidak bisa menerima kenyataan yang tidak tahu fakta nya benar atau tidak, Sabiru memilih mematikan laptop nya dan bergegas berbaring di atas kasur empuk nya.
Sanggah menyanggah itu terjadi di pikiran Sabiru, tidak mungkin Anindyaswari itu Jana, tidak mungkin ..
Namun ada rasa perih di hati nya ketika harus menyanggah dan menolak hal tersebut. Sabiru yakin bahwa Anindyaswari bukan lah Jana.
***
"Keren, gue baru pertama kali lihat orang sehebat lo Nin. Gue gak nyangka lo bakal dapat rangking 1 eligible!"
Suara itu memuji sang Anindyaswari, perempuan cantik bersurai panjang dengan warna coklat muda. Paras nya begitu cantik, seolah tidak ada bekas kejahatan berada di wajah milik Anindyaswari.
Perkenalkan perempuan cantik ini adalah Anindyaswari Renjana Abadi. Panggil saja Anin, namun ada hal yang membuat perempuan itu membenci nama panggilan "Anin".
"Bisa aja, aku gak sekeren itu kok" Anin terkekeh kecil menghadapi pujian dari Sahabat perempuan nya, Jocellyn Agatha.
Jocellyn memukul lengan Anin pelan, perempuan surai sebahu itu tertawa entah apa maksudnya?
"Merendah banget, gue aja ada di rangking 25. Huft kadang gue sedikit iri sama lo Nin, tapi rasa iri gue kalah sama rasa sayang gue ke lo" ucap Jocellyn mengulas senyuman tipis untuk Anin.
Anin tertegun mendengar nya, dia tidak akan menyangka bahwa Jocellyn akan berkata seperti itu. Namun biarlah semua orang pantas menyimpan iri dan dengki untuk nya sementara ini.
Tangan Anin mengelus bahu Jocellyn dengan lembut, Anin mengukir senyuman untuk perempuan di hadapan nya. Banyak hal yang perlu Anin syukuri bahwa Jocellyn adalah sosok yang sangat penting di hidup nya.
"Lyn, gimana pun nanti akhir nya jalan kita akan berbeda sesuai yang ditakdirkan tuhan nanti nya. Tapi, aku rasa kamu bakal baik-baik aja, dan kita bakal terus begini kan?" tutur Anin begitu tulus, rasa nya begitu hangat ketika menuturkan perasaan nya untuk Jocellyn.
Senyuman itu tidak sirna di kedua sudut bibir Jocellyn, perempuan itu menghangat dan itu tidak lebih dari dia butuhkan.
"Gue janji kita bakal terus begini, Anin"
***
Ternyata ingatan itu terlintas di pikiran roh itu. Rasa nya begitu menyesak kan, dan menyakit kan.
Renjana menahan sesak di dada nya yanh luar biasa, dia pendam agar sesak itu akan hilang. Namun itu salah, sesak terus menjalar di dada nya.
Bendungan yang dia tahan agar kokoh akhir nya hancur dalam sekejap, Renjana sakit, Renjana tidak abadi, Renjana tidak ingin mengingat nya.
— To be continued.
Note : Please kalau ada hal yang gak nyata di dunia ini, tolong jangan serius, bawa cerita ini dengan fiksi ya! Kalau ada kesalahan author minta maaf tidak mencantumkan sumber-sumber secara detail.
Sampai ketemu lagi, bye-bye :p
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Abadi
Teenfikce"Nama doang Abadi, tapi orang nya nggak Abadi" Kalimat itu keluar dari mulut lelaki jangkung di samping si surai coklat Renjana. Lelaki itu Tanggara Sabiru nama nya. Sabiru adalah saksi bahwa sosok amerta itu benar-benar lenyap di hadapan nya setel...