Chapter 17, Chamomile.

75 55 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Tepat di hari Kamis 14 Desember 2023, sebelum di nyatakan libur semester genap. Sabiru dan Satria telah menyelesaikan tugas akhir mereka di semester 2.

Maka dari itu hari ini mereka tidak perlu datang ke kampus, mereka memiliki tanggung jawab untuk mengikuti acara Ldk. (Latihan dasar kepemimpinan, kelas 10 angkatan baru.)

Baru saja menginjak kan kaki di lobby utama Sekolah nya, Sabiru merasa perasaan gelisah, dan tidak karuan. Jantung nya berdegup dengan kencang, dari awal perjalanan nya dengan Satria ke tempat ini benar-benar sudah memiliki perasaan yang tidak enak, sulit untuk di deskripsikan.

"Kalian berdua panitia dari angkatan 23 yang Diaskara bawa ya?" tanya seorang Perempuan surai bahu yang sudah berada di meja resepsionis lobby Sekolah.

Satria mengangguk kan kepala nya, lelaki itu menyerahkan kartu panitia pemberian Diaskara.

Perempuan surai bahu itu menatap Satria lekat-lekat, setelah menatap Satria, perempuan itu kini menatap Sabiru yang daritadi diam-diam saja.

"Kartu kamu mana?" tanya Perempuan itu membuat Sabiru menoleh. Dengan cepat Sabiru memberikan kartu panitia milik nya kepada perempuan di hadapan nya.

Ketika menyerahkan kartu itu, Sabiru merasa ada hal yang aneh dari perempuan di hadapan nya itu. Salah satu hal aneh dari perempuan itu adalah, rasa kebencian ketara sangat jelas.

Bukan, kebencian itu bukan tertuju pada Sabiru, tetapi .. roh di samping Sabiru, tidak lain tidak bukan Renjana.

"Aneh" pikir Sabiru, ini hal pertama yang dia alami seumur hidup nya. Biasa nya Sabiru bertemu kasus seperti, Manusia membenci dengan sesama manusia lain nya.

Namun hal ini berbeda, apakah perempuan surai bahu itu bisa melihat roh yang berada di samping nya?

"Sabiru" panggil Satria cukup menggema di pendengaran nya, membuat terperanjat kecil.

"Lo melamun terus" protes Satria, lelaki itu berasumsi bahwa Sabiru sebenarnya masih ragu bahwa perempuan yang dia cari ada disini.

Sabiru mengusap wajah nya gusar, mungkin karena perut nya kosong, dia jadi memikirkan hal-hal yang rumit.

"Baiklah, Satria dan Sabiru perkenalkan saya Jocellyn selaku ketua panitia dan sekaligus koordinator di acara Ldk. Mungkin kalau butuh bantuan sesuatu, tolong hubungi saya, dan jika ada kendala laporkan ke saya." ujar Perempuan itu sebagai Jocellyn Agatha.

Mereka berdua mengangguk bersamaan. "Kalau gitu schedule di jam ini, kita ngapain Kak?" tanya Satria.

"Kalian sarapan pagi aja dulu, acara Ldk di mulai ketika para murid-murid sudah pada datang. Silahkan bergabung bersama panitia lain nya di ruang wakasek." jelas Jocellyn dengan senyuman tipis nya.

Renjana Abadi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang