***
Jocellyn mematikan ponsel nya kemudian melempar benda pipih itu ke arah kasur, entah sejak kapan semua nya menjadi rumit.
Pertanyaan yang selalu ada di otak nya adalah sejauh mana Sabiru mengetahui diri nya? Mengapa lelaki itu seolah mengetahui segala hal, apa Sabiru tidak sadar siapa lawan main nya?
Siapa orang yang menjadi sumber informasi untuk Sabiru, jika memang Sabiru hanya lah seorang secret admirer untuk Anindyaswari mengapa lelaki itu harus menyelam sangat dalam untuk menemukan Jocellyn.
Mengapa Sabiru tahu bahwa diri nya lah pelaku sesungguh nya, siapa yang memberi tahu nya? Apa Sabiru bukan orang biasa?
"Sialan, sejauh mana dia bisa mempermainkan gue" desis Jocellyn, amarah nya menaik.
Jocellyn menarik nafas sejenak dia berhenti untuk bermondar-mandir seperti orang panik, sebenarnya jika esok hari adalah hari dimana rahasia itu terbongkar kembali, Jocellyn memiliki tiga pilihan.
Pertama, menyingkirkan Sabiru dengan segala cara malam ini juga, atau kedua meminta bantuan sang Ayah seperti dulu, dan ketiga yang terakhir menyerahkan diri dan menyelesaikan semua nya.
Si surai bahu itu teringat 3 tahun yang lalu, kepolisian sempat mendapatkan saksi yang benar-benar membawakan kunci, lebih tepatnya saksi itu melihat Jocellyn berlumuran darah di tempat parkiran depan Gedung kesenian.
Saksi itu dan Jocellyn sempat berkontak mata, kemudian setelah jasad Anin ditemukan, saksi itu sempat mendatangi Kantor polisi untuk melaporkan kesaksian nya pada malam itu.
Kepolisian mulai bertanya-tanya kepada orang-orang yang dekat dengan Anindyaswari semasa hidup nya untuk diminta kesaksian nya, salah satu nya Jocellyn.
Tetapi entah bagaimana ceritanya Jocellyn tidak diminta kesaksian, orang-orang mendengar bahwa Jocellyn jatuh sakit sebab perempuan itu terlalu terkejut dengan kabar kematian Anin sahabat nya.
Nyatanya itu hanya kebohongan.
Kepolisian kembali memanggil saksi itu, namun aneh nya saksi itu seolah menghilang ditelan bumi, tidak bisa dihubungi dan ditemukan di mana pun.
Banyak beberapa orang berspekulasi bahwa pelaku bukan orang biasa, pelaku bukan lah lawan sembarangan.
Jocellyn menghela nafas nya berat, hanya untuk menutupi dosa nya saja serumit ini. Memang tuhan selalu memiliki berbagai cara agar bangkai yang tertutup ini terlihat oleh publik.
Ponsel nya tiba-tiba berdering amat keras membuat Jocellyn menoleh, tangan nya segera mengangkat panggilan seluler itu, id call terpampang nama Diaskara.
"Halo?" suara Jocellyn menyapa terlebih dahulu.
"Lo belum tidur Jo?" tanya Diaskara dengan nada khawatir, lelaki itu tahu bahwa kekasih nya akhir-akhir ini mengalami insomnia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Abadi
Fiksi Remaja"Nama doang Abadi, tapi orang nya nggak Abadi" Kalimat itu keluar dari mulut lelaki jangkung di samping si surai coklat Renjana. Lelaki itu Tanggara Sabiru nama nya. Sabiru adalah saksi bahwa sosok amerta itu benar-benar lenyap di hadapan nya setel...