15

984 30 2
                                    

Rembowruby

— Don't copy paste anything from here —

Sory for typo

"Sebelum berpisah mari berhenti jatuh cinta"

***

Walaupun kaisar itu sangat menyebalkan, tapi vici harus akui masakan buatan pria itu masih tidak ada tandingannya. Apapun yang kaisar siapkan, pasti selalu pas dengan selera lidah vici. Tak terkecuali teh madu jahe yang kaisar suguhkan pagi hari ini. Setidaknya memperbaiki mood vici yang benar-benar hancur. Sehingga kini, vici dengan senang hati menikmati roti panggang yang kaisar buatkan. Ini sangat membantu menghilangkan kekesalannya pada kaisar.

“kalau kau tidak enak badan tidak usah bekerja hari ini. Nanti aku yang telpon fara” ujar kaisar sembari merapikan kerah kemejanya. 

Namun Vici nampak tidak peduli dengan ucapan kaisar.

"aku akan kerja" ucap vici. 

Kaisar menghentikan kegiatan merapikan dasinya, menoleh kea rah vici. "jangan pakai baju yang terbuka" mendengar hal itu vici tidak langsung menjawab. 

Vici menopang dagunya, tampak bingung dengan kaisar yang tidak biasanya sibuk dengan apa yang akan dia kenakan. Jangankan melarang, mengoreksi apa yang dia kenakan saja tidak.

"kau tidak pernah melarang ku mengenakan apapun, lalu kenapa sekarang?" balas vici pada akhirnya.

Kaisar mendekati vici setelah memasang dasinya dengan baik "ikuti saja perkataanku, sayang" pria itu mengelus surai indah milik vici bermaksud agar didengarkan.

Vici berdecak "jangan mengatur. Aku tidak suka, lagipun ini mengenai pekerjaanku"

"kamu boleh pergi tapi kenakan baju yang menutupi seluruh tubuh bagian atasmu" ujar kaisar.

"tidak bisa, hari ini aku banyak jadwal pemotretan. Bajunya terbuka semua"

"yasudah hari ini jangan kerja dulu"

"aku harus kerja kaisar. Tidak bisa di batalkan begitu saja, banyak pihak yang akan keberatan dengan keputusan ku jika tiba-tiba aku tidak hadir. Lagian memangnya kenapa hari ini? Ada hari spesial? Atau apa? Sampai larang-larang pakai ini itu" ucap vici kesal.

"kissmark di leher sama dada kamu terlalu banyak" jelas kaisar dengan enteng.

"HAH?" vici segera menundukkan kepalanya. Penampakan raum merah begitu banyak di sekitar dadanya.

"Kau benar sangat cabul ya. Ini tidak manusiawi" ucap vici menunjuk wajah kaisar yang saat ini sedang menahan senyumannya.

Dalam hati kaisar tertawa itu belum apa-apanya sebab kaisar sangat-sangat menahan diri.

"Jika ditutupi ini sangat merepotkan! Bagaimana jika aku keringatan dan luntur. Aku pasti akan diejek nanti dan menjadi bualan-bualan anak kantor. Terus berpikir macam-macam?"

"ya itu resikonya. Aku sarankan untuk beristirahat dulu tetapi jika ingin tetap pergi, yasudah. Biarkan mereka berspekulasi, lagipun mereka bukan anak di bawah umur"

"kau enak sekali ya berkata seperti itu, pasti orang-orang menyangkan kita sudah berbuat apa-apa"

"kan memang iya" balas kaisar. Keduanya saling bertatapan selama beberapa saat, sebelum akhirnya vici sadar. 

Don't SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang