"Menurut lo gimana mel, si hesa pacaran sama meli pasti cuma buat kepuasan aja. Lo pikir deh hesa ganteng masih muda 21 tahun terus si meli 42 tahun pernah viral vidio syur sama 2 cowok beda beda. Kalo gw sih, ya si hesa mau pacaran sama meli karna dapat duit jajan sama kepuasan sendiri." Ucap ajel dengan lemesnya.
Amel yang ditanya hanya mengangkat bahu nya tidak tahu, malas untuk mengomentari.
"Si amel, lo tanya begituan mana mau di jawab, doi aja 4 tahun nggak digarab B aja." Kata fasya dengan lemesnya membuat amel menatapnya sebal.
"Emang ngada pembahasan yang lebih cerah lagi, seengaknya mengurangi dosa lah." Sahut amel dengan malas.
"Tapi gw kepo deh, mel. Emang lo selama nga digarab sama abian nggak merasa kesepian gitu." Tanya nopi kepada amel.
"Lo nggak digarap sama pacar lo selama 9 tahun merasa kesepian nggak?" Tanya balik amel membuat nopi terdiam dengan senyuman reseknya.
"Amel dilawan" Celetuk resya membuat mereka menertawakan nopi.
"Si putri nggak digarab sama suaminya 2 bulan malah minta ke suami tetangga buat digarab, emang ya punya cewek itu beda beda. Si amel punya nya terawat dengan bersih sampe jauh dari kuman kegatelan, lah si putri nggak bisa ngerawat punya nya sampe gatel. Mana minta digarukin sama suami tetangga lagi." Kata ajel dengan tertawa, merasa lucu dengan ucapannya yang aneh semeriwing.
"Emang suami tetangga dokter gatel jadi diterima aja, mana doi bisa nyoblos duluan lagi. Kira kira yang di coblos nomor urut berapa ya?" Balas resya dengan kocaknya membuat mereka tertawa.
"Anji gw nggak bisa nggak ketawa pliss, tapi yang kalian bilang bener sih." Kata fasya dengan tertawa bahkan tangannya memegang perut.
"Kalian yang buat dosa tapi gw juga kena imbasnya" Sahut amel sedikit tertawa mendengar kata resya yang sangat mesum namun kocak.
"Sekarang gimana mel?" Tanya ajel dengan alis naik turun mengejek amel.
"Gimana apa nya?" Tanya balik amel yang tidak paham akan maksud dari ajel.
"Lo udah digarab lagi, kan si suami udah disini sama lo." Kata ajel membuat amel melempar ajel dengan sayuran lalapan yang dipesan fasya yang masih utuh.
"Jangan ditanya jel pastinya udah sih, 4 tahun nggak digarab baru ketemu langsung nonstop 24 jam." Balas nopi ikut mengejek amel.
"Kita tanya fasya karna hanya dia yang akan diberatkan oleh amel, jadi gimana fas apakah benar 24 jam." Tanya resya membuat amel memutarkan bola matanya malas, kenapa harus dirinya sih jadi bahan pembicaraan teman nya ini.
Mereka menatap fasya yang sedang meminum jus miliknya, "Keknya nggak sampe 24 jam deh, liano sendiri nggak dititipin ke gw apalagi ke ibu. Main tipis tipis dulu kali si doi." Jawab fasya membuat amel memukul tangan fasya, mereka yang mendengar jawaban fasya tertawa.
"Kalian resek banget sih, mau gw digarab atau enggak itu kan gw yang nanggung kenapa jadi kalian yang ribet." Kesel amel kepada teman temannya.
"Bukan gimana gimana mel, kita kan sebagai cewek yang belum pernah nyoblos jadi nggak paham. Gimana efek nggak dicoblos selama 4 tahun, apakah ngaruh ke kita yang cewek." Sahut ajel.
"Atau mungkin si amel sama abian mau nyoblos barengan pas nyoblos presiden dan antek anteknya, kan lagi bentar tuh nyoblos. Biar sekalian, sekali nyoblos terus dapat adek buat liano." Kata nopi mengimbuhi.
"Atau mungkin s-"
"Lanjut aja gw mau pulang udah sore" Kata amel memotong omongan resya, ia sebal kepada sahabat reseknya itu.
"Nah loh si amel marah" Kata fasya.
"Lo marah atau mau boboin liano buat bisa digarab" Kata ajel yang selalu suka menggibahi orang walaupun orang itu sahabatnya sendiri, dengan sifatnya yang blak blak kan itu membuat banyak yang suka dengannya. Jika ada yang salah maka ajel akan menyindir didepan orangnya langsung, bahkan menggibahkan orang didepannya langsung.
"Awas lo nggak bayar gw cari lo ke rumah" Kata amel menujuk ajel dengan wajah kesalnya, ajel yang di tunjuk malah tertawa saja. Karna mereka sudah biasa seperti itu.
. .
~>> |aku dan anakku yang terabaikan| <<~
. .Ditaman abian menemani anaknya dan teman temannya sedang makan jajan an komplek, mereka tidak hanya makan saja namun diselangi oleh curhatan. Entah itu untuk pamer, menghujat maupun mengagumi suatu hal.
"Tapi nanti aku mau beli mobil balu, mobil ku sudah jelek." Kata perempuan berkepang 2 yang di panggil yaya oleh liano.
"Iya mobil mu udah bulik, liat saja gambal belbi nya udah nggak keliatan." Ucap teman liano yang berambut kriting dengan kaca mata yang tidak dilepas dari kedua matanya, ia bernama bagas.
"Bagas benel mobil mu sudah bulik" Sahut anak yang sedari awal tidak berbicara kini mulai mengomentari, ia bernama farel.
"Tapi menulut gueh cih, mending nggak usah ganti mobil. Kan bisa dicat ulang. Sayang duit mending duitnya lho make buat beli jajan. Yang penting mobil lho nggak lusak aja, masih aman kok." Celetukkan anak berambut mulet dengan kaca mata diatas kepalanya, agres bocah paling tua diantara mereka bahasanya pun membuat abian menahan tawa, lo gw.
Abian menatap para bocah termasuk anaknya dengan pandangan frustasi dan merasa terhibur dengan gaya mereka, anaknya juga bergaya sederhana namun terlihat mewah. Hanya menggukan kaos oblong bertulisan besar dibagian leher dan gambar tengkorak dibelakang punggung, celana pendek cargo dengan warna senada dengan bajunya. Ia juga menggunakan sepatu adidas.
Abian baru sadar bahwa anaknya menggunakan outfit membuat kaun adam iri, termasuk dirinya. Lihat lah dia hanya menggunakan celana panjang hitam dan kaos oblong biasa, tapi tak apa ia bukan anak muda lagi ia sudah memiliki istri bahkan 2 sekaligus. Memang dasarnya maruk si abian.
"Like cama pikilan agles, kita halus hemat ndak boleh bolos. Mobil yaya juga masih bagus, kalo yaya bocen pake mobil nya pinjam mobil ku caja." Sahut teman liano yang asik mengunyah, bernama vino.
"Huh yaya jadi bingung, mau pilih cat ulang atau ganti yang balu." Kata yaya sedikit frustasi, abian semakin heran dengan sifat para bocah ini termasuk anaknya yang sedang menghabiskan jajan terakhirnya kulit ayam original dengan seksama mendengarkan temannya curhat.
"Kalo ano cih mending yaya bialin aja mobilnya itu, nanti kan kita mau besal udah nda pake mobil kecil lagi. Kata vino benel kalo yaya bocen sama mobil yaya pinjam aja mobil kita, iya nda guiss." Celetuk liano yang diangguki oleh mereka semua tidak dengan abian.
"Sudah sole nih kita bubal, besok kumpul lagi." Kata agres yang sepertinya menjadi ketua dalam pertemannya.
"Siap" Jawab mereka serempak pengecualian abian yang hanya menatap saja.
Mereka berenam mengumpulkan tangan kanan menjadi satu yang ditumpukkan, "Komel bubal" Kata mereka berenam dengan serempaknya mengangakat tangan saat mengatakan bubar.
Setelahnya mereka berpamitan untuk pulang kerumah masing masing, abian yang hanya bisa menonton sedari tadi terdiam cukup kaget. Ia shock dengan anak jaman sekarang.
"Ayah napa kok diem aja, ayah sakit?" Tanya aliano yang menatap ayahnya yang terdiam.
"Ah nggak bang ayah cuma shock aja, mereka tadi teman teman abang ya." Kata abian menatap anaknya.
"Iya teman ano, kita geng ayah nama geng kita komel, kopek melati. Lucu kan, itu dikasih nama sama kakak langga. Kak langga ketua geng kopek sebelah ayah." Cerita liano.
"Ayah ayo kita beli jajan dulu balu telus pulang, bunda sama ante fa pasti sudah pulang lumah. Ayo ayah nanti bunda tunggu kita lama kasihan." Lanjut liano dengan menarik tangan sang ayah.
"Iya bang, emang mau beli apa buat bunda sama ante fa?" Tanya abian mengikuti langkah sang anak.
"Sama nenek juga, bunda suka kulit ayam ayah tapi yang pedes, kalo ante fa suka sebak lepel 3, kalo nenek suka kue pukis. Com ayah kita beli buat oleh oleh." Kata liano dengan semangatnya.
Abian? Hanya mengikuti sang anak dan membayar saja, tidak tau akan maksud dari sang anak maka ia hanya mengikuti dan membayar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan anakku yang terabaikan [END]
RandomAmel namai kisah hidupnya yang 4 tahun belakangan ini adalah 'Aku dan anakku yang terabaikan' kehidupan 4 tahun penuh akan rintangan dan ujian yang menemaninya, bahagia ketika tuhan mengabulkan doa nya. Kedamaian dan keikhlasan hati amel membuat per...