Rumah minimalis dengan pepohonan didepan halaman disamping kanan kiri gerbang sangat menyejukkan untuk dipandang dan dirasakan dengan hembusan angin yang diantarkan oleh pohon rambutan dan alpukat.
Rumah milik amel yang sudah ia tepati selama 3 tahun bersama anak serta ibu yang sering membantu, menjaga dan membersihkan rumah serta menemani anaknya liano.
Tempat ternyaman amel setelah lepas dari rumah mertuanya yang berada di sebrang laut di pulau jawa, lebih tepatnya jawa tengah kota semarang.
Mobil milik fasya memasuki garasi milik amel di sana masih muat menampung motor trail milik amel dan juga ada motor dan mobil mini milik liano, dulu amel sangat suka dan menggemari motor trail namun ia dulu belum bisa memilikinya. Tapi sekarang dengan jerih payahnya ia bisa memiliki motor idaman nya itu.
"Sepi bener liano udah tidur kali ya?" Kata fasya penasaran lantaran tidak seperti biasanya jika ia sudah datang pasti akan ramai oleh suara cadel milik liano.
Amel mengangkat pundaknya tidak tahu, lalu ia berjalan memasuki rumah lewat pintu bagasi yang diikuti oleh fasya.
"Bunda" Kata liano seraya berlari menghampiri amel yang baru saja seperempat memasuki ruang tamu lewat bagasi yang memang langsung mengarah keruang tamu begitu dengan didepan ruang tamu langsung berhadapan dapur dan meja makan yang berada didalam dapur yang dibatasi tembok diantara ruang tamu dan dapur.
Rumah amel sendiri hanya memiliki 4 kamar tidur masing masing ada kamar mandi didalamnya, ruang tamu, dapur, juga kamar mandi umum dekat dapur, bagasi, dan halaman depan tidak lah luas berbeda dengan halaman belakang rumah yang lumayan sangat luas karna tanah yang posisi memanjang, dengan adanya sumur yang biasa tempat amel mencuci baju dengan mesin ataupun menggosok dengan tangan, tempat menjemur pun juga dibelakang yang disediakan oleh pemiliknya dulu yang terbuat dari besi.
"Kok belum bobo bang, kasihan nenek lagi ga enak badan harus jagain abang." Kata amel memeluk tubuh anaknya yang sangat tampan. Tidak bisa dipungkiri bahwa liano menurasi keturunan dari keluarga suaminya mulai dari wajah hingga kulit nya yang putih bersih. Tapi amel tidak tahu siapa orangnya hanya saja dulu bibi nya bilang bahwa liano sangat mirip dengan eyangnya abian, jelas amel tidak tahu.
"Ano udah suluh nenek tidul duluan bunda, tapinya nenek bilang tunggu bunda soalnya nenek kawatil sama bunda kalo pulang lama lama. Ano juga kawatil kalo bunda pulangnya lama lama sini ano dukdukduk kalo ano kepikilan bunda." Kata liano dengan tangan memegang dadanya membuat amel tersenyum haru, walaupun anaknya suka berdrama.
"Aduh kayanya ante fa dilupain deh ini nek" Adu fasya kepada ibu nuri yang duduk di sofa menemani liano menonton televisi kartun, yang hanya diam tersenyum menatap cucu dan anaknya yang sedang melepas rindu padahal belum ada 24 jam berpisah.
"Emang benar abang lupain ante fa?" Tanya harnuri kepada liano yang masih berpelukan dengan amel lanataran rindu dari siang hingga malam baru ketemu.
"Definisi sama sama sibuk ya begitu, yang satunya sibuk main satunya lagi sibuk cari duit. Efek dimadu dan tidak disukai mertua ngaruh banget ternyata, ibu mertua ikut campur dalam urusan anak serta mantu nya itu enggak baik juga." Kata fasya yang entah kepada siapa, namun masih bisa didengar oleh bu nuri karna fasya berdiri tempat di samping ibu nuri duduk.
"Ante fa ngak tau aja kalo ano tuh masih kangen sama bunda, nanti kalo udah sama bunda balu deh kangen sama ante fa." Ucap liano dengan wajah sedikit kesal nya.
"Ante fa tau kok bang, ante fa kan cuma pelarian abang kalo bunda nga ngasih izin atau apalah pasti yang dicari ante fa." Ucap fasya dibalas cekikikan merdu milik liano yang sangat candu didengar.
"Sudah mending sekarang kita istirahat udah jam 10 malam." Lerai ibu jika dibiarkan akan berlanjut hingga malam hari.
"Ayok bobo bunda, ano juga udah ngantuk." Ajak aliano dengan menarik tangan amel.
"Pelan pelan bang. Bu, sya aku duluan ya." Pamit amel yang diangguki oleh bu nuri dan fasya.
Didalam kamar amel menidurkan liano terlebih dahulu dengan kedua tangannya aktif mengusap rambut dan menepuk pantat liano agar cepat tertidur.
"Bunda susu boleh?" Tanya liano dengan wajah imutnya, jangan lupakan bahwa dirinya masih meminum susu dalam botol dot.
"Boleh bunda bikinin dulu" Ucap amel lalu berjalan menuju nakas yang sudah disediakan termos mini serta dot dan susu milik liano.
"Bunda, ayah enggak sama kita kalna ada isteli nya balu nya ya. Ayah enggak sayang ano sama bunda ya? Ayah cuma sayang sama isteli balu nya." Ucap liano tiba tiba membuat amel menegang lalu kembali merubah raut wajahnya seperti tidak terjadi apa pa.
"Siapa bilang? Ayah enggak sama kita karna ayah di sana sibuk main bola sama kerja." Sahut amel kembali merebahkan tubuhnya menyamping menghadap liano lalu menyerahkan botol dot yang sudah berisi susu kepada liano.
"Tapi kenapa ayah ada isteli nya lagi, kan bunda istelinya ayah. Emang halus punya dua isteli bunda?" Tanya liano lagi yang masih asik menyedot susunya.
"No dong, lelaki sejati tidak akan memiliki dua istri." Amel menjelaskan apa adanya karna jujur ia juga tidak tau harus menjelaskan seperti apa.
"Telus kenapa ayah punya dua isteli ayah bukan lelaki sejati?" Ingin rasanya amel tertawa dengan keras mendengar kata yang diucapkan oleh liano.
"Anak gantengnya bunda, dalam agama islam lelaki tidak dilarang memiliki dua istri. Sudah enggak usah bahas ayah mending sekarang kita tidur, tadi siapa bilang udah ngantuk tapi sekarang malah cerewet." Kata amel sambil menjawil hidup kecil liano.
"Bunda liano masih kepo ih" Ucap liano dengan wajah sebal membuat amel terdiam menatap anaknya terkejut.
"Yang ngajarin bilang kepo siapa bang?" Tanya amel penasaran.
"Teman ano pada bilang kepo kalo meleka pengen tahu sesuatu sepelti lahasia. Kata meleka juga enggak boleh kita kepo sama ulusan olang lain tapi temen ano yang cewe cewe itu suka lumpi lumpi soal cowo ganteng yang udah punya isteli, itu kan enggak baik kan bunda suka suka sama suami olang yang udah punya isteli." Apakah ini efek liano bermain diluar sana? Sungguh ajaib anak jaman sekarang bisa tau hal hal yang tidak seharusnya di ketahui oleh anak kecil.
Dulu saja ia seumuran liano masih suka bermain tanah, ke sawah, main hujan di selokan. Lah sekarang anaknya sudah bisa main gadget, mobil mini, motor mini dan lain lain dengan teknologi canggih.
Belum lagi pengetahuan ajaib sang anak yang sangat mendominasi jika sedang mencelah atau menceramahi orang orang yang salah dan selalu merosting ante fa nya dan orang lain jika ia tidak suka.
"Enggak boleh bilang gitu bang, ga baik nanti allah marah kalo abang kaya gitu." Kata amel menasehati sang anak.
"Ano kan dengal meleka bilang gitu telus ano nya ikut ikut lah, ano kan nda tau itu dosa. Ano masih kecil jadi allah enggak bisa malah sama ano, ano kan belum ngelti apa apa." Kata liano membantah dan membela diri.
"Mulai sekarang abang harus tanya tanya bunda ya kalo teman teman nya bilang yang ano ga ngerti atau ga tau, jangan ikutin kata mereka. Ngerti anak gantengnya bunda." Ucap amel sambil mengusap kepala sang anak yang menghabiskan susunya, jika sudah habis maka ia akan langsung tertidur.
"Iya ano ngelti nda ulang ulang lagi, bunda ano ngantuk mau bobo." Kata liano dengan mata sedikit terpejam dan terbuka lagi.
"Bobo anak gantengnya bunda." Ucap liano sambil mengusap kepala liano dan menepuk pantat liano agar cepat tertidur.
Tidak sampai 5 menit liano sudah bobo, sudah sampai ke alam mimpinya. Disusul dengan amel yang memang sangat mengantuk dan tubuhnya sangat lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan anakku yang terabaikan [END]
DiversosAmel namai kisah hidupnya yang 4 tahun belakangan ini adalah 'Aku dan anakku yang terabaikan' kehidupan 4 tahun penuh akan rintangan dan ujian yang menemaninya, bahagia ketika tuhan mengabulkan doa nya. Kedamaian dan keikhlasan hati amel membuat per...