Kepergian abian ke jakarta tanpa sepengetahuan liano membuat amel kelabakan karna liano langsung mengalami demam, sebelumnya liano bangun dan mencari sang ayah karna tidak menemukan sang ayah liano bertanya kepada bu nuri dan langsung dijawab bahwa sang ayah pergi ke jakarta.
Setelahnya liano menangis dengan memanggil sang ayah hingga tertidur, dalam tidurpun tidak tenang dengan menyebut kata ayah dan tubuh yang mulai menghangat dan berakhirlah demam.
Abian mempercepat kepulangannya karna mendengar kabar dari sang ibu yang mengatakan bahwa sang nenek orang tua dari bapak abian masuk rumah sakit, dengan berat hati abian langsung kembali ke jakarta.
Amel sendiri saat ini menemani sang anak yang masih tertidur dengan rengekan, terkadang menangis dengan menyebut kata ayah.
Padahal jika ada sang ayah liano sering menohok sang ayah dengan kata kata tajam miliknya yang entah nurun dari siapa?
Apa mungkin semua anak kecil seperti liano? Atau mungkin hanya anaknya saja yang seperti ini sangat ajaib, cerewetnya membuat geleng geleng kepala tapi tak sedikit kecerewetan liano menjadi penyemangat amel dan obat lelah amel saat pulang dari bekerja.
"Kak makan dulu sana, biar ibu yang jaga liano. Jangan sampai kamu juga ikut sakit." Ucap bu nuri saat menghampiri amel yang berada disamping liano tertidur menemani sang anak.
"Iya bu ini amel mau makan" Kata amel sambil bangun dari duduknya yang hanya menatap dan mengusap tangan sang anak.
"Kakak jangan khawatir, anak kecil memang seperti ini kalau masih kangen terus pisah sama ayah nya. Apalagi liano jarang ketemu bahkan bisa dibilang baru pertama kali ketemu sama ayahnya, jadi wajar kalo liano demam gini." Kata bu nuri memberitahu agar amel tidak ikut terpuruk dengan keadaan liano.
"Apa salah ya bu kalo amel bertahan sama abian?" Tanya amel kepada bu nuri.
"Nggak salah, sama sekali kakak nggak bersalah. Malah kakak wanita hebat yang mau bertahan sama seorang suami yang sudah menduakan kakak, tapi beda orang beda sifatnya kamu ya kamu dia ya dia mereka ya mereka, kamu dan dia apalagi mereka itu beda sifat. Kakak wanita tangguh, jujur aja ibu merasa iri sama kakak yang mau bertahan walaupun abian bisa dibilang tidak adil sama kakak, tapi kakak? Malah terus berjalan tanpa harus menunggu keadilan dari abian, dimana lagi seorang pria menemukan orang yang seperti kakak. Mungkin ada tapi hanya wajah dan tubuh untuk sifat dan sikap yang seperti kakak nggak ada orang yang bakal nemuin." Ucap bu nuri membuat seorang amel lega, ia takut bahwa jalan yang ia ambil salah.
"Makasih bu udah mau mendengarkan curhatan kakak." Kata amel dengan senyum lebarnya dibalas dengan senyuman tak kalah lebar oleh bu nuri jangan lupakan ia mengusap kepada amel dengan lembut.
Benar kata bu nuri untuk apa ia mendengarkan kata orang? Ini dia, dirinya, ia sendiri yang menjalani apapun resikonya harus ia terima. Walaupun ia sudah menjadi wanita gila.
Apa salah amel bertahan? Apa salah janjinya kepada sang pencipta bahwa ia hanya mau menikah satu kali dan tanpa adanya perceraian. Salah kah dirinya? Dan dimana letak kesalahannya? Bertahan? Dengan suami yang tidak adil kepadanya? Biarkan saja orang orang berkata apa kepada dirinya, ia hanya menjalani apa yang sudah digariskan oleh sang pencipta.
Namun jika ia diceraikan maka ia akan menerima dengan lapang dada, mungkin itu sudah menjadi jalannya. Tapi untuk dirinya yang menceraikan ia tidak akan mau, ia tidak akan menelan ludah nya sendiri kepada sang pencipta.
. .
~>> |aku dan anakku yang terabaikan| <<~
. .Di jakarta khusus nya rumah sakit ternama tempat dirawatnya nenek dari abian terdapat 3 orang yang menjaga, yaitu orang tua abian yang bernama, adiba winarti ibu dari abian, abigail arhanud bapak dari abian dan mahila dwija sepupu dari abian yang berumur 23 tahun.
Orang tua abian sendiri tinggal di semarang namun karna sang ibu yang harus dilarikan ke rumah sakit yang berada di jakarta mereka harus tinggal sementara di jakarta.
Nenek amora renaja nama nenek dari abian yang masih dalam kondisi koma, terjatuh dari tempat tidur saat akan mengambil air putih disamping ranjang yang terdapat meja kecil untuk menaruh minuman dan obat serta makanan untuk nenek. Saat itu semua orang sedang melakukan aktifitas masing masing sehingga nenek seorang diri dikamar yang tadi nya tertidur namun karna haus ia terbangun. Mengambil air karna tidak terlalu kuat menahan tubuhnya akhirnya nenek terjatuh dengan menghantam meja dan lantai.
Orang tua dari ibu abian sendiri semuanya sudah meninggal, ayah dari bapak abian juga sudah meninggal 6 tahun lalu.
"Kak bian langsung ke jakarta uak" Kata hila kepada abigail, uak adalah panggilan hila untuk abigail yang merupakan kakak dari ibunya.
"Iya, mau jemput nabila dulu baru langsung ke sini." Jawab adiba, karna tadi ia mendengar percakapan abian dan abigail.
"Nggak sama kak amel dan liano?" Tanya hila lagi, hila merupakan teman dan sepupu yang mau menemani amel di rumah mertuanya di semarang dulu.
"Endak abian pulang sendiri" Sahut adiba cuek. Abigail sendiri hanya bisa menggelengkan kepalanya, harus dengan apa ia berbuat agar istri dan mantu serta cucunya bersatu dengan rukun.
Hila yang mendengar ucapan cuek uak perempuan nya hanya diam saja, tidak mau lagi berbicara yang ada nanti dirinya disalahkan. Lebih baik diam daripada kena omelan uak nya itu.
"Hila kamu nggak ada jam kuliah?" Tanya abigail, ia takut ponakannya itu meluangkan waktu untuk sekolah malah menjaga sang nenek.
"Kosong uak, kemarin udah masuk double." Jawab hila membuat abigail mengangguk singkat. Huh uak nya itu memang sedikit malas berbicara, jika tidak penting ia tidak akan cerewet.
"Uak udah tau belum wajah liano sekarang?" Tanya hila menatap abigail yang sedikit senang mendengar kata cucu nya yang tidak pernah ia temui, sedangkan adiba hanya diam saja entah mikir apa.
"Uak nggak pernah liat kamu punya fotonya?" Tanya abigail membuat hila menghela nafas pelan.
"Hila nggak punya, tapi waktu itu hila liat di tiktok temennya kak amel tapi sekarang udah dihapus. Hila pernah minta tapi kak amel cuma kasih satu itupun fotonya udah hilang karna hp hila ke riset, tapi uak liano tuh mirip banget sama eyang. Dari wajahnya kulitnya putih bersih, kalo senyum manis banget. Nanti kalo kak bian kesini uak langsung minta aja fotonya, pasti kak bian punya." Jelas hila membuat abigail tersenyum sendiri mendengar nya. Adiba hanya diam mendengarkan tanpa niat bertanya, dari tatapannya ia sedikit seperti senang namun terhalang oleh sifat judes dan ego nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan anakku yang terabaikan [END]
De TodoAmel namai kisah hidupnya yang 4 tahun belakangan ini adalah 'Aku dan anakku yang terabaikan' kehidupan 4 tahun penuh akan rintangan dan ujian yang menemaninya, bahagia ketika tuhan mengabulkan doa nya. Kedamaian dan keikhlasan hati amel membuat per...