12

8.8K 273 6
                                    

Dibelahan jakarta terdapat 2 orang perempuan yang berada disalah satu cafe terkenal mereka berdua menikmati makanan ringan dan minuman dengan bercanda ria jangan lupakan temannya yang sedang live instagram.

Mereka adalah Alisha sabila istri kedua dari abian madu dari amel, yang bersama temannya bernama Risa melinda. Mereka melakukan live dengan bercanda ria dan sedikit menyindir namun tidak tahu menyindir siapa? Tapi dari kata katanya ada kaitannya dengan amel? Karna abian saat ini sedang mengunjungi amel dan liano.

"Kak bil kak abian mana? Nggak ikut kah." Ucap risa membaca komentar dari salah satu akun penggemar abila, abian nabila.

"Gw bantu jawab ye, jadi pasutri ini lagi ldr an guys." Jawab risa singkat tanpa menjelaskan lagi.

"Nggak usah bahas yang nggak ada guys." Kata nabila sambil meminum minuman miliknya yang masih tersisa setengah.

"Ditanya lagi bil, gw jawab yee. Jangan kaya gitu lah. Biar adil aja jadi sana sini, nanti klo disini aja dibilang teman gw mengekang lagi. You know lah ya maksud gw apa." Kata risa yang entah maksudnya apa, hanya dirinya dan sang penggemarnya yang paham dan juga nabila sebagai sahabatnya.

"Kan kita nggak tau sifat dan sikap manusia itu seperti apa." Lanjut risa seolah tau saja sifat dan sikap orang yang di sindirnya.

"Berhenti aja deh live nya bosen ih kalo bahas itu." Ucap nabila menatap jengah kentang miliknya yang masih utuh, kentang yang tidak tau apa apa mejadi pelampiasan badmoodnya.

"Kalo nggak ngizinin suami tuh bilang kali bil, biar lo nya nggak galau gini atau gw telpon aja si abian nya suruh pulang sini." Sahut risa saat ia mematikan live, seperti yang diinginkan nabila.

"Dih apaan sih lo nya, entar dia mikir gimana gimana sama gw." Ucap nabila menatap sinis risa.

"Siapa? Abian? Atau istri pertamanya?" Tanya risa seolah tidak paham padahal dirinya sudah tau jawabannya.

"Masa iya gw harus jelasin sedetail detailnya." Sahut nabila sambil memutar bola matanya jengah.

"Nggak asik lo gw kan mau merambat ke ghibah" Kata risa sedikit kesal dengan memukul tangan nabila pelan sepelan pelannya, tau lah nabila tuh bisa dibilang letoy ditabok dikit oleng.

"Your husband udah tau kan lo nongkrong sama gw, jangan bilang lo nggak izin sama dia." Tuduh risa yang baru sadar.

"Males gw, tapi gw udah izin sama orang di rumah kalo gw jalan sama lo. Gw juga tadi telpon dia tapi untuk minta duit, lo tau gw tanpa duit dia itu hampa walaupun ada duit sendiri tapi lebih banyak duit abian." Kata nabila yang memang sangat tidak sopan kepada abian.

"Nanti abian marah lagi kalo lo nggak izin secara langsung ke orangnya." Kata risa sedikit risau takut dirinya akan dijadikan umpan oleh sahabat tercintanya itu.

"Tinggal kasih jatah beres" Ucap nabila bercanda pastinya.

"Gaya lo mau ngasih jatah, tidur aja masih sering pisah kamar." Bongkar risa menatap jengah nabila yang jika bicara sangat sok banget padahal mental kacang.

"Bodo amat sih" Balas nabila dengan wajah lemesnya, membuat risa ingin melempar wajah nabila dengan kentang goreng.

.                                                                                .
  ~>> |aku dan anakku yang terabaikan| <<~
.                                                                                .

Kembali lagi ke kediaman amel, mereka berbincang bincang ringan dengan ditemani minuman jus alpukat yang dibuatkan oleh bu nuri, jangan lupakan cemilan enak yang sangat disukai oleh amel, fasya dan liano.

Cemila kering yang dibuat oleh bu nuri, rempeyek daun limau kesukaan amel, rempeyek kacang kesukaan fasya, dan rempeyek polos kesukaan liano. Bu nuri hanya membuatkan saja karna dirinya sendiri tidak terlalu menyukai rempeyek.

"Terus lo, kak. Nggak latihan main bola sampai bisa ke sini, setau gw setiap hari ada jadwalnya kan." Tanya fasya sambil menyuap rempeyek kedalam mulutnya yang pastinya setelah ia bertanya.

Abian menatap sekilas fasya lalu kembali menatap amel yang malah asik sendiri menikmati rempeyeknya, dengan toples rempeyek di pangkuannya.

"Enggak juga, latihan itu pas 1 bulan mendekati hari H main. Bisa juga kurang sebulan, bisa juga lebih, kalo latihan tiap hari nggak mungkin tapi nggak tau kalo yang lainnya untuk gw sendiri latihan mungkin pas 1 bulan mendekati hari H, tapi ada latihan khusus sama tim cuma 3 kali dalam sebulan. Tapi ada juga yang latihan setiap hari, tergantung diri sendiri sih, sama tim juga. Kalo sama tim mungkin cuma latihan biasa dimana mungkin mereka lagi senggang makanya latihan untuk olahraga ngeluarin keringet aja." Jelas abian membuat fasya mengangguk angguk seolah mengerti apa yang di ucapkan abian.

"Angguk angguk emang lo nya paham?" Tanya amel menatap fasya yang hanya menggelengkan kepada dan nyengir adalan miliknya.

"Udah ketebak sih kapasitas otak lo terlalu kecil. " Kata amel lagi membuat fasya menatapnya sinis seengaknya jangan bongkar didepan abian, malu lah dirinya.

"Eh asal lo tau otak gw ini punya rata rata yaa" Balas fasya tidak terima.

"Iya rata rata, sangat merata kan." Ucap amel mengejek yang tentunya sebagai candaan semata, jika tidak amel menistakan fasya, pasti fasya yang menistakan amel.

"Kak lo liat istri lo ini" Kata fasya sambil menunjuk amel yang terdiam menikmati rempeyek dengan wajah acuhnya seperti tidak terjadi apa apa, "Kenapa? Cantik? Emang!" Balas amel memotong ucapan fasya membuat abian tersenyum sendiri.

Dalam hatinya berkata, ternyata amel masih sama seperti yang dulu. Emang mau berubah macem mane macem spiderman? Mana mungkin walaupun spiderman penyelamat tapi penampilannya sangat tidak sopan, dengan celana dalam diluar.

"Bunda hiks mau bunda nenek" Sayup sayup amel, fasya dan abian mendengar ucapan liano yang pastinya baru bangun tidur tidak menemukan dirinya makanya menangis. Memang jarang liano nangis saat bangun tidur, mungkin ia bermimpi sesuatu.

Bu nuri berjalan ke arah amel dengan menggendong liano yang menangis dengan tatapan sayu nya, pasti masih mengantuk.

"Kenapa bang? Kok nangis." Ucap amel sambil mengusap punggung liano yang memeluknya langsung saat amel mengambilnya dalam gendongan bu nuri.

Amel kembali duduk dengan bu nuri kembali ke belakang karna setrikaan nya masih banyak yang belum selesai.

"Ano tadi mimpi jatuh dali motol, tapi ano nya malah jatuh benelan bunda. Ini ano sakit soalnya jatuhnya bunyi bug begitu telus ano diam, telus ini ano kelasa sakit ano nya nangis, telus nenek sapelin ano. Ano kan maunya bunda yang sapelin ano, bial bunda liat ano jatuh benelan nggak boong. Huhu bunda sakit banget ini ano." Cerita liano sambil menunjuk siku nya yang memerah dan sedikit membiru, membuat amel ingin tertawa dan menangis secara bersamaan mendengar cerita liano. Ini pertama kalinya sang anak terjatuh dari ranjang yang memang lumayan tinggi karna ranjang amel memiliki 1 ranjang lagi dibawah dan ia juga lupa menarik ranjang yang berada dibawah kolong ranjang yang memang digunakan untuk berjaga jaga liano terjatuh.

"Sama ante fa dulu sini, kasih bunda obati lukanya ano." Ucap fasya yang akan mengambil liano dari gendongan amel tapi liano tidak mau.

"Sama ayah sini bang, nanti kalo nggak diobatin semakin sakit." Celetuk abian menatap anaknya yang tidak mau lepas dari amel.

Dan itu membuat liano menghentikan tangisannya, menatap abian dan amel secara bersamaan.

Kembali memeluk tubuh sang bunda hingga wajahnya disembunyikan di dada amel.

"Kenapa bunda nggak bilang kalau ayah ada disini, ano kan jadinya malu sama ayah. Masa iya anak cowok nangis waktu jatuh, nanti kalo ano di ejek ejek ayah gimana bunda?" Kata liano yang sangat jelas didengar oleh  amel, abian dan fasya.

Membuat mereka tersenyum lebar mendengarkan kata liano, bahkan tangisannya udah berhenti. Membuat abian geregetan sendiri dengan anaknya.

Aku dan anakku yang terabaikan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang