"Terus lo gimana sama abian? Kalo boleh gw saranin nih ya, mending lo turutin kemauan abian buat punya anak. Emang lo nikah sama abian buat apa? Mungkin dengan adanya anak dari lo abian bakal stay terus sama lo tanpa harus liat istri sama anaknya yang lain." Ucap risa membuat nabila memutar mata nya malas.
"Kemungkinan bukan kenyataan, sekarang aja si abian sama istri, anaknya di bali. Mau buat anak lagi kek nya, tapi plis deh gw malas banget sama abian." Balas nabila dengan wajah cemberutnya.
"Lo tau kan gw belum mau punya anak dalam waktu dekat ini, job gw lagi banyak banyaknya. Kalo gw hamil terus gw harus ganti rugi job yang udah ngotrak gw, gw tau abian banyak duitnya cuma mau buat ganti rugi. Tapi dia nggak bisa dong paksa gw yang belum mau punya anak, fisik gw menolak untuk punya anak dalam waktu dekat ini, lo bayangin kalo gw punya anak nanti terus tubuh gw melar meleber. Belum lagi nanti gw ngurus anak kecil yang cuma bisa tidur makan nangis gitu aja, belum lagi kalo lagi eek iuhh gw ngeri. Jijik banget." Lanjut nabila dengan raut wajah berubah ubah menjelaskan belum lagi wajah jijiknya saat mengatakan eek.
Risa yang mendengar dan melihat nabila bercerita sedikit meringis, "Lo kayak nggak mampu sewa baby sister aja deh, suami lo kaya bil. Plis soal tubuh, lo bisa diet dan semacemnya biar tubuh lo bagus lagi. Kalo emang lo mau kehilangan abian sih gapapa, tapi gw heran lo maksa ortu lo buat dijodohin sama abian mau jadi istri kedua abian tuh. Buat apa?" Kata risa menatap nabila dengan pandangan herannya.
"Buat senang senang maybe" Ucap nabila dengan santai nya merebahkan tubuhnya diatas kasur milik risa.
"Senang senang or pelampiasan, karna lo ama si doi putus terus dikatai nggak bisa move on karna belum punya cowok. Lo jahat sih bil, jahat banget malah."
"Gw jahat kenapa? Abian mau sama gw kok, walaupun sedikit dengan cara picik. Bodo amat yang penting nama gw bagus, pakai nama suami gapapa kan dalam masalah pekerjaan. Kita saling menguntungkan, gw untung dengan dinikahi nama gw jadi bagus dapat job nggak main main. Dia juga untung dapat gw."
"Keuntungan abian dapat lo emang apa?" Tanya risa sedikit kesal dengan nabila, dapat suami seperti abian bukannya di manja di jaga malah di anggurin.
"Karna dapetin gw yang tidak ada sandingannya" Sahut nabila dengan tertawa, "Setidaknya nama keluarga dia bagus karna punya besan kaya raya, sebanding sama keluarga abian yang kaya raya. Nggak seperti si istri pertamanya malu maluin, dari keluarga bawah lagi." Lanjut nabila dengan wajah sombong dan angkuhnya.
"Bil, tahun sekarang masih pandang begitu? Lo nggak takut karma? Karma itu real bil." Sahut risa dengan shock mendengar jawaban dari nabila.
"Buktinya belum ada tuh gw kena karma" Kata nabila seolah menantang.
"Karma itu ada, cuma dia tidak seperti cabai yang akan kita rasakan pedasnya saat kita memakannya. Perlahan karma akan datang secara perlahan, tanpa kita sadari. Berhenti membuat kesalahan yang hanya akan melukai diri kita sendiri dan orang lain." Ucap risa menatap nabila dengan wajah serius namun dibalas dengan tertawaan oleh nabila.
"Wajah lo nggak cocok ris, lo sama gw sama. Sama sama pendosa." Kata nabila dengan tertawa, membuat risa sedikit menatap sebal nabila.
"Setidaknya gw nggak ngerusak rumah tangga orang" Kata risa mengejek nabila.
"Tapi lo sering memfitnah dia ris, plis nggak usah playing victim deh. Pendosa pendosa aja nga usah ngaku ngaku suci." Kata nabila membuat risa dongkol sendiri.
"Serah lo deh, tapi sekarang gw mau tobat. Gw fitnah dia juga karna lo kali, ih kesel banget punya sahabat satu tapi pendosa. Mana gw bego lagi ngikutin jalan pendosanya." Sahut risa membuat nabila memeluk risa yang berada disampingnya jangan lupakan tawa mereka berdua memenuhi isi kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan anakku yang terabaikan [END]
DiversosAmel namai kisah hidupnya yang 4 tahun belakangan ini adalah 'Aku dan anakku yang terabaikan' kehidupan 4 tahun penuh akan rintangan dan ujian yang menemaninya, bahagia ketika tuhan mengabulkan doa nya. Kedamaian dan keikhlasan hati amel membuat per...