7

10K 303 0
                                    

"Ano takut bunda sakit" Ucap liano saat terbangun dari tidurnya, setelah liano tenang ia langsung tertidur karna lelah menangis.

"Bunda ga sakit kok bang, bunda cuma capek aja makanya diam tadi di dapur waktu abang minta susu. Abang tau kan bunda lama kerja jadinya capek terus badan bunda lelah ga bisa digerakkan makanya diam aja." Jelas amel berbohong sambil mengusap rambut liano yang masih memeluk tubuhnya, tidak mau lepas dari sang bunda.

"Ano sekalang belenti minum susu aja, kasihan bunda capek buatin ano susu. Bunda belenti kelja aja, ano ga mau bunda sakit." Pikiran anak kecil dan orang dewasa selalu berbeda bukan.

"No, bukan itu maksud bunda. Bunda capek bukan karna buatin abang susu, bunda capek emang karna tubuh bunda kurang fit aja. Sama seperti abang kan kadang juga abang capek padahal cuma tidur aja." Jelas amel sambil memencet hidung liano pelan.

"Nanti kalo bunda berenti kerja kita makan apa?" Lanjut amel.

"Oh iya ano lupa, manusia kan ga bisa kuat telus kaya supelhilo. Tapi bunda kelja nya jangan lama lama bental bental aja, ano takut bunda sakit lagi." Lihat ucapan sok bijak yang liano ucapkan ini membuat amel gemas sendiri, apa kabar jika suaminya tau bahwa anak yang dia abaikan sepintar dan secerdas ini.

"Bunda ante fa bilang nanti kalo ketemu ayah ano halus minta uang banyak banyak, halus minta mainan banyak banyak, halus minta baju balu banyak banyak. Tapi kan ano udah punya semua nya, bunda selalu beliin ano mainan balu, baju balu, telus ayam ano ada 2 yang udah ga bisa dimasukin uang. Ante fa bilang halus minta sesuatu yang bel-le-bi-han ke ayah." Cerita liano sambil merebahkan lagi tubuhnya di kasur dari pelukan sang bunda.

"Emang abang pengen apa sama ayah?" Tanya amel, anaknya ini walaupun diajarin hal yang tidak baik ia tidak akan melakukan hal yang berlebihan. Ia harus bertanya dahulu ke amel untuk hal apapun termasuk sering mengadu? Entah lah apa itu, anaknya itu selalu bercerita kepada dirinya jika mengalami hal janggal atau hal menyakitkan seperti dipukul oleh teman sebayanya, diejek ini itu yang pastinya tidak boleh dilakukan oleh anak kecil.

"Ano sih pengennya ayah tinggal disini sama ano sama bunda juga sama nenek. Tapikan ayah udah punya isteli lagi pasti ayah bakal nolak iya kan bunda?" Tanya liano sambil menatap amel penuh harap.

"Nanti coba abang tanya sama ayah aja, kalo bunda ga tau karna bunda bukan ayah." Kata amel apa ada nya.

"Iya juga sih, huh ano bakal galau deh." Sahut liano murung setelah mendengar ucapan amel.

"Galau kenapa?" Tanya amel bingung anak nya ini seperti anak abg yang baru saja putus cinta, liat saja wajah nya murung seperti ditolak oleh perempuan pujaan hatinya.

"Galau lah bunda, ano galau mikilin apa ayah mau tinggal disini sama kita." Kata liano dengan wajah melasnya seperti putus asa. Ya allah anaknya ajaib sekali.

"Kalo emang ayah ga bisa tinggal disini, abang jangan sedih nanti kan bisa vidio call sama ayah atau telponan sama ayah. Ayah itu bukan cuma milik kita aja bang, tapi juga milik tante nabila." Tak apa kan amel memanggil tante nabila untuk liano.

"Iya bunda, ayah tuh nyebelin ya bunda. Masa 1 isteli ga cukup sih, kalo ano besok maunya punya isteli 1 aja yang kaya bunda. Sabal, baik hati, dan tidak sombong." Ucap liano polos membuat amel tertawa.

"Halo pada ngapain kok belum tidur, liat jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Tidur besok abang sekolah, bunda juga besok kerja." Kata bu nuri memasuki kamar milik amel, memergoki pemilik kamar yang sedang membagi curahan hati.

"Nenek ga asik ya bunda, ganggu ganggu ano sama bunda culhat saja." Bisik liano yang hanya didengar oleh amel, amel sendiri sedikit meringis apa yang diucapkan oleh anaknya itu.

"Sudah jangan bisik bisik tidur ini sudah malam" Ucap bu nuri yang diangguki oleh amel dan liano. Bu nuri adalah seorang ibu yang sangat sayang terhadap anak nya, walaupun amel bukan anak kandung nya tapi ia sangat sayang kepada amel dan liano yang dianggap cucunya.

.                                                                                .
  ~>> |aku dan anakku yang terabaikan| <<~
.                                                                                .

Pagi ini amel kelabakan karna telat bangun selain ano sekolah amel juga harus datang ke rumah makan yang baru dirinya bangun dan akan buka hari ini. Selain perjalanan yang lumayan jauh amel juga harus menjemput fasya yang akan menemani dirinya. Belum lagi nanti dirinya ke rumah brian dan ayu dulu untuk menukar motor dan mobil miliknya yang diberikan oleh brian dan ayu saat amel berulang tahun berusia 23 tahun.

"Lain kali kalo emang ada kegiatan pagi tidurnya lebih awal kak, biar apa? Biar ga kelabakan seperti ini. Coba kalo ibu ga suruh tidur tadi malam pasti belum tidur padahal sudah jam 11 malam." Omel bu nuri kepada amel yang biasa memanggil dengan panggilan kak.

"Nenek omel omel lucu ya bunda, gigi nya nenek ga ada 1." Ucap liano dengan cekikikan disamping amel yang masih bisa didengar oleh bu nuri. Amel hanya bisa tertawa karna memang lucu, gigi bu nuri didepan sudah copot satu. 

"Kalo di omel bukannya diam malah mengejek nenek" Kata bu nuri yang juga ikut tersenyum.

"Nenek lucu jadinya ano teltawa, udah tau ano humol nya kecil." Sahut liano membuat amel menepuk jidat.

"Cepat makan nanti tambah telat" Lerai bu nuri, walaupun ia juga merasa terhibur tapi ini beda waktu, cucu nya akan bersekolah nanti jika telat tidak baik walaupun masih Play ground tapi kebiasaan buruk tidak boleh dilakukan. Takutnya si kecil akan terbiasa hingga dewasa nanti, membuat rugi diri sendiri.

"Nenek ni gimana sih, orang itu kalo makan halus pelan pelan mau telat atau gimana pun makan halus pelan pelan, nanti klo ano makan cepat cepat telus ano telsedak telus ano sakit tenggolokan nenek sama bunda juga yang bakal lepot ulus ulus ano yang sakit, ano kan sakit banyak mau nya." Jawab liano dengan bijaknya, membuat amel dan bu nuri hanya bisa tertawa.

"Ya gusti punya cucu pintarnya ngejawab" Kata bu nuri sambil geleng geleng kepala.

"Iya lah ano kan anaknya bunda amel sama ayah abian jadi pintalnya nulun dali bunda, jago nya nulun dari ayah. Hebat Kan ano nya lahil dari kelualga telhebat telde bes." Ucap liano bijak dan sok inggrisnya membuat amel tersenyum haru. Sedikit berfikir ano nurun dari siapa? Dirinya atau suaminya? Ini masih jadi pemikiran amel yang belum terpecahkan kita tunggu waktunya, sifat liano nurun dari siapa.

"Sudah bukannya berhenti malah ngejawab lagi" Kata bu nuri membuat liano tertawa, nakal juga anaknya amel dan abian ini.

Aku dan anakku yang terabaikan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang