34

7.1K 200 2
                                    

Abian dan amel baru saja pulang dari tpu (tempat penguburan umum) di bali, mengapa dibali? Karna tidak ada konfirmasi dari keluarga nabila, dengan begitu abian dan amel memutuskan nabila dikubur di tpu bali. Melihat dan menyaksikan nabila yang dikubur oleh tim sar, mengapa tim sar? Karna keluarga nabila tidak ada sedikitpun yang mau mengurus nya. Bapak dari nabila acuh dan lebih memilih menemani keluarga sengklengnya, sedangkan ibu nabila sedang dipenjara tidak mau melihat sang anak walaupun sudah meninggal untuk terakhir kalinya. Abian dan amel yang menyaksikan penguburan nabila merasa sedih dan iba, tidak menyangka nabila pergi begitu cepatnya dan mantan pacar nabila dengan keji nya malah acuh mementingkan wanita yang sedang menemaninya.

Amel dan abian turun dari mobil, didepan rumah sang anak sudah menunggu nya dengan mobil mini yang dinaikinya, sang kakek menemani sang cucu duduk dikursi teras.

"Ayah bunda kenapa lama? Ano lama nunggunya sama kakek gail, ayah kan udah janji bakal cepat pulang telus kita pelgi ketaman kopek. Teman teman ano nanti capek nunggu ano buat lapat nya ayah, kita mau buat seltagei tau." Kata liano dengan sebalnya, liat bibirnya sudah monyong seperti amel ketika ngambek.

"Ayah nda lama bang, di sana nya cepat tapi yang lama itu dijalannya. Tau kan jalannya macet, pada pulang dari kerja sama sekolah." Sahut abian berjongkok disamping mobil liano, abigail hanya melihat saja drama yang dibuat oleh cucu nya. Amel sendiri malah melihat liano yang monyong dan baru sadar ternyata moyong saat ngambek nya menurun kepada liano.

"Seltagei apa bang?" Tanya abigail yang merasa aneh dengan kata itu.

"Susun susun lah kakek gail" Balas liano, abian dan abigail berpikir dengan keras akan yang dimaksud oleh liano.

"Srategi bang" Kata amel yang sudah tau maksud sang anak.

"Jauh banget pelesetannya" Guman abian menatap liano.

"Pele setan apa ayah ano nda tau" Kata liano menatap ayahnya dengan wajah miring.

Amel dan abigail mendengar itu terngangga, "Eh ayah bilang pelesetannya" Kata abian menjelaskan.

"Owh ano kila apa, bunda nanti antel ano ke tht sepelti bunda itu ya. Ano takut ano udah tuli." Kata liano lagi lagi membuat mereka terdiam.

"Sudah sudah, ayo abang ketaman komplek sama kakek gail aja. Bunda sama ayah mau istirahat kasihan capek bawa mobilnya." Kata abigail kepada liano, abian menatap bapaknya dengan wajah menyerngit. 'Kenapa tidak sedari tadi saja' batin abian.

"Kan ayah duduk sambil mutel mutel tangan kakek gail, yang capek itu mobilnya jalan telus bawa ayah sama bunda. Kakek ini, S1 tapi kok nda pintel. Ano yang balu play glon aja pintel, huh ayah sama bunda pasti bangga punya anak sepelti ano." Ucap ano menepuk dada nya bangga, abian yang tidak tahan mencium pipi sang anak bahkan abian mencubit keras pipi anaknya saking gemasnya.

"Bunda pipi ano sakit kena gigit golila, bantu ano lepas dali golilanya." Kata liano dengan sedikit berteriak ia melajukan mobil mini kedepan memutar stir kekiri agar tidak menabrak amel.

"Kakek ayo kita ketaman kopek" Teriak liano yang sudah berada dipembatas gerbang, abigail dengan cepat mengikuti cucu nya takut terjadi apa apa, walaupun ini komplek elit namun musibah kapan saja datang.

"Tadi teriak minta bantuan eh malah anaknya udah ngelajuin mobilnya, liano aneh banget dasar anaknya abian." Kata amel menggelengkan kepala, abian yang mendengar kata yang diucapkan istri nya menatap amel dengan wajah sebalnya.

"Ingat ngebuatnya bareng bareng" Kata abian berbisik ditelingga amel membuat wajah amel memerah malu.

Abian tertawa menatap wajah amel yang malu malu, bahkan adiba yang mengintip dari jendela ikut tersenyum haru. Ternyata selama ini ia memisahkan cinta sejati anaknya, yang bisa membuat abian bahagia.

Aku dan anakku yang terabaikan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang