Amel kembali tersadar dengan tangisan liano yang sudah memeluk tubuhnya yang terduduk diatas lantai dapur yang dingin.
"Eh kak kenapa?" Kaget bu nuri dengan tangisan liano dan terdiam nya amel.
Bu nuri terlebih dahulu menenangkan liano dengan menggendongnya memisahkan dengan sang bunda yang seperti nya kumat lagi.
Untung saja fasya datang tepat waktu jadi bu nuri tidak akan kelabakan untuk menenangkan amel dan liano, bu nuri langsung membawa liano ke belakang rumah untuk menenangkannya.
Fasya menghampiri amel yang sudah sadar tapi masih terlihat linglung, fasya menuntun amel untuk memasuki kamar nya. Fasya sendiri masih bisa mendengar tangisan liano dan bu nuri yang menenangkan liano agar berhenti menangis.
Mendudukkan amel di sofa. Fasya sendiri sudah tidak kuat melihat amel seperti ini, seperti tahun tahun lalu saat amel berada di rsj.
"Mel lo kenapa?" Tanya fasya baik baik.
Amel hanya terdiam saja tanpa mau menatap fasya ia hanya menatap ke depan dengan tatapan kosong, kepalanya sakit akan bisikan bisikan yang entah dari mana. Dirinya tidak bisa mengkontrol semua pikiran dan batinnya semuanya tidak sikron.
"Hai, gw selalu ada disamping lo apapun keadaannya. Jadi lo jangan takut, ga ada yang bakal bisa nyakitin lo ataupun liano, gw mohon mel jangan kaya gini kasihan liano." Ucap fasya sambil menarik wajah amel untuk bisa menatap dirinya.
Amel sendiri langsung menangis dan memeluk tubuh fasya dengan tubuh bergetarnya.
"Sya abian bakal datang kesini gw takut dia bakal ambil liano, gw takut kehilangan liano." Ucap amel mencurahkan isi hati nya.
"Lo bisa larang mel, kalo emang lo belum siap buat temuin liano sama ayahnya, kalo emang abian mau ambil liano gw bakal berdiri paling depan untuk ngehalangin bahkan melawan dia supaya liano ga dibawa sama abian. Gw bakal ada disisi lo saat abian datang menemui lo dan liano, gw bakal maju paling depan kalo memang kedatangannya buat nyakitin lo." Kata fasya menenangkan amel, memang amel sedikit berlebihan, tapi itu adalah amel dengan sisi lain darinya. Apalagi seorang amel pernah mengalami gangguan mental, konsumsi obat berlebihan sering membuat amel pikirannya hilang tak terkendali dan hanya bisa terdiam melamun seperti tidak memiliki gairah kehidupan.
Walaupun sudah lepas obat 2 tahun lalu tapi efeknya tidak akan pernah pudar, apalagi bersangkutan dengan seorang yang membuatnya sampai sakit seperti ini adalah racun yang harus amel lawan dengan sekuat jiwa. Ini tergantung dari amel apakah mampu menepisnya dan melawannya untuk sembuh.
"Lo ga sendirian mel gw selalu ada disamping lo, papa, mama, ibu, selalu ada untuk lo. Lo jangan selalu ngerasa sendirian, kita selalu ada untuk lo, gw mohon banget mel, lo harus bisa melawan penyakit lo jangan kaya gini, lo buat liano sedih mel liano nangis liat lo kaya gini, apa lo nga kasihan sama liano yang ngeliat bunda nya seperti ini. Lo harus lawan rasa sakit lo, tunjukkan ke mereka bahwa lo bisa tanpa abian. Jangan lemah, mereka akan selalu meracuni lo sampai lo ga sadar akan kehidupan lo." Ucap fasya lagi dengan air mata yang mengalir deras dari pelupuk matanya.
Membayangkan 3 tahun lalu ketika sahabatnya harus dibawa ke rumah sakit jiwa, disuntik dengan paksa agar dapat istirahat dengan full. Menatap sahabatnya yang hanya melamun dibalik kamar rumah sakit jiwa selama 2 bulan, semua itu sangat menyakitkan dilihat oleh fasya. Selain itu ada liano yang juga harus ia rawat karna sakit tidak meminum asi dari ibu nya, mertua dari amel lebih memilih ke korea untuk melangsungkan acara resepsi untuk abian dan nabila yang baru dilakukan karna abian harus bertanding, main bola dulu.
Setelah 6 bulan amel menjalani kehidupan pahit nya dan terlepas dari rawatan rumah sakit jiwa fasya membawa amel dan liano ke bali tinggal di sana untuk tidak membuat amel down lagi.
"Gw cuma takut aja sya, gw ga mau kaya gini tapi gw enggak tau harus kaya gimana. Semua pikiran gw seliweran entah harus seperti apa, satu sisi begini satu sisi lagi begini dan satu sisi beda lagi gw bingung harus gimana. Bisik bisikkan negatif selalu melayang dipikiran gw, gw selalu menepis semua nya tapi apa, gw gagal lagi sya. Gw lemah, gw payah, gw nga sekuat itu." Kata amel putus asa menatap fasya dengan wajah frustasi dan tangisan pilunya.
"Ada gw mel, kalo emang lo ga bisa sendiri ada gw yang bakal selalu ada disamping lo, ada gw tempat lo curhat biar lo ga kaya gini mel. Lo enggak lemah mel, lo kuat sampai bisa berada ditahap ini, lo kuat sampai lo bisa berdiri dengan kaki tangan lo sendiri. Mencapai impian setiap wanita lo udah menguasai itu mel, lo udah bangun rumah dengan hasil tangan lo sendiri, bagun cafe dan rumah makan dengan hasil tangan lo sendiri. Membesarkan liano seorang diri, lo kuat mel lo kuat. Lo wanita istimewa dan lo wanita tangguh mejalani setiap ujian yang tuhan berikan, sehingga tuhan menguji lo dengan ini." Sahut fasya tidak kalah frustasi melihat amel yang sama frustasi nya.
"Gw juga bingung kenapa gw kaya gini sya, gw juga capek kaya gini. Hati gw sesak ingat hal hal yang dulu gw jalani sama suami gw yang dimana mertua gw ikut campur. Belum lagi suami gw dengan jahatnya nikah lagi tanpa sepengetahuan gw." Kata amel yang mulai sedikit tenang.
Siapapun akan geram jika mertua ikut dalam urusan rumah tangga kita, apalagi amel adalah orang yang tidak disukai oleh mertua nya lantaran dari kalangan rendah tidak seperti keluarga mereka yang kaya raya.
"Lupain mel, itu masa lalu. Lo harus lupain hal yang menyangkut tentang mereka anggap aja mereka sudah tidak ada. Sekarang lo ngejalanin kehidupan ke dua hanya dengan anak lo tanpa sangkut paut suami lo itu, jika pun dia mau liat liano lo anggap aja dia adalah mantan suami lo yang hanya akan menjenguk anaknya." Kata fasya sedikit bergurau, dirinya juga geram dengan abian dan ibu mertua amel.
"Kenapa lo ga cerai aja sih mel dari pada lo kaya gini, mending jadi janda deh dari pada jadi istri tapi tidak diperlakukan kaya istri. Capek capek lo jaga kesucian pernikahan malah dia nya nikah lagi." Lanjut fasya membuat amel sedikit tersenyum.
"Kalo gw cerai kasihan liano, gimana pun peran ayah dalam kartu keluarga liano sangat dibutuhkan. Gw juga udah janji sama tuhan, gw maunya nikah sekali aja, anggap aja deh gw sekarang janda bersuami." Ucap amel mau cerai ataupun tidak ia akan tetap seperti ini bukan?
"Tapi lo enggak akan terbebani begini mel"
"Terbebani gimana gw malah lebih terbebani kalo gw cerai sama abian, untuk sekarang gw masih sehat tapi nanti disaat gw sakit sakitan sampai meninggal tidak mungkin kan dia bakal abai sama gw? Lo tau kan sya gw nikah sama dia sampai gw ninggalin agama gw dan gw sampai lepas tangan sama orang tua gw." Sahut amel membuat fasya terdiam, disini yang salah bukan amel dan abian bukan juga salah mertua amel tapi inilah takdir untuk amel.
"Ini takdir gw, ini karma buat gw, gw hanya bisa nerima dan ngejalanin apapun takdir yang udah ditulis tuhan buat gw. Tapi kenapa gw ga bisa lepas dari apa yang gw alami tadi, bisikan bisikan itu sangat kuat untuk gw singkirkan." Lanjut amel berkata membuat fasya hanya bisa terdiam, dirinya bingung ingin membalas ucapan amel seperti apa? Dirinya belum pernah mengalami hal yang dialami oleh amel.
"Lo coba berdamai dengan keadaan mel, lo coba untuk berdamai sama mereka yang membuat lo seperti ini. Biarpun mereka acuh dan tetap bertingkah kekanakan lo harus tetap rendah hati dan sabar sama kelakuan mereka, mungkin tuhan mau lo damai sama mereka." Kata fasya membuat amel terdiam seperti memiliki jalan keluar dengan kata yang diucapkan fasya.
"Gw bakal coba gimana pun hasilnya gw akan terima dengan lapang dada, disini gw mau damai agar hidup gw tenang dan tidak gila." Ucap amel membuat fasya tidak tersenyum, mari kita coba berdamai dengan keadaan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan anakku yang terabaikan [END]
De TodoAmel namai kisah hidupnya yang 4 tahun belakangan ini adalah 'Aku dan anakku yang terabaikan' kehidupan 4 tahun penuh akan rintangan dan ujian yang menemaninya, bahagia ketika tuhan mengabulkan doa nya. Kedamaian dan keikhlasan hati amel membuat per...