5

11.2K 375 6
                                    

Orang tua yang harusnya selalu menemani dan mendukung anaknya walaupun sudah lepas tangan, biarpun sang anak sudah menikah peran orang tua masih lah dibutuhkan untuk membimbingnya yang baru membina rumah tangga dan memberikan saran yang baik untuk anaknya lakukan.

Tapi ingat beda orang beda sifat begitu dengan orang tua amel karna telah menikah dan meninggalkan orang tua dengan menikah memilih meninggalkan agama nya dahulu membuat orang tuanya kecewa dan lepas tangan total kepada anaknya.

Tidak lagi mau mengakui bahwa dirinya sebagai anaknya lagi, amel kira dengan seiring waktu keluarga nya akan menerimanya lagi namun itu hanya angan angan untuk dirinya.

Selain keluarganya memiliki sifat yang keras kepala, mereka juga tidak akan mau menelan ludah sendiri, bagaimana pun keadaannya dan situasinya.

Apakah ini karma untuk amel? Sepertinya iya!

Namun tidak perlu disesali dan tidak pantas untuk disesali itu hanya akan membuat kita semakin hancur sehancur hancurnya.

Dari kejadian kemarin, saat dirinya klarifikasi ternyata suami dan istri serta sahabat istrinya ikut angkat tangan, mereka meminta fans nya agar tidak memfitnah atau mengusik dirinya lagi. Padahal mereka seperti itu karna dia dan sahabatnya yang berkata sedikit menyindir amel dalam live tiktok.

Sebenarnya mau gimana pun mereka ngomong jika sudah dirinya dicap jelek dimata orang akan tetap jelek seperti saat ini ia kembali mendapatkan hujatan lantara dirinya mengumbar aib suami dan dikatai matre.

Helo yang matre siapa? Dirinya masih istri sah dari seorang abian dan seorang abian memiliki tanggung jawab doble selain dirinya ada juga sang anak yang membutuhkan nafkah dari ayahnya, walaupun itu tidak perlu lantaran dirinya masih bisa membiayai tapi tidak bisa dipungkiri nafkah dari seorang ayah seharusnya ada. Dan tentang mengumbar aib itu salah mereka yang memancing amarah amel, jika mereka tidak berkomentar seperti itu ia tidak akan mungkin melakukan hal seperti itu.

Dan setelah dia mengatakan klarifikasi kemarin ia langsung mendapatkan dm dari sang suami yang tentunya tidak dibalas oleh amel, karna apa? Karna dm dari suami nya tenggelam oleh dm dari fans pendukung maupun fans fanatik milik suami dan mandunya.

Saat ini amel menikmati hari weekend nya dengan bermalas malas ria didalam rumah, selain lelah melakukan aktifitas selama 6 hari amel juga lelah batin dengan fans fanatik 'sabian' sabila abian panggilan dari fansnya.

Ibu sedang mencuci baju dengan liano yang bermain dibelakang dengan motor klx mini nya, membuat amel sedikit tenang karna tidak mendengar teriakan sang anak yang bermain.

Trett trett

Suara panggilan dari handphone nya membuat amel kembali membuka mata saat dirinya akan mengistirahatkan tubuh nya diatas sofa.

Mengambil dan melihat siapa yang menelpon membuat amel mengernyit ada apa gerangan sang suami menelponnya setelah 3 tahun tidak pernah menelponnya hanya selalu mengirim pesan singkat itu pun tidak setiap hari hanya sebulan sekali dan itu dilakukan ketika usia anaknya berusia 3 tahun jadi sudah 1 tahun suami nya mulai memberi pesan atau dm kepada amel.

"Halo" Angkat amel dengan wajah heran.

"Aku ganggu ga?" Tanya di sebrang sana.

"Enggak ada apa?" Tanya amel to the point.

"Aku lagi di indonesia apa boleh nanti ketemu"

"Mau ketemu dimana? Sama siapa?" Kata amel ia belum mau bertemu dengan madu nya walaupun ia sudah tau wajahnya.

"Berdua ah tidak bertiga sama liano, nanti siang aku sampai di bali apa boleh aku bertemu di rumah kamu?" Tanya abian dengan suara sedikit tidak enak.

"Hm, ya sudah kalo gada yang lagi yang diomongin"

"Liano dimana?"

"Lagi main dibelakang"

"Iya udah bilang besok ketemu ayah" Kata abian yang dibalas anggukan oleh amel walaupun tidak terlihat setelahnya ia langsung mematikan sambungan telepon.

Apakah dirinya tidak sibuk sampai bisa mengunjunginya dan sang anak jauh jauh dari korea ke indonesia? Dari jakarta ke bali pastinya, tidak mungkin sang suami mau langsung ke bali mau ditaruh dimana istri keduanya wong keluarganya saja dari jakarta.

"Bunda ano mau susu dong" Ucap liano dari belakang dengan mobil mini nya.

"Gimana enggak aus mainnya aja sampai keringetan gini, perasaan tadi dibelakang sama nenek main motor kenapa sekarang pakai mobil. Yang ambilin mobilnya siapa?" Tanya amel dengan menghampiri sang anak yang berada diatas mobil mininya mengusap rambut serta wajah sang anak yang keringatan menggunakan tisu diatas meja.

"Bunda ni celewet banget ya, tanya satu satu dong. Ano juga lagi aus kalo jawab nanti tenggolokan ano sakit." Kata liano membuat amel tertawa saja, drama sekali anaknya ini.

"Abang juga cerewet lho"

"Ano celewet kalna bunda juga celewet, ano kan lahil dali pelut bunda." Jawabnya ada saja membuat amel terkadang mikir anak nya yang kelewatan pintar atau memang keturunan dari dirinya tapi tidak mungkin dari kecil ia selalu mendengar cerita dari ibu ayahnya dulu ia tidak sepintar dan secerewet liano. Apa mungkin nurun dari ayahnya? Entahlah amel tidak tahu.

"Bunda juga suka lupa, ano kan minta susu tapi bunda malah aja ano noblol." Ucap liano dengan menggeleng kepala tanpa turun dari mobil mininya, membuat amel gemas sendiri. Yang diucapkan liano memang benar adanya dirinya suka lupa akan sesuatu, jadi ada keuntungan sendiri dirinya mempunyai liano yang terkadang mengingatkan dirinya akan sesuatu yang ia lupakan.

"Owh iya, maafin bunda. Mau susu rasa apa?"

"Mau rasa coklat bunda pakai botol besal ya bunda" Pinta liano dengan wajah imutnya agar diberikan oleh amel padahal tanpa itu amel selalu memberikan apapun untuk liano.

"Botol dot?" Tanya amel biasanya anaknya ini suka sekali ngedot tapi jika siang hari terkadang maunya botol minum biasa tergantung mood sang anak.

"Botol minum biasa bunda nanti dot nya kalo malam aja"

Amel berjalan menuju dapur yang diikuti oleh liano dengan mobil mininya, membuatkan susu untuk liano.

"Abang nanti kalo ayah ke sini abang mau ketemu?" Tanya amel hati hati sambil melihat sang anak yang langsung terlihat murung.

"Bunda mau ketemu ayah? Emang ayah udah ga sibuk bunda, kalo ayah sama istelinya kesini jangan kasih masuk bunda. Usil aja ayah nya." Ucap liano dengan tiba tiba membuat amel terdiam dari mana anaknya ini belajar dengan kata kata seperti itu.

"Enggak sopan sayang kalo kita usir ayahnya, emang abang ga kangen gitu sama ayah, kan abang enggak pernah ketemu sama ayah." Sahut amel dengan mengusap rambut lebat liano yang sedikit panjang.

"Ano kangen tapi ano nga mau bunda sedih kalo ayah sini bawa istelinya, ano juga kalo kangen ayah selalu liat foto ayah kok didalam kamal sama di hp nya bunda. Tapi ano kesal ayah selalu sama isteli balu nya nda pernah sama kita bunda, ayah ga sayang ano apalagi nanti kalo ayah punya dedek bayi lagi pasti ano bakal dilupain." Ucapan panjang ano membuat amel terdiam membisu dengan pikiran tidak menentu, dirinya bingung harus menjawab seperti apa semuanya membuat dirinya bingung harus bagaimana.

Lagi pula liano masih kecil pasti pemikirannya berubah rubah setiap waktunya, semoga saja nanti mereka dipertemuan tidak saling musuhan.

Amel tidak bisa membayangkan bahwa sang anak dan ayah bermusuhan sama seperti dirinya dan orang tua kandungnya, amel menepis semua pemikiran negatif yang memasuki otak kecilnya seolah ingin menguasai otaknya.

Aku dan anakku yang terabaikan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang