Limabelas

238 36 3
                                    

Happy reading aja deh🤍

.

Musim dingin sudah menyapa lagi bumi, Sasuke menyusuri jalan yang sudah di taburi salju pertama kemarin malam. Sudah tiga tahun sejak terakhir kali ia menginjakkan kaki di Desa Kiri, karena selama tiga tahun itu ia memutuskan untuk fokus pada anak cabang yang ada di Tokyo.

Ia kembali lagi ke sini berharap akan bertemu dengan wanita itu, sengaja ia berjalan kaki untuk menikmati udara sejuk musim dingin.

Sasuke duduk di bangku yang ada di taman desa itu, banyak orang yang berlalu lalang walau bukan akhir pekan. Sasuke menggosokkan telapak tangannya karena dingin mulai menusuk tulang.

Penampilan pria itu berubah sejak dua tahun terakhir, rambut ekor ayamnya menghilang digantikan oleh rambut panjang bahkan sudah menutupi sebelah matanya. Sasuke enggan menghilangkan rambut yang menghalangi pandangannya itu, karena dengan tampilan seperti itupun tak mengurangi jumlah penggemarnya bahkan seperempat persen pun.

Netra legamnya melihat beberapa anak kecil yang berkumpul mengerubuni satu anak yang terduduk di salju. Perundungan? Sasuke akan melihat sebentar sebelum menolong anak itu _lumayan tontonan gratis ya Sas.

"Apa mau kalian?"
Anak kecil yang terduduk tadi bangkit dan berbicara sedikit keras

"Berikan uang mu, kau keluarga kaya sudah pasti kau banyak uang."
Anak dengan rambut cepak berkata

"Memangnya siapa kalian meminta uangku, lagi pula aku kabul dan bahkan lupa membawa uang untuk diliku sendili."
Jelas anak kecil itu dengan kalimat cadelnya, usianya mungkin jauh dibawah anak yang mengerubuninya.

Bruk
Anak gendut mendorong anak kecil itu ke depan, membuat lututnya terjembab ke atas salju lumayan keras dan meninggalkan memar di kulitnya.

Awsss
Ringisan itu terdengar menyayat di telinga Sasuke, entah dorongan dari mana Sasuke menghampiri anak-anak itu setelah sebelumnya hanya menonton saja.

"Apa yang kalian lakukan?"
Anak-anak nakal itu menoleh ke arah Sasuke, tampilan yang sama membuat mereka berfikir bahwa pria dewasa di depan mereka adalah ayah dari anak yang mereka cegat, nyali mereka ciut seketika. Anak-anak itu berlari, takut kena marah oleh Sasuke.

"Kau baik-baik saja?"
Sasuke bertanya pada anak kecil itu, anak itu menatap Sasuke lama.

"Tentu saja, aku anak yang kuat paman"
Sasuke terkekeh padahal suara anak kecil itu terdengar bergetar menahan tangis, bahkan netra legamnya juga sudah mengeluarkan embun-embun yang hendak meluruh.

"Ayo paman bantu, lutut mu harus segera di obati."
Anak itu menerima uluran tangan dari Sasuke, namun saat hendak melangkah dirinya kembali oleng karena tak kuat menahan perih pada luka di lututnya. Untung dengan sigap Sasuke menahan anak itu agar tak kembali terjatuh.

Sasuke menggendong anak kecil itu membuat dirinya menyeludupkan kepala kecilnya di perpotongan leher Sasuke.

"Menangis lah jika memang tak kuat, menangis itu tak membuat mu terlihat lemah, tapi membuktikan bahwa kau masih memiliki perasaan."
Isakan kecil mulai terdengar oleh telinga Sasuke membuat pria itu sedikit tersenyum. Bukannya kejam karena bahagia di atas penderita orang lain, namun merasa lega karena akhirnya bocah itu tak menahan lagi emosinya.

Pria kecil di gendongan Sasuke menangis pelan, selain rasa sakit pada lututnya juga rasa hangat dari Sasuke yang selama ini ia rindukan. Ia sering di peluk oleh orang di sekitarnya, namun tak pernah merasakan hangatnya seperti pelukan Sasuke. Bahkan sekarang tangan mungilnya memeluk erat leher Sasuke.

Our Happiness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang