Lima

411 46 6
                                    

Assalamualaikum
Welcome back
Enjoy and happy reading all

⊂(・▽・⊂)

Waktu berjalan dengan cepatnya, Hinata kembali bersekolah karena ia merasa tak perlu risau lagi dan selama satu bulan ini pun ia tak pernah bertemu kembali dengan pria itu, juga para rentenir tak lagi mengejarnya seperti orang yang keuangan😂

Hinata bisa sekolah karena beasiswa yang diberikan oleh kakek tua yang pernah ia tolong. Tadinya ia menolak dan akan berhenti sekolah karena tak sanggup membayar segala iuran yang harus dikeluarkan. Dulu ia sering bertemu dengan kakek itu, namun sekarang tak lagi karena sang kakek sedang berada di Kiri. Hinata sangat rindu dengan kampung halamannya itu, namun karena rumahnya sudah dijual jadi ia tak pernah lagi ke sana, ia rindu dengan orang-orang baik di sana, Kurenai Baa-chan yang membuka toko kue di dekat rumahnya, Ayame Nee-chan dan ayahnya Teuchi Jii-chan dan Aiko-chan juga ramen buatan Jii-chan yang terkenal.

Hinata masuk jauh ke dalam lamunannya sampai ia baru menyadari bahwa kelas sudah selesai, ia segera bangkit dan membereskan peralatan belajarnya ke dalam tas yang sudah terlihat agak lusuh, selagi masih kuat untuk apa diganti pikiran, lagi pula ia tak punya uang untuk sekedar membeli tas baru karena ia lebih mementingkan makan ketimbang tampilannya, toh tasnya pun tak sebegitu buruknya.

Hari ini ia akan langsung pergi ke bar milik Sasori-san, karena tempat kerjanya yang lain sedang libur.

⊂(◉‿◉)つ

Hinata sampai dan bar itu sudah penuh dengan pelanggan, bar ini terkenal dengan rasa wine buatan Sasori-san sendiri yang katanya lezat, hoi apanya yang lezat dari minuman itu? Hinata bingung.

Ia sudah mengganti seragamnya dengan baju kerja di sana, baju kaus putih dan celana pendek yang terlalu pendek juga dilengkapi celemek maid, apa bener celemek?

Hinata mulai menyajikan pesanan para pelanggan, tak ayal banyak orang yang menggodanya karena tubuhnya yang bagus dan wajahnya yang memberikan kesan imut dengan pipi gemil yang selalu memerah. Hinata terus-menerus bolak balik dari meja bar ke meja pelanggan, lelah ia pun duduk sebentar untuk menyeka keringatnya.

"Meja nomor 128!"
Teriak Konan, salah satu bartender di sana, Hinata segera berdiri. Namun sebelum ia berlari tiba-tiba ia merasa tak bisa menopang tubuhnya dan limbung. Beberapa pekerja segera menghampiri Hinata dan membopongnya bersamaan menuju ruang istirahat pekerja.

::::

Sasuke mengangguk pelan setelah membaca laporan yang diberikan oleh Shikamaru, dia tahu di mana wanita itu tinggal dan mengenai siapa saja yang terlibat dalam kehidupannya. Tak sulit bagi Shikamaru dan anak buahnya untuk mendapatkan informasi semudah ini.

"Shika, kosongkan jadwalku besok. Aku akan pergi ke komplek itu."
Shikamaru mengangguk, sekarang ia tahu alasan mengapa Sasuke mencari keberadaan wanita itu dan itu sanga mengejutkan baginya hmm mungkin akan lebih mengejutkan lagi bagi keluarga Uchiha, khekhekhe!

:::

Hinata dipulangkan setelah bangun dari acara pingsan mendadaknya, bosnya berkata dirinya boleh pulang dan gajinya tak akan di potong sedikitpun walau ia tidak bekerja sampai waktu yang telah jadi perjanjian. Tapi ada yang aneh dari tingkah bosnya itu, saat berbicara dengannya bosnya menunjukkan serigai aneh seperti mendapat ide yang briliant untuk melakukan hal yang menguntungkan.

Sasori masih dengan seringainya, ia tak sabar melihat wajah mupeng Uchiha arogan milik Sasuke, haha ia akan meminta imbalan untuk informasi yang telah ia dapatkan ini.

Hinata terduduk di ranjang miliknya, ia merasa jauh lebih lelah dari biasanya. Ia berdiri dan mendadak merasakan pusing yang kuat menyerang kepalanya, juga perutnya terasa nyeri. Mungkin ia akan kedatangan tamu bulanannya, tunggu! Hinata mengambil kalender kecil yang ada di atas meja belajarnya. Matanya terbelak saat melihat angka-angka itu.

Hinata menutup matanya, mungkin hanya telat biasa jangan berpikiran negatif. Ia menghembuskan nafas perlahan untuk membuat dirinya tenang, namun ia ingat beberapa hari ini ia sering mengalami muntah di pagi hari dan selalu lelah walaupun tak bekerja berat. Ia pernah membaca artikel tentang ibu hamil yang mengalami hal tersebut, Hinata menggeleng kuat, mungkin saja ia mengalami maag dan tubuhnya kurang fit.

Hinata keluar rumah untuk membeli bahan makanan yang mulai habis, ia mendadak berhenti melangkah saat melihat apotik di dekatnya, ia penasaran entah kenapa. Hinata takut tapi juga ingin memastikan, tapi ia berdo'a semoga kamisama tak memberikan ujian yang begitu berat baginya. Eitt tidak bisa, karena yg buat jalan hidup mu adalah himee😂

Hinata membeli beberapa obat yang  ia konsumsi dan 3 alat cek kehamilan dengan alibi ia membeli untuk kakaknya yang baru menikah dan penjaga apotik itu percaya, mudah ditipu.

Selesai berbelanja, Hinata langsung masuk ke kamar mandi dan ingin mencoba alat yang ia beli tadi. Ia membaca cara pemakainya, bagaimana pun ia tak tahu tentang alat kecil ini.

Uji coba pertama, Hinata menutup matanya sebentar berharap tak menghasilkan garis yang membuatnya syok berat tiba-tiba. 'garis dua' ia terpejam lagi, mungkin uji coba pertama mengalami kekeliruan.

Setelah percobaan ketiga, ia terduduk lemas, jika begini mana bisa ia menyangkal. Hinata menangis, dadanya terasa sakit sekali. Dalam benaknya bertanya mengapa harus dirinya, bahkan mengurus dirinya saja sulit dengan hutang yang banyak itu, apalagi harus menjaga titipan kamisama ini.

Hinata menyeka air matanya, bagaimana pun ia dan janinnya tak bersalah, ia akan menerima hal ini dengan lapang dada karena ia tak tega jika harus melenyapkan nyawa tak bersalah yang bahkan adalah darah dagingnya sendiri.

Hinata berdiri dan kembali ke kamarnya, ia menulis beberapa email yang akan dikirimkan kepada dua bosnya dan kepada pihak sekolah juga permintaan maaf pada kakek Hamura karena tak bisa melanjutkan sekolahnya. Ia tak ingin kelelahan dengan segala kegiatan itu dan menyebabkan janinnya jadi kesakitan. Ia akan mencari cara lain untuk memenuhi kebutuhan dan untuk membayar hutang ayahnya.

:::

Keesokan harinya, Sasuke sudah sampai di depan rumah Hinata. Rumah itu seperti kosong padahal sekarang adalah hari libur. Sasuke sudah mengetuk pintu beberapa kali namun tak ada jawaban dari dalam sana. Apakah wanita itu bersembunyi karena takut padanya, terbukti dengan wanita itu yang berlari saat ia panggil hari itu.

"Tuan, anda mencari pemilik rumah ini?"
Sasuke terkejut karena tiba-tiba ada seorang paruh baya di sampingnya. Sasuke mengangguk sebagai jawaban kepada nenek dengan kimono kuno itu.

"Ahh Hina-chan pamit pindah pagi tadi, apakah tuan ada urusan dengannya?"

"Kemana ia pindah?."
Bukannya menjawab Sasuke malah memberi pertanyaan balik kepada nenek itu

"Kalo mengenai hal itu juga nenek tidak tahu nak. Kalo begitu sampai jumpa."
Nenek tadi berjalan menjauhi Sasuke, Sasuke menggeram kesal baru saja ketemu sudah menghilang lagi, apakah mereka sedang bermain petak umpet? Sasuke meninju tembok tak berdosa di depannya, ia menghubungi Shikamaru dan menyuruh nya untuk mengikuti jejak wanita manis itu, miliknya.

Tbcc
Pencet bintangnya yaaa
Jaa nee
Wassalamu'alaikum

Our Happiness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang