Enam

391 44 3
                                    

Assalamualaikum
Welcome back
Happy reading all

ಠ∀ಠ

Hinata menarik kopernya dengan sebelah tangan, kalo pake dua-duanya ribet coy! Ia sudah sampai di desa Konoha. Di sana ia memiliki satu rumah sederhana peninggalan sang ayah, ia berniat pergi ke pemakaman terlebih dahulu sebelum menuju rumahnya, karena jalan ke pemakaman dengan jalan menuju rumahnya itu satu arah.

Hinata sampai di pemakaman dan duduk di salah satu pusara yang tertulis 'Shimura Shin'_mendiang Nii-san nya. Walaupun bukan kakak sedarah, tapi Shin adalah sosok yang sangat baik. Hinata mencabuti rerumputan kecil yang tumbuh di pinggir batu sang kakak. Hinata memejamkan mata dan menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada, ia berdo'a.

'Hai Nii-san, apa kabarmu? Apakah kau bahagia? Apakah kamisama baik pada mu Nii-san. Maaf baru mengunjungi mu lagi, aku sibuk akhir-akhir ini. Nii-san, kau tau aku akan memiliki anak, kau akan menjadi paman Nii-san. Tadinya aku terpukul dengan hal ini, namun sekarang aku akan menerimanya karena bagaimanapun bayi ini adalah kepercayaan kamisama padaku. Do'akan kami bahagia selalu ya. Aku pergi, selamat tinggal'

Hinata meninggalkan pusara itu dengan derai air mata di pipinya, wajah pucat nya menjadi sembab dan hidungnya memerah. Ia kembali menarik kopernya menuju rumah yang tak jauh dari sana.

Hanya berjalan sebentar saja ia sudah merasa lelah, mungkinkah bawaan karena ia tengah mengandung? Hinata duduk di bangku pinggir jalan, di Konoha banyak sekali bangku pinggir jalan seperti ini apalagi di tempat-tempat yang memiliki pemandangan indah.

Serayu menerbangkan helaian indigo itu, udara di sini berbeda dengan di Tokyo yang terlalu banyak polusi. Hinata menatap rumah ralat Mansion besar yang ada di hadapannya. Ia ingat ia sering bersembunyi di belakang mansion ini dan ia sering datang ke kolam ikan yang ada di sana tanpa diketahui siapapun.

"Nona!"
Hinata tersentak kaget kala tersadar dari lamunannya karena seseorang yang ada di depannya, laki-laki itu tersenyum kecil melihat Hinata yang begitu kaget dengan suaranya, mungkinkah nona ini melamun?

"Gomennasai"
Cicit Hinata pada laki-laki tampan dengan guratan di masing-masing pipinya

"Apakah kau memiliki salah padaku nona?"

"Aanoo tuan, saya...

"Hmm apakah kau maid baru di rumahku? Kau memanggilku tuan, nona!"
Kata laki-laki itu menggoda Hinata

"Hahaha kau lucu sekali nona, aku hanya bercanda tenang saja. Apakah kau sedang mencari pekerjaan atau tempat tinggal?"
Itachi bertanya sembari melirik koper besar di sebelah Hinata.

"Saya hanya beristirahat sejenak tuan"
Hinata menjawab dengan suara yang lemah, untung saja pendengarannya masih berfungsi dengan baik ya walaupun wajahnya terlihat tua khekhekhe.

"Ahh seperti itu ya, apakah kau tinggal di sekitar sini? Kenapa kau melihat ke arah rumah itu, kau mengenal keluarga mereka?"
Itachi bertanya berturut-turut membuat Hinata sedikit tertekan

"Tempat tinggal saya di belakang mansion itu tuan."
Hinata tak menjawab pertanyaan berikutnya karena mana mungkin ia mengatakan rahasia nya yang suka berada di kolam ikan milik keluarga kaya itu.

"Kalau begitu saya permisi tuan."
Hinata berojigi lalu pergi meninggalkan Itachi yang terlihat heran dengan tingkah Hinata yang sepertinya ketakutan dengan kehadirannya.

(⌐■-■)

Biarkan dulu Hinata beristirahat sejenak dan kita tengok dibelahan dunia lain, ada seorang pria paruh baya yang bolak balik ke sana ke mari memikirkan nasib cucunya yang pergi entah ke mana

Our Happiness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang