Duapuluh

210 26 5
                                    

Happy reading ✨
Warning!!! Terdapat kata-kata kasar harap bijakk


😁😁😁

Di kediaman Uchiha, sang kepala keluarga tengah jengah dengan tingkah istrinya yang sedari tadi mondar mandir dengan wajah sumringah penuh bling-bling di sekelilingnya.

"Anata firasat ku benar bukan, karena aku yang benar jadi kau harus memenuhi permintaan ku, itu janji mu anata!"
Fugaku menggeleng lemah, mengapa ia harus berjanji pada perempuan yang memiliki syaraf otak yang berfungsi lebih baik dalam mengingat

"Tapi sekarang aku sedang bekerja Koi, nanti ayah akan memeriksanya setelah pulang dari Ame."
Mikoto menatap tajam suaminya, sepertinya lelaki itu ingin ingkar janji. Oke, tak masalah baginya namun akan menjadi masalah bagi suaminya.

Brak
"Ba.ik.lah"
Menekan kata itu lalu melegang pergi meninggalkan dentuman keras dari pintu yang ia banting. Fugaku menghela nafas, enggan berfikir untuk membujuk istrinya.

~~~~

Sedangkan di kediaman keluarga Hyuuga, sang pemeran utama a.k.a Uchiha Sasuke sedang meringis tatkala lebam di wajahnya terkena kompresan dengan seorang berambut seperti seorang iklan sampo menatap nyalang ke arahnya.

"Biarkan dia mengobati dirinya sendiri koi"
Tenten melotot ke arah Neji

"Anata kau yang membuatnya seperti ini, setidaknya kita harus sedikit bertanggung jawab."

"Si brengsek itu pantas mendapatkannya."

"Biar saya lakukan sendiri Tenten-san."
Sasuke mengambil alis kompresan es dari tangan Tenten, setelah itu sang wanita ditarik oleh sang suami

"Kau memukulnya terlalu brutal"
Sebelum benar-benar pergi itulah kalimat yang Sasuke dengan dari bibir wanita beranak dua itu.

Flashback

Sasuke menggenggam erat tangan Hinata, ya wanita yang selama ini ia cari ternyata tersembunyi dengan rapi di kediaman Hyuuga. Tangan digenggaman nya begitu kecil sangat kecil.

Matanya menatap kearah mata yang masih enggan terbuka itu, kemarin hanya ada sedikit pergerakan dari jari mungil ini namun belum sadar juga. Gaara bilang mereka harus mendukung Hinata dengan sering mengajaknya berbicara untuk membuktikan bahwa ada yang menunggu dirinya di dunia nyata.

Mata tajam Sasuke beralih ke arah sang buah hati yang tertidur pulas di atas sofa yang ada di ruangan itu, putranya tak setinggi anak pada umurnya. Perkembangan dia sedikit lambat, betapa bersalahnya hati Sasuke karena telat menemukan mereka dan membuat sang buah hati menderita seorang diri.

"Aku bersyukur karena sudah menemukan dirimu, sekarang aku ingin kau segera bangun. Aku ingin melihat mata indah mu menatap ke arahku sekalipun itu adalah tatapan benci. Kau tau aku sangat menderita selama ini, tiga tahun begitu lama bagiku. Sepertinya Kami-sama sedang menghukum ku... Saat pertama kali bertemu dengan Keita aku sedikit terkejut karena dia sangat mirip denganku namun sekarang aku sangat bersyukur. Lekas bangun, aku men...

Brak
"APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI BRENGSEK!!"

Bugh
Bugh
Bugh
Tiga bogeman mentah mendarat di wajah sang Uchiha, Sasuke meringis merasakan perih di bagian sudut bibirnya yang sudah pasti sekarang sedikit robek dan mengeluarkan darah.

"Sudah ku bilang jangan pernah masuk ke sini, ada hak apa kau di sini!"
Sasuke menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya, ia tak melawan sama sekali karena ia pantas mendapatkannya.

"Apakah kau akan menutupi hal ini selamanya hah! Apa kau akan tetap tega melihat putraku hidup menderita!"
Sasuke balik membentak Neji, ia muak dengan pria didepannya. Mungkin jika kemarin ia tidak nekat maka ia tak akan pernah menemukan apa yang ia cari.

"Kau tahu apa tentang keponakanku, kau hanya paman yang baru ia temui kurang dari dua bulan!"

"Kau yang tak tahu brengsek! Kau tak tahu bukan bahwa anakku mendapatkan perlakuan buruk di sekolah. Kau tahu hah! Kau sebagai walinya tahu!"
Wajah Sasuke memerah, ia marah mengapa ia tidak boleh tahu kebenaran yang selama ini ia cari.

Neji terpeku seketika, Keita tak pernah bercerita mengenai hal ini. Ia hanya bercerita bahwa ia suka dengan sekolah, mengapa anak itu tertutup.

Bugh
"Kau sadar sekarang brengsek!"
Sasuke menyerang Neji, ia mengeluarkan amarah yang ia pendam selama beberapa bulan ini kepada pria dengan rambut panjang itu. Beberapa kali ia melihat Keita diam-diam dan yang ia lihat adalah adegan dimana anaknya diolok oleh anak yang mungkin usianya lebih tua dari Keita.

Sasuke langsung turun tangan dan memberikan peringatan pada orang tua anak yang sudah menyakiti Keita. Itu hal mudah bagi seorang Uchiha, Neji adalah orang paling bodoh yang bisa terkecoh dengan sikap Keita yang terkadang ceria padahal sedang memendam masalah.

Bahkan hari ini Sasuke berencana meminta izin Hyuuga Hiasi untuk membawa Keita ke rumahnya agar lebih mendapat perhatian, orang di rumah ini terlalu sibu dan para maid tak leluasa untuk mengajak Keita secara langsung.

Pertengkaran mereka berhenti karena Keita terbangun tiba-tiba, mereka enggan tercap jelek didepan anak-anak.

Flashback off

Sasuke menghela nafas panjang, ia akan pulang hari ini dan kembali besok untuk bertemu dengan Hyuuga Hiasi. Ia sudah menceritakan semuanya walaupun kepala keluarga Hyuuga itu mengatakan sudah tahu ceritanya. Semoga saja itu hal baik bagi dirinya.

Sasuke pergi ke ruang belajar dimana Keita berada, ia hendak berpamitan pada sang putra. Namun anak itu tidak di sana, alat lukisannya ditinggal begitu saja, bahkan susu panasnya sudah terlihat mendingin.

Sasuke menuju ruang bermain, namun sama saja sang anak tak di sana. Sasuke mengusap wajahnya frustasi, kemana anak itu. Di sana hanya ada anak Tenten dan Neji.

Sasuke melangkah menuju pintu utama, mungkin ia akan menitip pesan saja kepada seorang maid. Namun

'Baa-chaa!'
Suara Keita terdengar dari pintu depan
Baa-chan?

🥳🥳🥳

Tbecee
Hihi akhirnya up aku setelah sekian lama mengsiput
Kalian Gwenchana?
Vote nya janlup yaa!!
Ja naa
Wassalamu'alaikum

Our Happiness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang