Tujuhbelas

192 26 3
                                    

Happy reading 🤍
Vote ye gess!!!

🌱🌱🌱

Sasuke menyiapkan tempat tidur untuk anak yang ia bawa siang tadi, anak itu akan menginap atas permintaan dirinya sendiri dan tentunya Sasuke tak keberatan, begitu juga dengan para Hyuuga.

"Paman...umm bolehkah aku tidul dengan mu saja? Kamal ini tellalu besal dan menakutkan"
Cicitnya di akhir kalimat dengan sedikit kebohongan. Sebenarnya dia juga sudah tidur sendiri, tapi malam ini ia ingin tidur dengan Sasuke.

"Hn!"
Sasuke menggendong Keita dan membawa anak itu ke kamar miliknya, orang tuanya berada di kamar yang sering di tempati Itachi jika anikinya itu datang ke sini.

Sasuke membaringkan tubuh mungil itu dan menyelimutinya, ia naik ke atas ranjang dan ikut berbaring. Awalnya ia akan kembali ke ruang kerja, namun entah mengapa ia merasa lebih mengantuk dari malam-malam sebelumnya.

"Bolehkah aku memelukmu paman?"
Tanpa menjawab, Sasuke membawa tubuh itu dalam dekapannya. Sasuke merasa jantungnya bekerja dua kali lipat dari biasanya, sedangkan anak kecil itu memeluk Sasuke erat, menghirup aroma maskulin dari tubuh Sasuke yang membuat dirinya merasa lebih tenang.

Tanpa disadari, Sasuke mengelus pelan punggung Keita. Keita merasa sesuatu menyeruak dalam hatinya dan tak kuasa menahan tangisnya, selama ini ia hanya tidur ditemani oleh pengasuhnya atau terkadang kakek Hiasi.

Pikiran pria dewasa itu melayang ke kejadian siang tadi, dimana ia dihadapkan dengan kenyataan yang begitu mengejutkan, kenyataan dimana dirinya dengan Keita begitu banyak kemiripan.

Flashback

"Jadi paman, Tou-chan?"
Sasuke tersentak, wajahnya terlihat tenang namun hatinya tak karuan tanpa alasan.

"Ummm kalian sangat mirip, bukan begitu ananta? Sasu apakah dia yang kau cari selama ini?"
Sasuke mulai berfikir

"Tapi wanita itu seorang Shimura ibu bukan Hyuuga"
Mikoto mengangguk, benar juga tapi mengapa Keita dan Sasuke begitu mirip 'bagai pinang di belah pisau_ dua'

"Jadi paman memiliki anak?"
Entah bagaimana tapi sepertinya anak ini sedikit paham dengan pembicaraan orang dewasa di sekitarnya.

"Hn tapi aku kehilangan mereka. Istriku kabur karena kesalahan yang ku perbuat dan membawa anak kami yang tengah ia kandung."
Berbohong? Yap karena mana mungkin Sasuke berkata jujur dan mengatakan bahwa ia telah merusak anak orang dan membuat gadis itu hamil, akan menjadi berita yang menghebohkan. Mikoto menahan tawanya agar tak keluar, istri? Padahal putranya ini seorang duda.

"Kei-kun mari ikut Baa-chan"
Bocah itu mengangguk lalu ikut duduk di sebelah Mikoto. Mikoto mengambil handphone miliknya dan membuka salah satu aplikasi bernama galery

"Lihat, ini paman Sasu saat usia empat tahun, bukankah sangat mirip dengan mu?"
Mata bulat itu bersinar mana kala melihat rupa dirinya begitu mirip dengan Sasuke saat kecil.

"Ummm... Paman Neji bilang, aku milip Tou-chan. Jadi paman ini Tou-chan ku?"
Mata bulat itu berharap

"Ahahah mungkin kah?"
Tanya Mikoto, ia bingung harus menjawab apa karena putra dan suaminya terlalu larut dalam pemikiran mereka.

Percakapan mereka berlanjut sampai menemukan jalan tengah yang begitu mustahil atas rasa penasaran mereka.

Flashback off

Sasuke mengusap lembut surai bocah di dekapannya. Ia tahu anak ini menangis namun pura-pura tidur karena tak tahu hendak melakukan apa.

"Benarkah aku Tou-chan mu?"
Netra Sasuke tertutup perlahan, biarkan malam ini ia beristirahat dan esok sibuk kembali.

•••

Keesokan paginya, dua orang yang begitu mirip itu tengah menggosok gigi mereka. Sasuke membiarkan Keita berada digendongnya agar bocah kecil itu mencapai wastafel bahkan lebih tinggi.

"Paman apakah hali ini aku harus pulang?"
Tanya anak itu setelah mereka keluar dari kamar mandi.

"Heem, bukankah kau harus pergi ke sekolah?"
Anak kecil itu menggeleng, hari ini ia libur

"Hali ini aku libul, karena sekolah hanya tiga hali saja dali senin sampai labu?"
Sasuke terkekeh kecil mendengar jawaban Keita yang cadel

"Rabu"

"Hn Labu"
Tawa Sasuke meledak walaupun tak se-ngakak Naruto tapi jika untuk Sasuke itu sudah cukup untuk dikatakan me-ngakak. Sedangkan Keita merengut kesal karena Sasuke menertawakan bicaranya yang masih cadel.

"Baiklah kalau begitu, bagaimana jika kau ikut dengan ku?"
Keita membuat posisi berpikir

"Kemana?"
Tanya nya

"Kantor!"
Jawab Sasuke dengan wajah datar, Keita menunduk ia kira Sasuke akan membawanya ke Timezone padahal dirinya ingin main.

"Kenapa? Kau ingin ke suatu tempat?"

"Umm...aku ingin pelgi ke Timezone, apa paman akan membawaku ke sana?"
Sasuke berpikir sejenak, tidak buruk ya walaupun mungkin di tempat itu akan ada banyak orang.

"Baiklah, setelah jam istirahat kita akan pergi ke sana. Tapi dengan syarat kau harus menuruti apa yang ku katakan?"
Keita mengangguk setuju, ia akan melakukan apapun sekalipun hanya dia tanpa bicara ia akan mampu melakukannya.

Setelah itu Sasuke menggendong Keita menuju meja makan karena dari lima menit yang lalu ibunya sudah berteriak memanggil mereka berdua untuk sarapan.

•••

Mereka sampai di kantor Sasuke, berbagai tatapan dilayangkan oleh karyawan di sana. Tentu kalian tau bahwa tatapan kagum lebih banyak Sasuke dapatkan.

'katanya bos itu punya istri yang kabur dengan anaknya'

'katanya tuan Uchiha sudah menikah lagi namun ia sembunyikan'

'ahh begitu tenang dan tampan'

Sasuke memberikan tatapan tajam pada mereka membuat karyawan nya gelagapan, bos yang tak patut dicontoh.

"Sasuke hari ini ada rapat dengan....SIAPA DIA?"
Shikamaru menatap horor pada anak yang ada di dekapan bosnya. Sebenarnya si Rusa pemalas ini tk cocok berteriak, tapi mau  cam mna lagi

"Urusaii Rusa"
Sasuke merebut tab yang ada di tangan Shikamaru dan meninggalkan lelaki itu yang masih mencerna apa yang terjadi dengan bosnya. Mungkinkah kemarin malam ada setan atau jin yang mengganggu Sasuke, ah ia harus melaporkan ini pada Naruto atau Sakura.





🌱🌱🌱

Gimana?
Gring wehhh!

Entah apa yg hrus kutulis tapi jangan lupa bintangnya neee
Kalian sadar gk sih ada yg salah, knp gk bagi tau sih
bru sadar sekarang seharusnya kn asisten Sasuke itu Shikamaru bukan Sasori😭

Ibadahnya juga ya

Jaa nee
Wassalamu'alaikum 🤍

Our Happiness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang