Hoi hoi
Happy reading 🥳••••
Hinata memeluk erat anaknya, saat koma ia bermimpi bertemu dengan anak kecil yang memanggilnya ibu sambil menangis dan menggumam kan rindu dan saat bangun ada sosok pria kecil yang begitu tampan memanggilnya dengan sebutan ibu.
"Keita kau harus makan dulu".
Seseorang masuk tanpa permisi ke kamar Hinata membuat wanita itu mematung beberapa detik."Bolehkah aku meminjam Keita sebentar hime?"
Kalimat yang membuat Hinata membisu
•••
Hinata memperhatikan Keita yang tengah makan disuapi oleh sang ayah, bukannya apa-apa Hinata membiarkan Sasuke masuk ke dalam kamarnya, hanya saja ia ingin sedikit lebih lama dengan anaknya.
Sasuke begitu telatennya menyuapi Keita, ia bahkan mengelap sisa makanan yang menempel pada bibir maupun pipi anak itu. Sebenarnya Sasuke sedikit canggung berada di dekat Hinata, jantungnya tak mau berdetak normal.
"Kei-kun, bolehkah Kaa-chan yang menyuapi mu?"
Hinata bertanya dan berharap anaknya mau mengabulkan.Keita menatap Sasuke meminta jawaban pada ayahnya itu.
"Tapi apakah kau sudah sembuh hime?"
Hinata mencebik pelan, ia tahu Sasuke khawatir tapi jika hanya untuk menyuapi anak kecil ia masih bisa."Aku sudah tidak apa-apa"
Jawaban yang terkesan dingin namun begitu imut di pendengaran Sasuke."Baiklah, Keita disuapi Kaa-chan oke! Tou-chan akan mengambil minum terlebih dahulu."
Sasuke memberikan piring pada Hinata dan meninggalkan mereka.Ditengah perjalanan Sasuke melihat salah satu maid sedang menuju kamar Hinata, sekarang waktunya wanita ini meminum obatnya agar segera sembuh dan hidup bahagia bersamanya_ hahaha
"Biar aku saja bi, kebetulan aku juga akan kembali ke kamar Hinata."
Sebelum maid itu menjawab, Sasuke sudah menggelengkan kepalanya memberi tahu sang maid bahwa ia tak bisa melarang Sasuke dan Sasuke tak ingin dibantah.Setelah mendapat nampan berisi makanan Hinata, Sasuke kembali ke kamar sang hime tanpa mengambil air karena di nampan tersebut sudah terdapat se-teko kecil air, cukup untuk mereka berdua. Senyum kecil tak luntur dari bibir sang bungsu Uchiha itu, ya walaupun sekarang bukan bungsu lagi.
Sasuke memasuki kamar Hinata, melihat wanita itu tengah tersenyum seiring lahapnya sang anak memakan makanannya. Sasuke duduk di kursi yang tersedia di depan dua orang itu
"Hime, makanlah dulu dan minum obatnya. Gaara bilang besok adalah jadwal pertama dirimu melakukan terapi, jadi kau harus istirahat lebih awal."
Saat Hinata hendak mengambil nampan dari tangan Sasuke, pria itu menahannya."Tangan mu tengah menyuapi anak kita, jadi biarkan aku menyuapi dirimu."
Sasuke menyela"Aku bisa sendiri, aku tidak repot."
Lagi-lagi lelaki itu menahan nampannya agar berada di sisinyaHinata mengembungkan pipinya kala Sasuke menyodorkan sendok ke mulutnya, lelaki itu tersenyum kecil namun terlihat menakutkan di mata Hinata. Dengan terpaksa ia menerima suapan itu, lagi pula dirinya sudah lapar dan tak sanggup jika harus memperpanjang masalah sepele ini.
Keita tersenyum lebar melihat situasi itu, jarang sekali orang tuanya melewatkan perdebatan yang akan terasa panjang.
•••
Hinata selesai makan dan minum obatnya, ia segera istirahat agar besok dirinya memiliki tenaga untuk memulai terapi agar syaraf tubuhnya dapat digerakkan dengan leluasa lagi.
Sasuke mengusap surai indigo itu, netra indahnya sudah tertutup untuk menyelami alam yang indah_ mimpi.
"Aku mencintaimu"
Tanpa Sasuke sadari, Hinata masih bisa mendengar kalimat itu membuat jantung sang wanita tak terkendali.•••
Esok hari_ aa lebih tepatnya pagi nanti ia akan menjalani beberapa rangkaian kegiatan untuk membuat syaraf tubuhnya kembali lentur dan dapat bergerak dengan bebas lagi. Kemungkinan ia bisa berjalan kembali masih ada, begitu kata dokter Sabaku yang selama ini menanganinya.
Terapi akan dilakukan di ruangan ini, Hiasi_ sang ayah dengan antusiasnya membeli apa saja yang dibutuhkan Hinata dalam menjalani kegiatan ini. Hyuuga memang tidak main-main.
Hinata menatap jengah ke arah seseorang yang sudah duduk sepagi ini di sofa ruangannya. Pria Uchiha itu dengan seenak jidatnya masuk dan bersantai di sana. Apakah pria itu tidak memiliki pekerjaan sama sekali!
Beberapa perawat dari Tokyo Hospital sudah ada sejak tadi, mereka menyiapkan semuanya dengan telaten diawasi oleh sang Uchiha, tentu saja pria itulah yang memanggil mereka ke sini.
"Nona sebentar lagi akan di mulai, hanya tinggal menunggu dokter Gaara saja."
Hinata mengangguk patuh, tiba-tiba tubuhnya mematung ketika pria yang dari tadi hanya duduk di sofa malah beranjak dan menghampirinya."Tenanglah hime, aku yakin kau pasti bisa."
Sasuke mengelus pelan kepala Hinata, bermaksud menenangkan wanita kesayangannya dan memberinya sedikit semangat."Aku tidak ta-kut sama sekali."
Sebenarnya Hinata ingin berkata ketus, tapi apa daya kegugupan malah melanda dirinya begitu cepat.Dokter Gaara datang membuat Hinata sedikit gugup, sebelum dimulai dokter Gaara memberikan pengarahan tentang apa yang akan dilakukan Hinata selanjutnya.
Awalnya Hinata dipasangkan alat di kakinya untuk melemaskan syaraf kaku yang entah apa namanya hime gk tau soalnya ngarang🤣
Selanjutnya ia dipapah menuju pegangan begi memanjang untuk berpegangan saat belajar berjalan. Kaki Hinata begitu terasa lemah, Sasuke ikut meringis saat wanita itu terjatuh kecil, tenang saja lantainya sudah dilapisi karpet busa agar Hinata tidak merasakan sakit saat terjatuh, tentu saja ini permintaan dari sang Uchiha.
Waktu begitu terasa lambat bagi Sasuke, ia begitu geram saat melihat Hinata meringis berusaha bangkit dari jatuhnya. Ia ingin segera menyelesaikan latihan ini, ia tidak keberatan jika Hinata tidak bisa berjalan selamanya, ia bisa mendorong kursi roda bahkan menggendong Hinata kemanapun yang wanita itu inginkan.
Andai saja Sasuke bisa mengutarakan keinginannya dan merobohkan kekeraskepalaan Hinata yang ingin berjalan kembali.
Arghhhh
Teriak batin Sasuke, tersiksa•••••
Alhamdulillah bisa up juga, walaupun hati ini sedang dilanda kegalauan yang hakiki
Si Dia mau nikahh😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Happiness
RandomWarning!!! 📌SASUHINA fanfiction 📌Occ, gaje dan sebagainya 📌Naruto punyanya M.K Sensei Happy reading 😌