Assalamualaikum, met pageee!!
Welcome back
Happy reading all(☞^o^) ☞
Sasuke pulang ke rumahnya bersama Sakura, ada beberapa hal yang harus ia bicarakan dengan wanita itu. Terutama tentang memiliki anak.
Ia sampai di rumahnya, pintunya terkunci menandakan Sakura belum pulang dan entah ke mana wanita itu pergi. Sasuke memutuskan untuk mengerjakan beberapa dokumen sebentar sembari menunggu kepulangan Sakura.
Pukul 10 malam tapi Sakura belum kunjung pulang, handphone wanita itu juga tak bisa dihubungi membuat ia sedikit khawatir. Sasuke pergi menuju ruang tengah dan didapatinya Sakura yang tengah melepaskan sepatu hak tingginya yang dipakainya, Sakura terlihat baik-baik saja lantas untuk apa tadi ia sempat khawatir?!
"Kau dari mana Sakura?"
Wanita itu mengarahkan pandangannya pada Sasuke"Ohh Sasu, aku habis pergi belanja dengan teman model ku."
"Ada yang ingin ku bicarakan dengan mu."
Sasuke to the poin"Baiklah, tapi tunggu sebentar aku ingin menyimpan barang-barang ku di ruangan ku Sasu."
"Sekarang saja Sakura"
Mendengar itu Sakura pun menurut saja, walau bagaimanapun ia takut Sasuke marah."Ayo punya anak Sakura. Ibu selalu mendesak ku, aku tau alasan mu tak ingin ke Mansion utama karena kau takut ditanya kapan kau punya anak denganku, bukan begitu? Kau takut mereka mendesak bukan!"34
"Aku sudah bilang aku belum siap Sasuke!"
Perkataan wanita itu naik 1 oktaf"Kau selalu saja berkata seperti itu, kita sudah tiga tahun menikah Sakura! Karena kau dilindungi agensi kau tak peduli dengan perkataan orang diluar sana yang mengatakan kau mandul! Aku mandul itu kata mereka Sakura."
Mata gelap itu semakin gelap, nafas Sasuke memburu ia marah. Mungkin ia masih ragu dengan apakah ia mencintai Sakura atau tidak, tapi meskipun begitu mereka pantas memiliki anak bersama bukan. Jika tujuan mereka menikah bukan untuk memiliki keturunan, lantas untuk apa!?Sasuke mengambil kunci mobilnya dan pergi keluar dengan amarah yang masih menguasai dirinya, Sakura yang tinggal di dalam rumah termenung 'kenapa begini? Kenapa harus dirinya!' tanyanya dalam hati.
Sasuke melajukan mobilnya dengan kencang, untung saja tak banyak kendaraan yang melintas jika tidak tamatlah riwayat mereka tertabrak Sasuke.
Ia memarkirkan mobilnya di halaman salah satu club yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Club ini milik teman dekatnya, Akasuna si saos teriyaki. Sasuke memasuki tempat yang sudah lama ia tak datangi. Dengan banyaknya masalah di hidupnya, baru kali ini ia melampiaskan dengan pergi ke club walaupun hanya untuk sekedar minum.
Sasuke duduk di kursi bar dengan wajah suram sekali, bahkan aura hitam mengguar dari tubuhnya.
"Hei Sasuke, tumben sekali kau datang ke mari."
"Hn, aku ingin wine yang paling enak di sini Akasuna."
Sasori mengangguk, ia tak menjawab itu dan langsung saja menyiapkan pesanan teman waktu kuliahnya dulu. Karena ia tau jika Sasuke marah maka jangan menggangunya jika tidak ingin kau berakhir penuh lebam. Bisa-bisa wajah tampannya menghilang seketika karena bogeman keras dari Sasuke"Aku tau kau sedang membicarakan ku di dalam pikiran mu merah, cepat mana pesanan ku."
Sasori bergidik ngeri, bagaimana Sasuke bisa tau"Ini dia tuan muda Uchiha."
Walaupun sudah menikah Sasuke masih menjadi tuan muda, karena dari sekian banyak Uchiha Sasuke lah yang paling muda karena Uchiha belum mendapatkan penerus baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Happiness
RandomWarning!!! 📌SASUHINA fanfiction 📌Occ, gaje dan sebagainya 📌Naruto punyanya M.K Sensei Happy reading 😌