• ⟡ 「 𝟏𝟓 - 𝐃𝐞𝐥𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐮𝐝𝐚𝐫𝐚? 」 ⟡ •

1.2K 144 9
                                    

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡

Seketika semua orang yang ada disana pun langsung menoleh ke sumber suara yang dingin dan berat itu. Lalu mereka pun menemukan Halilintar yang sedang berdiri tepat di depan meja mereka sambil menatap tajam mereka.

Walaupun matanya tertutupi oleh kain berwarna hitam, hal itu tak bisa menutupi wajahnya yang menatap tajam ke arah mereka.

"Eh.. Thunder! Kapan kamu datang?" Tanya Taufan untuk basa basi.

"Baru saja.."

"Oh gitu ya? Haha.."

"Ngomong-ngomong selamat ya! Kau berhasil masuk ke babak kedua!" Ucap Gempa sembari tersenyum manis.

"Ya makasih!"

"Eh Thunder! Kamu sebenarnya bisa liat kah? Kok kamu bisa menghindar dan menangkap kakinya Lighting tadi?" Tanya Solar penasaran.

"Aku gk buta! Aku cuma suka aja menutupi mataku seperti ini!"

"Oh begitukah? Kalo gitu maaf.." Ucap Solar seraya menunduk .

Halilintar pun tak merespon, ia sibuk menatap tajam kakaknya yang sedang cengengesan melihatnya.

Blaze yang melihat bahwa Halilintar ada di situ pun langsung menghampiri dan merangkul lehernya.

"Weh! Tadi kamu hebat ba- AKHH"

Ucapan Blaze terpotong saat ia merasakan sebuah aliran listrik menerjangnya, ia pun sontak terjatuh karena kaget.

"Ah maaf! Tadi kau mengagetkanku! Jadi aku reflek menyetrummu, maaf ya!" Ucap Halilintar masih dalam tatapan datarnya.

Sebenarnya tadi Blaze merangkul leher Halilintar secara tiba-tiba sehingga Halilintar kaget dan tidak sengaja menyetrum Blaze dengan kuasanya.

Gempa dan Taufan pun reflek membantu Blaze untuk berdiri, tetapi Blaze terdiam seakan-akan tak mau berdiri.

"Ehh.. Blaze? Ada apa?" Tanya Gempa khawatir.

Semua orang pun sontak mulai mengalihkan atensinya pada Blaze yang terdiam. Mereka juga menyadarinya sikap aneh dari Blaze.

"Blaze? Ada apa?" Tanya Amato sembari berjalan mendekati Blaze.

Halilintar dan Reverse juga ikutan bingung melihat tingkah Blaze yang tak biasa.

Pasalnya kalo ada orang yang sengaja gk sengaja menyerangnya, ia akan langsung mengamuk dan membalas serangan itu. Tapi apa ini? Kenapa ia diam saja?

Blaze pun seketika mendongak, ia menatap Halilintar dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Sementara Halilintar yang ditatap pun hanya membalas tatapan itu dengan datar.

Walau sebenarnya sekarang ini di dalam hatinya, Halilintar sedang mengutuk dirinya sendiri karena tak sengaja menyetrum Blaze. Tapi penutup matanya itu benar-benar menyembunyikan ekspresi wajahnya yang sedang mengutuk dirinya sendiri.

"Hey,.aku minta maaf jika setrumanku tadi menyakitimu! Kau tak mudah dendam kan?" Tanya Halilintar mencoba membuat Blaze marah dan menghilangkan sikap anehnya, tetapi hal itu tak berhasil.

Blaze pun masih setia menatap Halilintar, sementara yang lain pun mulai bingung. Apakah setrumannya sebegitu berpengaruh? Batin mereka. Akhirnya Blaze pun mulai berbicara.

Kembali Kepada Kalian [Halilintar] - 𝐒𝟏 || 「𝘌𝘯𝘥 ✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang