• ⟡ 「 𝟒𝟕 - 𝐄𝐟𝐞𝐤 」 ⟡ •

1K 145 14
                                    

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡


Mendengar ucapan dengan nada sedih yang keluar dari mulut Thunder itu pun seketika membuatku bingung.

"Apa maksudmu?"

Thunder pun kelihatan menghela nafas, ia kembali menatapku dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Tuan.. waktu anda sudah habis.."

Wushh!

Tepat setelah Thunder mengatakan hal itu, tubuhku tiba-tiba saja bercahaya. Aku pun seketika mengerti, ini sudah waktunya untuk diriku kembali ke dimensiku sendiri.

Sebelum diriku benar-benar menghilang, aku menyempatkan diri untuk menatap Thunder dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Thunder, apakah kita bisa bertemu lagi?!" Tanyaku cepat.

"Aku tidak yakin! Tapi akan kuusahakan!!" Jawabnya, aan setelah itu, kegelapan pun kembali mengambil alih diriku sekali lagi.

Huft.. semoga saja kami benar-benar bisa bertemu lagi. Entah kenapa, tapi kesendirian dirinya berhasil mengusik pikiranku.

• 「⟡」 •

"Ughh.."

Aku membuka mataku secara perlahan.. hal pertama yang aku lihat adalah langit-langit yang sangat aku kenal, itu adalah langit-langit kamarku.

Ah.. sepertinya aku terbaring di kasurku..

Setelah menyesuaikan cahaya ygan masuk ke mataku, aku pun mencoba untuk duduk.

"Akh.."

Saat aku mencoba untuk duduk, aku merasakan sakit di bagian perutku.

Ah ya.. kalo tidak salah, tadi perutku ini sempat bolong ya.

"A-aduhh.. sakit.." Ringisku lagi.

Sumpah.. kalo aku ketemu sama robot itu lagi, pasti bakal aku bongkar dia. Berani-beraninya dia nyari masalah sama Halilintar Thunderstrom Elemental ini.

• 「⟡」 •

Halilintar memandang kamarnya dengan seksama. Kamarnya itu terlihat sedikit berbeda dari yang terakhir kali ia ingat.

Kalo dilihat sekilas sih nggak ada yang berubah, tapi jika diperhatikan lagi. Beberapa barang dan perabotan milik Halilintar berpindah beberapa cm dari tempat awalnya.

Ada juga beberapa barang aneh yang bukan milik Halilintar, tapi Halilintar yakini kalo itu adalah peralatan medis yang disiapkan untuk dirinya.

Huft.. ternyata ia masih belum sembuh.

Cklekk..

Pintu kamar Halilintar terbuka. Halilintar pun segera menoleh.

Ah.. ternyata itu kakaknya, Reverse.

"Ehh.. Al? Kau sudah bangun?" Tanya Reverse sembari berjalan mendekati Halilintar yang masih setia duduk di atas kasurnya.

"Ah.. yaa.. saya baru sa-"

Bugg!

Perkataan Halilintar terpotong karena Reverse tiba-tiba saja memeluknya erat.

"Syukurlah kau sudah bangun.. aku pikir aku akan kehilanganmu!" Bisik Reverse tepat di telinga Halilintar. Halilintar pun terdiam, ia hanya membalas pelukan itu dengan lembut.Setelah beberapa saat, Reverse pun melepaskan pelukannya.

Kembali Kepada Kalian [Halilintar] - 𝐒𝟏 || 「𝘌𝘯𝘥 ✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang