• ⟡ 「 𝟖𝟎 - 𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐀𝐤𝐡𝐢𝐫? 」 ⟡ •

2.1K 244 130
                                    

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡

Halilintar terdiam di tempat. Ia saat ini sedang berdiri di depan pintu aula. Iris ruby miliknya melirik ke sekitar, di mana semua orang saat ini sedang memandangnya.

'Haish.. aku benci suasana ini!' Gerutu batinnya.

"Uhm.. hai? Apakah kalian semua sehat?" Tanya Halilintar sembari melambai kecil.

Semua orang seketika kembali terdiam. Mereka memandang Halilintar dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

Tapp..

Tapp..

Tapp..

Bugg!

"Eh?"

Halilintar seketika terdiam. Reverse tiba-tiba saja berlari dan memeluk dirinya erat.

"Bodoh! Kau kemana saja hah?! Kami mencarimu ke mana-mana! Kau membuat kami khawatir tau! Lain kali jangan menghilang seperti itu lagi!!" Ujar Reverse kesal tapi masih tak melepaskan pelukannya.

Halilintar pun sontak kembali terdiam. Ia tak berani untuk berbicara di saat saat seperti ini. Lagipula ini memang salahnya, pergi gk bilang-bilang. Mana perginya setelah membuat semua orang pingsan lagi.

"Kak Hali.. kami sangat merindukanmu!" Ujar Taufan sembari ikut memeluk sang kakak, diikuti oleh adik-adiknya yamg lain. Halilintar pun lagi-lagi hanya bisa terdiam. Ia kemudian menghela nafas panjang.

"Huft.. maaf.." Ujarnya pelan.

"Ah tidak.. seharusnya kami yang minta maaf! Maaf karena dulu sempat mencurigaimu.. Halilintar!" Ujar Kaizo sembari menundukkan kepalanya, diikuti oleh laksamana Tarung dan komandan Kokoci.

"Ah tidak.. kalian saat itu hanya melakukan tugas kalian! Itu wajar kok!" Ujar Halilintar sembari mencoba melepaskan pelukan maut dari saudara-saudaranya itu.

Setelah mereka semua melepaskan dirinya. Halilintar pun sontak menoleh ke arah Amato yang masih terdiam.

Halilintar pun mulai berjalan mendekati Amato. Ia bisa melihat wajah tak percaya yang diperlihatkan oleh Amato. Sungguh, ia ingin tertawa saat ini. Tapi sepertinya ini bukanlah waktu yang tepat.

Halilintar pun kemudian berhenti tepat di depan Amato. Ia sedikit memiringkan kepalanya ketika Amato tak merespon dirinya sama sekali.

"Ayah? Apakah kau tak merindukan putramu ini?"

Bugg!

Tepat setelah Halilintar menyelesaikan kalimatnya, Amato pun langsung memeluk dirinya erat. Bahkan lebih erat dari saudara-saudaranya tadi.

"Maaf.."

"Eh?"

"Maaf karena ayah telat datang dan membiarkan dirimu pergi waktu itu.. harusnya ayah ada di sana saat engkau dituduh.. maaf.. maafkan ayahmu ini nak.."

Halilintar sontak kembali terdiam. Ia tak tau harus merespon mereka bagaimana. Ia sebenarnya tak terlalu mempermasalahkan hal itu, bahkan sebenarnya ia tak peduli. Iyaa, dia peduli, tapi itu dulu, sekarang mah kagak.

"Sudahlah yah! Ayah gk perlu minta maaf.. lagipula itu kejadiannya udah lama!" Ujar Halilintar sembari melepaskan pelukannya.

Halilintar seketika mengedarkan pandangannya ke semua orang, ia mengukir sebuah senyuman tipis yang tulus. Semua orang yang melihat senyuman itu pun seketika tertegun.

Kembali Kepada Kalian [Halilintar] - 𝐒𝟏 || 「𝘌𝘯𝘥 ✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang