• ⟡ 「 𝟓𝟕 - 𝐓𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐁𝐞𝐫𝐠𝐮𝐧𝐚? 」 ⟡ •

948 144 18
                                    

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡

Mendengar pertanyaannya konyol yang keluar dari mulut Thunder, seketika Halilintar pun membulatkan matanya tak percaya. Ia pun kemudian menoleh dan menatap heran Thunder yang saat ini sedang menundukkan kepalanya.

• 「⟡」 •

Uhh.. kenapa Thunder nanya gitu sih? Ihh.. pasti ntar lagi ada bawang!

Aaaa- aku gk mau nangis lagi nihh!

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Tanyaku bingung.

"Uhh.. karena.. aku pernah gagal melindungi dirimu?" Jawabnya pelan.

Hahh? Aku gk salah dengar kan nih? Dia? Gagal melindungiku? Kapan?!

"Kapan kau gagal melindungiku?" Tanyaku lagi.

"..."

"Kapan Thunder?"

"Uhh.. saat robot itu menyerangmu?"

Hah? Dia masih merasa bersalah karena hal itu?

ARGGHH- Sudah berapa kali aku bilang bahwa itu bukan salahnya hahh?!

Dia ini ngerti bahasa nggak sih?!

"Yaelah.. yang itu ternyata.. hadehh.. bukankah sudah berulang kali aku bilang! Itu bukan salahmu!" Ujarku kesal.

"Tapi-"

"Diam! Pokoknya itu bukan salahmu okey?! Kalo aku sampai dengar bahwa kau bilang kau itu gagal melindungiku lagi, maka aku akan langsung melemparmu ke luar angkasa! Paham?!" Ujarku setelah membekap mulutnya.

Mendengar perkataanku, seketika ia pun mengangguk mantap.

Huft.. aku harap itu adalah anggukan yg serius. Sudah berapa kali coba aku lihat anggukan itu, tapi nyatanya dia tak pernah serius.

Dasar pembohong..

"L-lepas woii!" Ucapnya sembari mencoba menyingkirkan tanganku.

Oh yaa.. lupa..

• 「⟡」 •

Halilintar pun seketika langsung melepaskan tangannya dari mulut Thunder. Sementara Thunder pun sontak langsung mengambil oksigen dengan rakus.

"Sumpahh.. kau mencoba untuk membekapku, atau membunuhku hahh?! Kuat banget bekapannya!!" Ujar Thunder kesal.

"Yaa.. maaf.. reflek!" Ujar Halilintar sembari kembali membuka buku yang tadi sempat ia tutup.

"Reflek konon!" Cibir Thunder sembari memutar irisnya malas.

Tak terasa waktu telah berlalu, jam hampir menunjukkan tengah hari. Halilintar dan Thunder pun masih saja terdiam dikamarnya. Mereka masih melakukan aktivitas yang sama sedari tadi.

"Huft.. beneran nih Thunder? Masak gapapa nih, kalo aku dikamar terus?" Tanya Halilintar sembari menutup buku ke sekian yang sudah selesai ia baca.

Di meja yamg berada di samping kasurnya pun sudah berisikan tumpukan buku yang sudah selesai ia baca sedari tadi pagi.

"Ya gapapa! Bukankah sudah aku jelaskan? Kemarin-kemarin saat kau masih terkena efek racun itu, kau selalu saja diam dikamar! Dan tak ada tuh yang mengomelimu!" Ujar Thunder sembari menatap Halilintar malas.

Kembali Kepada Kalian [Halilintar] - 𝐒𝟏 || 「𝘌𝘯𝘥 ✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang