P R O L O G

276 23 2
                                    


Absen dulu yuk, kalian dari mana aja?

Ada info dikit,vote itu ternyata gratis loh?!

PERHATIAN⚠️⚠️⚠️❗
BAB PERTAMA INI SUDAH AKU ROMBAK BESAR-BESARAN!!!
DAN JUGA, BEBERAPA BAB LAINNYA!!!

KALIAN? TAU CERITA INI? DARI MANA???

TIKTOK?

INSTAGRAM?

ATAU,DARI TEMAN KALIAN?

MAAF,JIKA ADA KESAMAAN,DALAM MENULIS, KATA-KATA,ATAU NAMA.

KARENA,INI SEMUA BERASAL DARI OTAKKU YANG PALING BERSIH DAN CANTIK!!!

***

P R O L O G

"Manusia hanya dapat bersembunyi dari kenyataan yang menyakitkan."

-Laras Gevanya Axelin.

                           ***
"La-ras?"

Suara gemuruh seakan ada sesuatu yang sedang meledak di atas langit. Diiringi dengan rintikan air hujan yang amat deras. Langit berwarna hitam,dan gumpalan awan yang setia menutup mentari.
Kafe Vinya,tempat itu menyediakan sebuah jas hujan untuk pelanggan mereka. Dengan janji,harus di kembalikan karena jas hujan itu tidak dibeli dengan uang cuma-cuma.

Dewi,Talita,dan Sarah memperlihatkan sosok dua manusia yang sedang menyalurkan kehangatan.
Rahang Dewi mengeras,kedua tangannya mengepal kuat. Wajahnya memerah,pertanda marah. Ia mengenali perempuan yang tengah di dekap erat oleh Harris. Gadis itu adalah Laras, sahabat Dewi serta saingannya.

"Dewi?" Ucap Sarah menepuk pundak Dewi dua kali.

"Gue,mau pinjem jas hujan kafe ini." Ujar Dewi menepis lengan Sarah.

"Lo mau kemana?" Tanya Talita menatap lekat wajah Dewi.

"Gue mau nyamperin mereka,gue mau-"

"Lo ga perlu kesana,yang ada Lo makin sakit hati,mending kita pulang." Ucap Sarah memotong kalimat Dewi.

"TAPI GUE GA BISA DIEM AJA!" Teriak Dewi membuat seisi kafe melirik ke arah mereka.

"Jangan maksain perasaan seseorang,itu ga baik buat lo!" Sarkas Sarah dengan nada tinggi di akhir kalimatnya.

"GUE GA PEDULI! GUE BAKAL TETAP KESANA!" Ucap Dewi dengan nafas naik-turun. Air matanya sudah mengalir sejak tadi,dan juga tanpa ia sadari tentunya.

"DEWI!!" Teriak Talita memanggil  nama Dewi dengan nada tinggi dan keras. Sang empu tidak mempedulikan teriakan Talita yang sampai berkali-kali memanggil dirinya. Bahkan,ia sampai lupa untuk meminjam sebuah jas hujan dari kafe ini.

Dengan perasaan yang campur aduk,sedih,marah,kecewa. Dewi berlari cepat menyebrangi jalan raya yang luas dan besar. Ia tidak peduli dengan suara keras Talita dan Sarah yang memanggil namanya,Dewi juga tidak peduli jika ada mobil,motor, truk,dan kendaraan yang melintas.

Untung saja,suasana hujan seperti ini,tidak ada yang melaju dengan cepat dan juga jalanan kali ini tidak seramai biasanya.
Yang berpengaruh terhadap Dewi. Perempuan itu berlari sekuat tenaga,ia hampir terhuyung ke belakang,karena hujan yang amat deras,membuat jalanan lebih licin.

"LARAS!!" Teriak Dewi berjalan pelan kala sudah melewati jalanan besar itu.

Sang empu terkejut mendengar suara familiar baginya. Ia mendorong dada bidang Harris agar melepas pelukannya.

DIA HARRIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang