Haiii,Cuma Mw Bilanggg❗
Jangan Lupa Buat Tinggalkan Jejak Dengan Cara Vote,Berharga loh! Bagi Author❗Okeee Happy Reading!!
Rorr🦖11|INI BUKAN TENTANG HARGA
“Seberapa banyaknya,seberapa dikitnya,seberapa besarnya, seberapa kecilnya pemberian orang yang kita sayang,atau siapapun itu.
Jangan sia-sia kan,kita tak tahu cara mereka meluangkan waktu untuk menyempatkan diri.***
Hari ini,hari sabtu,hari yang telah di nanti-nantikan oleh para pelajar. Hari libur sekaligus hari untuk mengistirahatkan otot-otot yang telah berkutat dengan berbagai macam pelajaran selama lima hari penuh.
Hari dimana para pelajar bersorak gembira karena hari sabtu telah tiba.Jam dinding menunjukkan pukul delapan lewat lima menit. Hari ini,masih pagi. Laras telah membuat janji dengan Mona untuk refreshing ke kafe atau pun tempat yang cocok untuk mengobrol dan bersantai.
Laras. Gadis itu kini tengah berkutat mencari pakaian yang tepat untuk dikenakan.
Ia telah berada di depan lemari berukuran cukup besar selama satu jam lebih.
Dirinya masih saja menganggap tidak ada pakaian yang cocok untuk dirinya kenakan. Padahal pakaian yang bergantung di dalam lemari sudah cukup banyak. Mengapa dirinya masih ragu?"Ini terlalu ketat,ini terlau besar." Gumam Laras membolak-balikkan baju atasan yang hanya sebatas menutupi perutnya.
"Agrh! Ini terlalu terbuka! Ini juga terlalu panjang!" Teriak Laras menggelar di penjuru rumahnya. Membuat Hazel menutup telinga dan mencari asal suara.
Lalu,wanita paruh baya itu pun menyelonong masuk ke kamar anaknya itu. Ia menarik telinga sebelah kiri Laras sembari menceloteh.
"Kamu ini! Sakit telinga Mama! Ngapain kamu teriak-teriak,ini bukan di hutan!" Oceh Hazel kemudian melepaskan tautan lengannya di telinga anak gadisnya.
"Ehehe,aku bingung Ma,cari baju yang cocok." Jawab Laras cengengesan.
Hazel menarik nafasnya kasar. Ia pun bersiap untuk memberi ocehan untuk Laras.
"Yang cocok kamu bilang?! Liat ini! Banyak baju kek gini masih bingung! Kamu ini ga bersyukur! Masih banyak orang di luar sana yang ngga punya baju sebanyak ini Laras Gevanya Axelin!!" Ucap Hazel berdecak pinggang. Ia pun melenggang pergi setelah memberi nasehat kepada Laras.
Monamon is calling you.
"Apa Mon?"
"Lo udah sampe mana,gue udah di kafe nih!" Ucap Mona di seberang sana.
Mampus. Batin Laras menerutuki dirinya.
"Gue di jalan Mon,lagi macet." Alibi Laras mencoba bersikap biasa saja.
"Oke,gue tunggu 30 menit lagi ya ngabs."
"Yee."
Panggilan berakhir.
Laras berdecak kesal. Ia pun memutuskan untuk memakai style simpel saja. Celana jeans oversize berwarna hitam,baju atasan oversize dengan model yang sedang hits. Kemudian disertai dengan sepatu putih sampai batas betis bawah.
Laras kemudian ke luar kamar untuk meminta izin kepada orang tuanya. Ia pun meraih ponselnya dan meletakkan ponsel itu di dalam tas selendang kecil berwarna putih.
"Mama! Mama cantik deh,hari ini." Ucap Laras menggoda.
Hazel pun tergelonjak kaget melihat keberadaan Laras yang tiba-tiba duduk di sofa yang ia tempati.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA HARRIS
Teen Fiction"HARGAI HIDUPMU SELAMA MASIH BERNAFAS." -Harris Mahendra Anggara . *** Dia Harris,lelaki yang merasa dirinya hidup di sekitar orang asing,dikelilingi oleh banyak musuh yang tersebar luas. Tidak suka di atur,di usik,dan juga di bantah.Harris Mahendr...