"HARGAI HIDUPMU SELAMA MASIH BERNAFAS."
-Harris Mahendra Anggara .
***
Dia Harris,lelaki yang merasa dirinya hidup di sekitar orang asing,dikelilingi oleh banyak musuh yang tersebar luas.
Tidak suka di atur,di usik,dan juga di bantah.Harris Mahendr...
Kini Laras telah berada di rumahnya,setelah merasakan betapa pahitnya dunia hari ini,ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang tidur nya. Sudah saatnya meregangkan otot-ototnya yang bekerja selama seharian. Ia memijat pelipis matanya,mencoba rileks di kamar ternyaman baginya,kamar dengan desain minimalis, atap bernuansa pink yang membuat suasana menjadi lebih tenang.
Gadis itu,mengerjapkan matanya beberapa detik,lalu teringat tugas sekolah yang harus ia selesaikan hari ini. Ia membangunkan tubuhnya,kemudian meraih tas sekolahnya berwarna hitam,mengambil buku pelajaran fisika,kemudian mulai mengerjakan beberapa soal yang ia anggap mudah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-Tas berwarna hitam,milik Laras.
Seusai mengerjakan soal-soal yang terlalu mudah baginya,ia berfikir keras,mencari cara bagaimana caranya ia menyelesaikan tugas sekolahnya,tanpa bantuan dari orang lain, termasuk,bantuan dari google. Gadis itu merogoh ponselnya,memutar lagu Dewa 19 melalui earphone miliknya,membiarkan lirik lagu itu menguasai dirinya untuk sesaat.
"Ck,soal macam apa lagi ini?" Ucap Laras berdecak kesal. Dari tadi gadis itu sejujurnya tak fokus,dengan apa yang ia kerjakan. Gadis itu malah memutar memori kejadian menyakitkan tadi pagi di sekolah. Ya,bisa di tebak,kalimat dari bibir sahabatnya membuat ia sakit hati,bagaimana tidak, Dewi dan Laras ternyata,menyukai orang yang sama.
"Ra." Panggil seseorang dari celah pintu kamarnya yang memang tidak ia kunci.
"Apa? Ada perlu apa Kak?" Tanya Laras heran,dengan wajah yang datar menatap Cantika.
"Ga jadi." Ujar Cantika kemudian pergi beranjak dari tempat itu. Laras membuang nafas kasar,menyebalkan sekali Cantika Rubella ini, hanya datang dan pergi dengan ketidak jelasan yang ia tinggalkan di benak Laras.