25||H UNTUK HARRIS GILA

33 8 0
                                    

Happy Reading!

Don't forget to leave a trace by voting! ⚠️⚠️⚠️

25||H UNTUK HARRIS GILA

“Seorang ketua tidak akan membiarkan anggotanya
berjuang sendirian.

***

Laras. Gadis itu kini,berada di mobil yang sama dengan kakaknya —Cantika.
Wajahnya tampak tersenyum bahagia,dan juga belum memudar sedari tadi. Sedangkan,Cantika hanya menatap lurus jalanan,ia menarik senyum smirk-nya.
Laras benar-benar mempercayai ucapan Cantika beberapa menit yang lalu.

Cantika mengatakan,bahwa akan membawa Laras kesebuah tempat yang Laras sukai,yaitu,toko ice cream,sebelum pulang,mereka akan mengunjungi serta membeli sebuah ice cream dari toko tersebut. Laras yang mendengar itu, mengangguk semangat. Tidak biasanya,Cantika mengajaknya jalan-jalan,apalagi,ke toko ice cream.

Setahu Laras,Cantika tidak menyukai hal-hal yang berbau manis. Tapi? Kali ini,Cantika membuat Laras seolah ada kupu-kupu yang sedang beterbangan diperutnya.

"Kak,aku juga rindu loh,ngobrol bareng Kakak, terakhir kali,Minggu kemarin," Ucap Laras membuka pembicaraan.

"Itu-pun, ngobrolin tentang usaha bisnis Kakak,aku mah sebenarnya ngga ngerti sama sekali,tapi aku iya-iya-in aja,hehehe."

Cantika melirik sekilas wajah Laras,ia sengaja mengajak Laras ke toko ice cream yang lokasinya cukup jauh,untuk mengulur waktu. Gadis berusia 18 tahun itu,memang sudah menjalani sebuah bisnis dengan perusahaan yang akhir-akhir ini,sedang jaya.

Ia mencari kerja tambahan,tanpa melibatkan waktu sekolahnya. Atau,lebih tepatnya,Cantika kerja paruh waktu,ia bekerja sebagai manajer keuangan,gaji bulanannya tidak terlalu besar, itung-itung,cukup untuk keperluan dirinya. Dirinya memang sering menginap dirumah temannya. Karena,kadang, bos-nya memberikan sebuah berkas yang membuat dirinya kerja lembur.

Omong-omong,orang tua Cantika,juga mengetahui soal ini. Sebab itulah,mereka tidak pernah melarang Cantika kala meminta izin—untuk menginap dirumah temannya. Kecuali, jika Cantika meminta izin menginap dirumah teman laki-lakinya. Mau bagaimana pun Cantika menjelaskan, bahwa tidak akan terjadi apapun. Tetap saja,kedua orang tuanya khawatir, apalagi,Zero—Ayah Cantika dan Laras,Zero tahu,isi otak laki-laki jika sudah berduaan dengan seorang perempuan.

"Mau ice cream rasa apa,nanti?" Tanya Cantika mengalihkan topik pembicaraan. Ia sangat malas untuk menanggapi ucapan Laras yang menurutnya,terlalu berlebihan.

"Hum,rasa coklat! Kakak? Rasa apa?" Tanya Laras menatap wajah Cantika dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

"Samain aja,kayak kamu,nanti." Jawab Cantika santai. Sang empu menarik senyuman terbaiknya,aku—kamu. Panggilan yang disukai Laras,apalagi, Cantika biasanya memakai lo—gue.

Laras menghela nafas teratur. Ia senang,bisa dekat lagi dengan sang Kakak.
"Oke! Anyway,gimana dengan bisnis Kakak?" Tanya Laras hati-hati.

"Lancar, seperti biasanya." Cantika menjawab dengan nada santai. Ia berusaha untuk tidak emosi,karena adiknya ini terus saja berbicara. Membuat dirinya lelah,mendengar penuturan Laras.

"Hum,gitu. Oh i—"

"Kita udah sampe." Ujar Cantika memotong ucapan Laras.

Awalnya Laras merasa kesal,karena Cantika—Kakaknya memotong ucapannya. Tapi,karena ini pertama kali pergi ke toko ice cream bersama Cantika. Ia mengubur dalam-dalam rasa kesalnya itu.

DIA HARRIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang