Langit perlahan memerah,menandakan senja telah menyapa. Matahari perlahan pamit dengan bulan yang datang memberi salam.Sore itu,tujuh gadis yang kini resmi menjadi bagian dari camp demigod,memutuskan untuk berkumpul di tempat pertama kali mereka bertemu. Sebuah gazebo di tengah taman tentunya.
Setelah berehat dan bercengkrama dengan keluarga baru mereka, ketujuhnya memutuskan untuk berkumpul walau hanya sekedar bertukar cerita.
Namun, Solarhea masih tak kunjung menunjukan batang hidungnya. Entah ia lupa atau memang tak mau ikut,ia telah membuat kawan-kawannya menunggu begitu lama.
Yuri yang mulai jenuh berakhir dengan mengeluh,
"Ish! Rhea mana sih!"Awalnya,mereka memutuskan untuk memulai cerita ketika semua anggota telah datang. Namun karena si putri Apollo tak kunjung muncul dan mereka yang kelewat kepo,jadilah cerita dimulai tanpa satu anggota.
Biarlah mereka menceritakan versi singkat pada si tukang terlambat.
Sedangkan di sisi lain,si oknum yang dibicarakan sedang berlarian,melompat kesana-kemari dengan wajah bantalnya.
"Anjir anjir anjir telat!"
Solarhea mengambil asal barang-barangnya yang berhamburan di lantai. Dengan tergesa-gesa ia berlari ke kamar mandi layaknya orang yang sedang dikejar maut.
Para saudaranya hanya menatap bingung sembari geleng-geleng. Sesekali mereka merapikan barang si anak baru agar rapi dan enak dilihat.Ia sendiri merasa baru saja memejamkan matanya setelah bertegur sapa dengan para saudaranya. Namun ketika mata itu dibuka,ia melihat langit yang sudah memerah,mungkin sebentar lagi membiru. Ia pun baru teringat punya janji dengan teman-teman seperberangkatannya. Alhasil ia panik dan bergegas bersiap,walau kadang oleng karna nyawanya yang masih beterbangan kesana-kemari.
Tak lama ia selesai dengan mandinya. Bisa kita simpulkan,pasti dia mandi capung.
Ia merogoh ransel yang belum sama sekali ia sentuh saking letihnya. Lalu mencomot satu baju dan memakainya.Dengan langkah cepat ia pergi keluar,tak lupa bermapitan dahulu,
"Gue pamit Kak!""Iya hati-hati!"
•●'3)♡(ε'●•
"WOY!"
Keenam itu menoleh, mendapati seorang yang mereka tunggu akhirnya menampakan batang hidungnya. Berdiri di depan mereka dengan nafas tersengal-sengal seraya menumpu badannya dengan tangan di lutut.
"Maaf.....telathh."
"Iya gapapa."
Daeynoliya menepuk-nepuk tempat kosong diantara ia dan Emma dengan maksud agar Solarhea duduk disana. Yuri melempar botol air yang langsung ditangkap mantap olehnya.
"Kemana Lo? Lama bener," tanya Yuri setelah Rhea selesai dengan minumnya.
Melihat tatapan enam temannya yang seolah meminta penjelasan. Solarhea jadi merasa bersalah membuat kawan-kawannya menunggu. Ia menggaruk tengkuknya lalu menunjukkan cengirannya.
"Hehe..ketiduran," katanya.
Yang lain hanya her-oh ria. Berniat melanjutkan acara bertukar cerita mereka,namun terhenti kembali karena perut mereka yang berteriak meminta diisi.
Hening sejenak lalu suara gelak tawa terdengar setelahnya. Harusnya mereka malu,namun malah menganggapnya lucu.
"Laper gue, baru inget dari siang belom makan," Alora memegang perutnya.
YOU ARE READING
THE SEVEN DESTINIES
Historical Fiction"Untuknya yang terjebak dalam lingkaran takdir serta Kepadanya yang hilang dan melebur dalam keabadian." Start: 20-11-2023 End: - Warning ⚠️: • Random cast • Harsh words • Imagination • Non baku • Baku Tahap revisi.